Senin, 01 Juni 2020

Sembuh dari Corona, Bisakah Tertular Lagi? Ini 3 Fakta Imunitas Tubuh

 Beberapa pasien corona yang sembuh dikabarkan terinfeksi kembali. Salah satunya, pria berusia 70-an pertama kali dites positif corona pada 14 Februari saat berada di kapal pesiar Diamond Princess. Namun, setelah dipindahkan ke fasilitas medis di Tokyo, ia dinyatakan negatif.
Sayangnya, pada 2 Maret saat dia meninggalkan fasilitas medis, ia mulai merasa demam, sehingga akhirnya ia pergi ke rumah sakit pada 13 Maret, dan hari berikutnya dinyatakan positif corona.

Namun memangnya benar pasien corona yang sudah sembuh bisa kembali terinfeksi? Berikut penjelasannya.

Bisakah Virus Corona Kembali Menginfeksi Pasien yang Sudah Sembuh?
Dalam kasus virus corona baru, menurut Zhan Qingyuan, direktur pencegahan dan perawatan pneumonia di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, tidak berpikir antibodi pasien berkembang kuat atau tahan lama untuk mencegah mereka tidak terinfeksi kembali virus corona.

"Untuk pasien yang telah sembuh, ada kemungkinan kambuh. Antibodi akan dihasilkan, tetapi pada individu tertentu, antibodi tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama," jelasnya, dikutip dari Business Insider pada Senin (16/3/2020).

Mengapa Tes Corona Harus Dilakukan Berulang Kali?
Mengutip Forbes, para dokter dan ilmuwan menjelaskan tidak ada satu hasil tes yang benar-benar sempurna. Seseorang bisa saja dalam kondisi negatif, namun dinyatakan positif. Begitu juga sebaliknya.

Maka dari itu para dokter dan ilmuwan sepakat kalau memerlukan dua atau hingga tiga kali tes agar benar-benar mendapatkan hasil tes yang akurat.

Lalu Bagaimana agar Tidak Tertular Kembali?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), melakukan pencegahan adalah salah satu hal yang terbaik agar tak tertular.

Caranya, cuci tangan sesering mungkin. Hindari kontak dekat dengan orang sakit. Beri jarak antara kamu dan orang yang terinfeksi virus corona kurang lebih 1 hingga 2 meter.

Mulai Diberlakukan, Apa Saja Efek 'Work From Home' bagi Kesehatan?

Mewabahnya virus corona COVID-19 saat ini di Indonesia membuat masyarakat semakin khawatir. Dampaknya, banyak perusahaan yang mengalihkan pekerjanya untuk mulai bekerja di rumah atau Work From Home (WFH).
WFH ini diartikan dengan bekerja dari rumah, sehingga seseorang tidak perlu ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan dan mencegah risiko tertular virus corona.

Namun, WFH ini ternyata juga memiliki dampak dari segi positif maupun negatif. Hal ini berkaitan dengan produktivitas serta hasil dari pekerjaannya.

Psikolog klinis Tiga Generasi, Anastasia Satriyo mengatakan, dampak positif yang didapatkan dari WFH bisa mengurangi biaya transportasi dan penularan virus corona.

"Karena tujuan work from home ini adalah untuk menghindari kontak dengan banyak orang dan kerumunan," ujarnya saat dihubungi detikcom, Senin (16/3/2020).

Tapi, WFH ini juga memiliki sisi negatif. Hal ini sangat berkaitan dengan adaptasi lingkungan hingga pemasukan yang mungkin berkurang.

"Apalagi untuk mereka yang mendapatkan pemasukan dari kerja harian dan tidak punya tabungan dana darurat," imbuhnya.

Selain itu, psikolog sekaligus konselor Nuzulia Rahma Tristinarum mengatakan, ada dampak positif dan negatif lainnya yang bisa karena WFH yang berlaku sejak hari ini.


detikHealth
@detikHealth
Mempertimbangkan dari plus-minus bagi kesehatan, setuju nggak dengan kebijakan WFH (Work from Home)? Sebutkan alasannya ya.#WorkFromHome

80%Setuju
12%Tidak setuju
8%Tidak peduli
21.291 suara•Hasil akhir
130
11.21 - 16 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
232 orang memperbincangkan tentang ini

