Padatnya aktivitas seharian membuat pasangan terlewat melakukan bercinta pada malam hari. Akhirnya, morning sex menjadi pilihan. Selain itu, morning sex dipercaya dapat meningkatkan energi dan meningkatkan keintiman.
Sayangnya, bagi sebagian pasangan morning sex bukanlah hal yang mudah dilakukan karena waktu yang cenderung sempit dan perasaan malas akibat masih ngantuk. Tetapi, bukan berarti tidak dapat mencobanya.
Berikut 5 posisi yang bisa dicoba saat malas melakukan morning sex, seperti dikutip dari She Knows:
1. Lizard
Mulailah posisi ini seperti melakukan Cowgirl. Lalu, biarkan kaki terentang di kedua sisi pasangan. Dengan begitu, Anda bisa sambil memeluk hingga mencium pasangan.
2. Plain
Tidak ada salahnya mencoba posisi plain karena tak kalah seru. Mulailah dengan berbaring, lalu ajak pasangan untuk naik ke atas tubuh Anda dengan kaki mengangkang. Kemudian, satu sama lain dapat menekuk kaki sampai merasa nyaman, sehingga penetrasi dapat dilakukan.
3. Tamer
Tamer dikenal sebagai posisi pemanasan yang baik dilakukan saat pagi hari. Mulai dengan berbaring miring, kemudian ajak pasangan untuk melakukan penetrasi dari belakang. Setelah merasa nyaman, pasangan dapat menggunakan tangannya untuk memainkan G-spot.
4. Horizon
Posisi ini dianggap seperti 69 versi malas. Dilakukan dengan berbaring miring menghadap pasangan. Pastikan kepala mereka menghadap bagian bawah dan kepala Anda menghadap bagian bawah mereka. Sehingga, posisi ini dapat melakukan seks oral tanpa perlu mengangkat kepala.
5. Thirst
Thirst merupakan salah satu alternatif saat malas melakukan bercinta. Untuk mencobanya, berbaring miring menghadap pasangan. Kemudian, berpelukan dan mintalah pasangan untuk menyelipkan satu kaki di antara kaki Anda. Sehingga, penetrasi dapat dilakukan. Pada posisi ini Anda dapat mencium, memeluk dan membelai pasangan.
Benarkah Ada Bullying dan Senioritas di Kalangan Dokter?
 Meninggalnya seorang calon dokter spesialis di Surabaya tengah jadi perbincangan. Mendiang adalah mahasiswa kedokteran yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Isu yang beredar di media sosial mengabarkan AB meninggal dunia karena korban bullying. Benarkah ada kasus bullying dan senioritas di kalangan dokter?
Spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA, mengatakan bullying mungkin saja terjadi, dan memang tidak perlu tutup mata terhadap kondisi tersebut. Namun bukan berarti hal itu bisa dibenarkan.
"Sebagai dokter, bukan hanya soal kepandaian ilmu pengetahuan, namun lebih dari itu juga moral dan akhlaknya harus dijaga karena di situlah menurut saya makna sebenarnya seorang dokter," ungkap dr Vito saat dihubungi detikcom Kamis (3/9/2020).
Lebih lanjut, dr Vito berpesan jika ada yang mengalami kasus serupa agar segera dibicarakan. Jangan membiarkan masalah tersebut kemudian berlarut-larut.
"Pesan saya kepada rekan rekan sejawat dokter yang akan mendaftar atau sedang menjalani PPDS, Anda adalah dokter yang sudah disumpah, kakak senior dan adik tingkat diperlakukan selayaknya saudara sesuai sumpah kedokteran," sebutnya.
"Lingkungan PPDS adalah lingkungan yang seharusnya ilmiah, bermoral dan berakhlak tinggi. Apabila ada yang tidak selayaknya dilakukan oleh seseorang, kita bisa menilai dengan nurani kita segera bicarakan dengan senior atau guru yang Anda percaya," lanjutnya.
Menurut dr Vito, para pembuat aturan terkait PPDS juga perlu memastikan hak-hak dari para mahasiswa kedokteran. dr Vito menegaskan pengalaman yang ia jalani di masa residen (calon dokter spesialis) memang tidak mudah. Tetapi dr Vito mengakui masa residennya terbantu dengan para senior yang mendukungnya.
"Kepada pembuat kebijakan terkait PPDS agar lebih memperhatikan hak-hak tenaga kesehatan dokter residen, seiring dengan kewajiban yang diembannya," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/lazer-team/
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar