Penyebaran virus Corona di seluruh dunia juga diikuti dengan misinformasi dan teori konspirasi. Salah satunya yang menargetkan pendiri Microsoft Bill Gates.
Beberapa waktu yang lalu, Yahoo News dan YouGov mengadakan jajak pendapat yang menemukan bahwa 44% pemilih Partai Republik di Amerika Serikat percaya bahwa Gates berencana untuk menggunakan vaksin COVID-19 berskala besar untuk menanamkan mikrochip di miliaran orang untuk melacak pergerakannya.
Sebelum berbicara di Global Vaccine Summit 2020, Gates oleh jurnalis ditanya mengenai teori konspirasi ini. Merespon pertanyaan tersebut, Gates mengaku hasil jajak pendapat tersebut mengkhawatirkan.
"Di satu sisi, ini sangat aneh, kalian hampir ingin melihatnya sebagai sesuatu yang lucu, tapi saya kira ini bukan hal yang lucu," kata Gates dikutip detikINET dari GeekWire, Jumat (5/6/2020).
"Saya tidak pernah terlibat dalam urusan mikrochip apapun. Hampir sulit membantah hal ini karena ini sangat bodoh atau aneh bahkan mengulangnya hampir memberikan teori ini kredibilitas," sambungnya.
Gates mengatakan penting bagi otoritas untuk memiliki data kesehatan tentang vaksin, misalnya vaksin campak, untuk meminimalisir tingkat kematian. Tapi menurutnya tidak ada chip atau apapun yang berhubungan dengan vaksin.
Dengan beredarnya teori konspirasi ini, Gates mengatakan pendanaan untuk vaksin virus Corona di seluruh dunia tidak terdampak. Tapi ia khawatir jika teori ini membuat orang-orang tidak ingin mendapatkan vaksin virus Corona di masa depan.
"Misinformasi ini bisa mengganjal kita dalam beberapa waktu ke depan, tapi saya tidak ingin mengatakan bahwa ini merugikan kita saat ini," jelasnya.
Dalam acara Global Vaccine Summit 2020, Gates mengumumkan bahwa yayasan amalnya, Bill & Melinda Gates Foundation akan menyumbangkan USD 1,6 miliar untuk aliansi Gavi selama lima tahun ke depan. Selain itu khusus untuk pengembangan vaksin virus Corona mereka menyumbangkan dana tambahan sebesar USD 100 juta.
Mengenal Google Suite atau G Suite: Fasilitas Hingga Harganya
Google Suite atau G Suite merupakan salah satu tools yang dibuat oleh Google untuk memudahkan pekerjaan dalam suatu perusahaan. Paket tersebut terdiri dari berbagai aplikasi, seperti Gmail, Google Drive, hingga Hangouts video.
Selain untuk membantu pekerjaan, G Suite bisa digunakan untuk proses belajar dan mengajar dengan Google Suite for Education. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh, misalnya mengajak peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif.
Nah, aplikasi ini bisa didownload di Play Store maupun App Store secara gratis. Sedangkan, biaya langganannya berbeda tergantung jenis paket yang dipilih.
Berikut fungsi hingga harga Google Suite:
1. Fasilitas
G Suite menyediakan berbagai fasilitas guna menunjang pekerjaan seseorang. Adapun fasilitas tersebut adalah Gmail, Meet (konferensi video dan suara), chat (kirim pesan dengan tim), kalender, Drive (penyimpanan cloud tidak terbatas), dokumen, spreadsheet, slide, formulir, sites, keep (catatan bersama), Currents, Apps Script, dan Cloud Search.
Selain itu, terdapat juga keamanan dan pengelolaan yang diberikan. Adapun dukungan tersebut diberikan dalam waktu 24/7 berupa admin kontrol keamanan dan administrasi, Vault untuk simpan, arsipkan dan menelusuri data, dan terakhir pengelolaan endpoint berupa kelola inventaris perangkat seluler jarak jauh.
2. Cara Daftar
Bila tertarik untuk mencoba G Suite dan berbagai fasilitasnya, mulai lah dengan mendaftar terlebih dahulu di alamat https://gsuite.google.com/signup/business. Kemudian isi data yang diperlukan dan buat alamat domain yang diinginkan.
Nantinya, pengguna dapat memiliki email dengan nama perusahaan di belakangnya. Ikuti langkah-langkahnya, seperti lengkapi informasi mengenai bisnis, seperti alamat, kota, dan provinsi hingga selesai.
3. Harga
Harga G Suite dipatok berbeda-beda mulai dari paket Enterprise US$ 25 per bulan, paket Bisnis US$ 9.6 per pulan, dan paket Basic US$ 4.20. Pembelian bisa dilakukan dengan kartu kredit maupun debit.
Selamat mencoba Google Suite!
http://cinemamovie28.com/taste-of-love/