Jumat, 04 September 2020

Benarkah Ada Bullying dan Senioritas di Kalangan Dokter?

 Meninggalnya seorang calon dokter spesialis di Surabaya tengah jadi perbincangan. Mendiang adalah mahasiswa kedokteran yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Isu yang beredar di media sosial mengabarkan AB meninggal dunia karena korban bullying. Benarkah ada kasus bullying dan senioritas di kalangan dokter?

Spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA, mengatakan bullying mungkin saja terjadi, dan memang tidak perlu tutup mata terhadap kondisi tersebut. Namun bukan berarti hal itu bisa dibenarkan.

"Sebagai dokter, bukan hanya soal kepandaian ilmu pengetahuan, namun lebih dari itu juga moral dan akhlaknya harus dijaga karena di situlah menurut saya makna sebenarnya seorang dokter," ungkap dr Vito saat dihubungi detikcom Kamis (3/9/2020).

Lebih lanjut, dr Vito berpesan jika ada yang mengalami kasus serupa agar segera dibicarakan. Jangan membiarkan masalah tersebut kemudian berlarut-larut.

"Pesan saya kepada rekan rekan sejawat dokter yang akan mendaftar atau sedang menjalani PPDS, Anda adalah dokter yang sudah disumpah, kakak senior dan adik tingkat diperlakukan selayaknya saudara sesuai sumpah kedokteran," sebutnya.

"Lingkungan PPDS adalah lingkungan yang seharusnya ilmiah, bermoral dan berakhlak tinggi. Apabila ada yang tidak selayaknya dilakukan oleh seseorang, kita bisa menilai dengan nurani kita segera bicarakan dengan senior atau guru yang Anda percaya," lanjutnya.

Menurut dr Vito, para pembuat aturan terkait PPDS juga perlu memastikan hak-hak dari para mahasiswa kedokteran. dr Vito menegaskan pengalaman yang ia jalani di masa residen (calon dokter spesialis) memang tidak mudah. Tetapi dr Vito mengakui masa residennya terbantu dengan para senior yang mendukungnya.

"Kepada pembuat kebijakan terkait PPDS agar lebih memperhatikan hak-hak tenaga kesehatan dokter residen, seiring dengan kewajiban yang diembannya," pungkasnya.

Sementara, praktisi kedokteran olahraga dr Andhika Raspati, SpKO juga tak membantah rumor tentang adanya bullying di kalangan dokter yang dilakukan oknum senior. Namun menurut dokter spesialis olahraga tersebut, hal itu tidak bisa disama-ratakan.

"Sudah ada dari dulu sebelumnya. Nggak semua spesialis, nggak semua center itu ada. Karena aku pribadi alhamdulillah aku waktu sekolah dulu tidak mengalami pembullyan atau penindasan oleh senior," ungkapnya saat dihubungi detikcom Kamis (3/9/2020).

Dampak bullying yang dimaksud pun beragam. Beberapa junior mungkin merasa jadi lebih punya banyak pengalaman, misalnya ketika 'dikerjain' untuk lebih banyak jaga di IGD. Namun ketika bullying itu tidak berhubungan dengan proses belajar, maka akan ada banyak dampak negatif yang muncul.

Model Ini Diancam Diperkosa Setelah Ungkap Pesan Nakal dari Pria Hidung Belang

Model bernama Paige Woolen memiliki tubuh seksi. Wanita asal California, Amerika Serikat itu pun tidak segan membagikan konten seksi di Instagramnya yang 172 ribu itu.

Kebanyakan followers adalah pria, tak sedikit pria yang menggodanya lewat pesan di Instagram (DM). Mulai dari menggoda dengan memberikan pujian, hingga menawarkan bayaran ke Paige untuk tidur bersama si pria hidung belang.

Paige pun punya cara sendiri menanggapi aksi pria-pria yang genit terhadapnya. Dia memiliki akun Instagram lain dan mengungkap isi DM Instagram yang kerap ia terima.

Ada sejumlah pria yang ternyata tidak suka dengan cara model 28 tahun itu. Paige pun mendapatkan ancaman akan diperkosa. Dalam sebuah screenshot, Paige memperlihatkan isi ancaman tersebut.

"I'm gonna find you and rape you." tulis si pria yang mengancam di DM Instagram.

Menerima pesan yang berisi ancaman tersebut cukup membuat Paige takut. Seketika Paige merasa lemah, dan sangat syok.

"Aku awalnya merasa tidak berdaya dan sangat sendirian. Aku syok menjalar ke seluruh tubuh. Aku mulai menginvestigasi seperti apa orang yang berpikir seperti itu, dan menulis pesan itu," ucap Paige, seperti dikutip dari Daily Star.

Paige menuturkan bahwa pria yang mengancamnya terlihat seperti pria baik-baik. Dari foto-fotonya, dia tampak banyak tersenyum dan dikelilingi oleh teman, keluarga dan anak-anak.

"Tapi yang lebih mengejutkan dia bekerja di perusahaan fashion," ucap Paige.

"Dia tidak tinggal di negaraku jadi aku merasa agak tenang, tapi tetap saja di lubuk hati terdalam aku merasa sedih dengan wanita yang bekerja dengannya," tambahnya.
https://kamumovie28.com/phantom-of-the-theatre/

5 Posisi Ideal untuk Morning Sex Saat Sedang Males Ribet

 Padatnya aktivitas seharian membuat pasangan terlewat melakukan bercinta pada malam hari. Akhirnya, morning sex menjadi pilihan. Selain itu, morning sex dipercaya dapat meningkatkan energi dan meningkatkan keintiman.
Sayangnya, bagi sebagian pasangan morning sex bukanlah hal yang mudah dilakukan karena waktu yang cenderung sempit dan perasaan malas akibat masih ngantuk. Tetapi, bukan berarti tidak dapat mencobanya.

Berikut 5 posisi yang bisa dicoba saat malas melakukan morning sex, seperti dikutip dari She Knows:

1. Lizard
Mulailah posisi ini seperti melakukan Cowgirl. Lalu, biarkan kaki terentang di kedua sisi pasangan. Dengan begitu, Anda bisa sambil memeluk hingga mencium pasangan.

2. Plain
Tidak ada salahnya mencoba posisi plain karena tak kalah seru. Mulailah dengan berbaring, lalu ajak pasangan untuk naik ke atas tubuh Anda dengan kaki mengangkang. Kemudian, satu sama lain dapat menekuk kaki sampai merasa nyaman, sehingga penetrasi dapat dilakukan.

3. Tamer
Tamer dikenal sebagai posisi pemanasan yang baik dilakukan saat pagi hari. Mulai dengan berbaring miring, kemudian ajak pasangan untuk melakukan penetrasi dari belakang. Setelah merasa nyaman, pasangan dapat menggunakan tangannya untuk memainkan G-spot.

4. Horizon
Posisi ini dianggap seperti 69 versi malas. Dilakukan dengan berbaring miring menghadap pasangan. Pastikan kepala mereka menghadap bagian bawah dan kepala Anda menghadap bagian bawah mereka. Sehingga, posisi ini dapat melakukan seks oral tanpa perlu mengangkat kepala.

5. Thirst
Thirst merupakan salah satu alternatif saat malas melakukan bercinta. Untuk mencobanya, berbaring miring menghadap pasangan. Kemudian, berpelukan dan mintalah pasangan untuk menyelipkan satu kaki di antara kaki Anda. Sehingga, penetrasi dapat dilakukan. Pada posisi ini Anda dapat mencium, memeluk dan membelai pasangan.

Benarkah Ada Bullying dan Senioritas di Kalangan Dokter?

 Meninggalnya seorang calon dokter spesialis di Surabaya tengah jadi perbincangan. Mendiang adalah mahasiswa kedokteran yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Isu yang beredar di media sosial mengabarkan AB meninggal dunia karena korban bullying. Benarkah ada kasus bullying dan senioritas di kalangan dokter?

Spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA, mengatakan bullying mungkin saja terjadi, dan memang tidak perlu tutup mata terhadap kondisi tersebut. Namun bukan berarti hal itu bisa dibenarkan.

"Sebagai dokter, bukan hanya soal kepandaian ilmu pengetahuan, namun lebih dari itu juga moral dan akhlaknya harus dijaga karena di situlah menurut saya makna sebenarnya seorang dokter," ungkap dr Vito saat dihubungi detikcom Kamis (3/9/2020).

Lebih lanjut, dr Vito berpesan jika ada yang mengalami kasus serupa agar segera dibicarakan. Jangan membiarkan masalah tersebut kemudian berlarut-larut.

"Pesan saya kepada rekan rekan sejawat dokter yang akan mendaftar atau sedang menjalani PPDS, Anda adalah dokter yang sudah disumpah, kakak senior dan adik tingkat diperlakukan selayaknya saudara sesuai sumpah kedokteran," sebutnya.

"Lingkungan PPDS adalah lingkungan yang seharusnya ilmiah, bermoral dan berakhlak tinggi. Apabila ada yang tidak selayaknya dilakukan oleh seseorang, kita bisa menilai dengan nurani kita segera bicarakan dengan senior atau guru yang Anda percaya," lanjutnya.

Menurut dr Vito, para pembuat aturan terkait PPDS juga perlu memastikan hak-hak dari para mahasiswa kedokteran. dr Vito menegaskan pengalaman yang ia jalani di masa residen (calon dokter spesialis) memang tidak mudah. Tetapi dr Vito mengakui masa residennya terbantu dengan para senior yang mendukungnya.

"Kepada pembuat kebijakan terkait PPDS agar lebih memperhatikan hak-hak tenaga kesehatan dokter residen, seiring dengan kewajiban yang diembannya," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/lazer-team/