Positif
Mengurangi stres di perjalanan.
Dengan berkurangnya stres dan waktu yang lebih efisien, maka akan meningkatkan produktivitas.
Merasa menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, sehingga mengurangi stres kerja.
Mendapatkan kepuasan kerja.
Negatif
Jika dilakukan terus menerus, dapat membuat diri merasa terisolasi dari lingkungan sosial.
Merasa kesepian.
Kehilangan motivasi kerja.
Stres karena tidak bisa lepas dari tuntutan kerja dalam kehidupan pribadinya.
Jadi, work from home lebih menguntungkan atau merugikan bagi kesehatan? Bagikan pendapat di komentar ya.
https://cinemamovie28.com/star/chris-walters/

Donald Trump Ketahuan Mau 'Bajak' Peneliti Vaksin Corona dari Jerman

Ramai dibicarakan soal Donald Trump yang ingin 'bajak' peneliti vaksin Jerman. Bahkan di media sosial tak sedikit yang menjadikan hal ini ke dalam sebuah 'meme'.
Mengutip NBC News, Berlin dilaporkan tengah berusaha menghentikan Washington yang sedang membujuk sebuah perusahaan di Jerman. Perusahaan tersebut diketahui sedang meneliti vaksin untuk virus corona COVID-19.

Namun pihak AS bersikeras untuk memindahkan penelitian tersebut ke negaranya. Pihaknya mendorong politisi Jerman untuk bersikeras bahwa tidak ada negara yang seharusnya memonopoli vaksin.

Pemerintah Jerman mengatakan pada Reuters, kalau pemerintah AS sedang mencari cara bagaimana mendapatkan akses vaksin yang sedang dikembangkan oleh perusahaan Jerman, yaitu CureVac.

Sebelumnya, surat kabar Welt am Sonntag Jerman melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menawarkan sejumlah dana untuk memikat CureVac mengalihkan penelitian soal vaksinnya ke pihak Amerika Serikat. Namun pemerintah Jerman membuat penawaran balasan untuk membuat CureVac tetap tinggal.

"Pemerintah Jerman sangat tertarik untuk memastikan bahwa vaksin dan zat aktif melawan virus corona baru juga dikembangkan di Jerman dan Eropa," kata seorang juru bicara Kementerian Kesehatan, membenarkan kutipan di surat kabar itu.

"Dalam hal ini, pemerintah melakukan pertukaran intensif dengan perusahaan CureVac," tambahnya.

Sembuh dari Corona, Bisakah Tertular Lagi? Ini 3 Fakta Imunitas Tubuh

 Beberapa pasien corona yang sembuh dikabarkan terinfeksi kembali. Salah satunya, pria berusia 70-an pertama kali dites positif corona pada 14 Februari saat berada di kapal pesiar Diamond Princess. Namun, setelah dipindahkan ke fasilitas medis di Tokyo, ia dinyatakan negatif.
Sayangnya, pada 2 Maret saat dia meninggalkan fasilitas medis, ia mulai merasa demam, sehingga akhirnya ia pergi ke rumah sakit pada 13 Maret, dan hari berikutnya dinyatakan positif corona.

Namun memangnya benar pasien corona yang sudah sembuh bisa kembali terinfeksi? Berikut penjelasannya.

Bisakah Virus Corona Kembali Menginfeksi Pasien yang Sudah Sembuh?
Dalam kasus virus corona baru, menurut Zhan Qingyuan, direktur pencegahan dan perawatan pneumonia di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, tidak berpikir antibodi pasien berkembang kuat atau tahan lama untuk mencegah mereka tidak terinfeksi kembali virus corona.

"Untuk pasien yang telah sembuh, ada kemungkinan kambuh. Antibodi akan dihasilkan, tetapi pada individu tertentu, antibodi tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama," jelasnya, dikutip dari Business Insider pada Senin (16/3/2020).

Mengapa Tes Corona Harus Dilakukan Berulang Kali?
Mengutip Forbes, para dokter dan ilmuwan menjelaskan tidak ada satu hasil tes yang benar-benar sempurna. Seseorang bisa saja dalam kondisi negatif, namun dinyatakan positif. Begitu juga sebaliknya.

Maka dari itu para dokter dan ilmuwan sepakat kalau memerlukan dua atau hingga tiga kali tes agar benar-benar mendapatkan hasil tes yang akurat.

Lalu Bagaimana agar Tidak Tertular Kembali?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), melakukan pencegahan adalah salah satu hal yang terbaik agar tak tertular.

Caranya, cuci tangan sesering mungkin. Hindari kontak dekat dengan orang sakit. Beri jarak antara kamu dan orang yang terinfeksi virus corona kurang lebih 1 hingga 2 meter.
https://cinemamovie28.com/star/linda-cardellini/