Jumat, 03 April 2020

Gunung Matterhorn di Swiss Berikan Pesan Untuk Tetap di Rumah

Mewabahnya virus Corona terus memprihatinkan. Gunung Matterhorn memiliki pesan untuk masyarakat dalam menghadapi wabah Corona.
Seperti dilansir BBC dan Travel+Leisure, setiap malam dalam minggu ini, gunung paling terkenal di Swiss, yang terletak di Kanton Valais, Swiss, Gunung Matterhorn mengirimkan pesan untuk masyarakat tentang virus Corona yang terus mewabah. Pesan tersebut berupa sinar berwarna merah dengan tulisan-tulisan yang mendukung masyarakat untuk tetap di rumah.

Satu malam pesan yang diberikan bertuliskan "Stay at Home", keesokannya bertuliskan "Hope". Pesan-pesan ini memang sangat dibutuhkan saat kasus Corona telah melewati 15.000 di Swiss dengan 333 pasien meninggal.

Proyeksi yang ditunjukkan di Gunung Matterhorn termasuk gambar bendera Swiss dan bendera Italia. Bendera Italia juga terpilih diproyeksikan karena negara ini menderita jumlah kematian tertinggi di seluruh negara.

Swiss telah melarang pertemuan besar dan menyarankan agar tidak berpergian sejak 4 minggu lalu. Sekolah juga telah ditutup dan semua bisnis yang tidak penting ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Menurut Travel+Lesure, Swiss memang negara kaya, namun sekarang sebanyak 150.000 bisnis telah mengurangi jumlah pekerja. Negara ini juga dipaksa membatalkan beberapa acara besar, termasuk Geneva Motor Show dan Basel Watch Fair.

Selain gunung Matterhorn, seorang penjaga malam di kota Laussane membunyikan lonceng peringatan abad ke-16 saat jumlah kematian yang dikarenakan virus Corona di Swiss meningkat. Dia membunyikan lonceng baja raksasa di Katedral Laissane yang telah ada sejak tahun 1518.

Biasanya, lonceng ini dibunyikan ketika kota dalam bahaya. Sekarang, setiap jam dari pukul 10 malam sampai 2 pagi lonceng ini akan terdengar selama 3 menit penuh untuk mengingatkan orang agar tetap di rumah.

"Ada ketenangan nyata yang menyerupai peristiwa masa lalu, sebelum ada semua kebisingan lalu lintas," kata penjaga malam, Renato Haeusler kepada AFP.

"Mungkin ada satu hal terakhir yang akan membawa kita merasakan suasana abad pertengahan: mematikan lampu," tambahnya.

Di Tengah Corona, Tukang Pos Punya Cara Unik Memberi Semangat

Siapa pun bisa memberikan energi positif di tengah wabah Corona yang melanda dunia. Termasuk tukang pos di Inggris ini.

Seperti yang diberitakan Bored Panda, Jumat (3/4/2020) tukang pos ini bernama Jon Matson asal West Boldon, Inggris. Dia telah menjadi tukang pos selama 4 tahun.

Sebelum ada wabah Corona, Jon bersama rekannya selalu datang ke kantor, mengambil surat dan paket, lalu memasukannya ke dalam van. Kemudian dia akan mengantarkan surat ke rumah warga di kawasan kerjanya.

Biasanya Jon bisa berinteraksi dengan orang-orang yang dia antarkan paket ataupun surat. Namun semenjak ada Corona, rutinitasnya berubah.

Sekarang dia tidak lagi bisa datang ke kantor dan berinteraksi dengan orang-orang yang mendapatkan paket. Karena diimbau untuk menghindari kontak dengan sesama.

Dia pun merasakan kesepian. Terbesitlah dalam pikirannya cara unik untuk mengilangkan kesepiannya dan juga menghibur orang sekitarnya.

Jon pun mengganti seragam kerjanya dengan beragam kostum yang dia dapatkan dari acara amal yang dia ikuti. Setelah mendapatkan izin dari pimpinannya, dia mulai melancarkan aksinya.

Di hari pertama dia mengenakan pakai cheerleaders. Hari selanjutnya berganti lagi menjadi pakaian prajurit Yunani dan begitu selanjutnya.

Dengan kostum unik tersebut dia mengantarkan paket ke rumah-rumah. Tentu saja rumah yang didatangi Jon akan merasa gembira dan terhibur dengan aksinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar