Ramai dibicarakan soal Donald Trump yang ingin 'bajak' peneliti vaksin Jerman. Bahkan di media sosial tak sedikit yang menjadikan hal ini ke dalam sebuah 'meme'.
Mengutip NBC News, Berlin dilaporkan tengah berusaha menghentikan Washington yang sedang membujuk sebuah perusahaan di Jerman. Perusahaan tersebut diketahui sedang meneliti vaksin untuk virus corona COVID-19.
Namun pihak AS bersikeras untuk memindahkan penelitian tersebut ke negaranya. Pihaknya mendorong politisi Jerman untuk bersikeras bahwa tidak ada negara yang seharusnya memonopoli vaksin.
Pemerintah Jerman mengatakan pada Reuters, kalau pemerintah AS sedang mencari cara bagaimana mendapatkan akses vaksin yang sedang dikembangkan oleh perusahaan Jerman, yaitu CureVac.
Sebelumnya, surat kabar Welt am Sonntag Jerman melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menawarkan sejumlah dana untuk memikat CureVac mengalihkan penelitian soal vaksinnya ke pihak Amerika Serikat. Namun pemerintah Jerman membuat penawaran balasan untuk membuat CureVac tetap tinggal.
"Pemerintah Jerman sangat tertarik untuk memastikan bahwa vaksin dan zat aktif melawan virus corona baru juga dikembangkan di Jerman dan Eropa," kata seorang juru bicara Kementerian Kesehatan, membenarkan kutipan di surat kabar itu.
"Dalam hal ini, pemerintah melakukan pertukaran intensif dengan perusahaan CureVac," tambahnya.
Sembuh dari Corona, Bisakah Tertular Lagi? Ini 3 Fakta Imunitas Tubuh
Beberapa pasien corona yang sembuh dikabarkan terinfeksi kembali. Salah satunya, pria berusia 70-an pertama kali dites positif corona pada 14 Februari saat berada di kapal pesiar Diamond Princess. Namun, setelah dipindahkan ke fasilitas medis di Tokyo, ia dinyatakan negatif.
Sayangnya, pada 2 Maret saat dia meninggalkan fasilitas medis, ia mulai merasa demam, sehingga akhirnya ia pergi ke rumah sakit pada 13 Maret, dan hari berikutnya dinyatakan positif corona.
Namun memangnya benar pasien corona yang sudah sembuh bisa kembali terinfeksi? Berikut penjelasannya.
Bisakah Virus Corona Kembali Menginfeksi Pasien yang Sudah Sembuh?
Dalam kasus virus corona baru, menurut Zhan Qingyuan, direktur pencegahan dan perawatan pneumonia di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang, tidak berpikir antibodi pasien berkembang kuat atau tahan lama untuk mencegah mereka tidak terinfeksi kembali virus corona.
"Untuk pasien yang telah sembuh, ada kemungkinan kambuh. Antibodi akan dihasilkan, tetapi pada individu tertentu, antibodi tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama," jelasnya, dikutip dari Business Insider pada Senin (16/3/2020).
Mengapa Tes Corona Harus Dilakukan Berulang Kali?
Mengutip Forbes, para dokter dan ilmuwan menjelaskan tidak ada satu hasil tes yang benar-benar sempurna. Seseorang bisa saja dalam kondisi negatif, namun dinyatakan positif. Begitu juga sebaliknya.
Maka dari itu para dokter dan ilmuwan sepakat kalau memerlukan dua atau hingga tiga kali tes agar benar-benar mendapatkan hasil tes yang akurat.
Lalu Bagaimana agar Tidak Tertular Kembali?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), melakukan pencegahan adalah salah satu hal yang terbaik agar tak tertular.
Caranya, cuci tangan sesering mungkin. Hindari kontak dekat dengan orang sakit. Beri jarak antara kamu dan orang yang terinfeksi virus corona kurang lebih 1 hingga 2 meter.
https://cinemamovie28.com/star/linda-cardellini/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar