- Lebih dari 300 warga Brasil memprotes rencana Gubernur San Paulo João Doria untuk imunisasi wajib vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan asal China, Sinovac.
Di São Paulo, vaksin Sinovac sedang diuji sebagai bagian dari uji klinis fase III dengan dukungan dari pemerintah San Paulo. Doria juga sebelumnya berencana mewajibkan imunisasi COVID-19 begitu vaksin tersedia.
Dikutip dari Reuters, kementerian kesehatan Brasil bulan lalu mengumumkan akan membeli 46 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac. Tetapi sehari kemudian, Presiden Jair Bolsonaro mengatakan bahwa Brasil tidak akan membeli vaksin tersebut.
Para pengunjuk rasa di São Paulo melakukan unjuk rasa untuk mendukung Bolsonaro, dengan satu demonstran memegang tanda bertuliskan "Kami bukan kelinci percobaan" dan satu lagi dengan topeng bertuliskan "tidak ada vaksin". Banyak dari pengunjuk rasa juga terlihat tidak memakai masker.
"Kami menentang duta besar China yang otoriter, João Doria, yang sekarang akan mewajibkan vaksin. Itu bertentangan dengan keinginan kami," kata pengunjuk rasa Andre Petros.
https://nonton08.com/seven-pounds-2008/
Pesan Bos WHO Saat Jalani Karantina Mandiri Terkait COVID-19
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, jalani karantina mandiri setelah kontak dekat dengan seseorang yang dinyatakan positif COVID-19. Kabar ini ia sampaikan melalui akun media sosial pribadinya.
Dalam cuitan tersebut, Tedros mengatakan ia dalam keadaan sehat tanpa gejala namun tetap menjalani karantina mandiri selama beberapa hari. Tedros mengatakan dia akan menerapkan protokol kesehatan dan bekerja dari rumah.
"Sangat penting bagi kita semua untuk mematuhi protokol kesehatan. Beginilah cara kita memutus rantai penularan #COVID19, menekan penyebaran virus dan melindungi sistem kesehatan," tulis Tedros seperti yang dilihat detikcom, Senin (2/11/2020).
Ia juga meminta kepada para sejawatnya di WHO supaya tetap terus bekerja sama dengan rekan-rekan mereka di seluruh dunia untuk melindungi masyarakat dari ancaman penularan COVID-19.
WHO selama ini tak berhenti memperingatkan sejumlah negara terkait kekhawatiran akan terjadinya lonjakan kasus. Saat ini jumlah kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 1,2 juta orang.
"Beberapa bulan ke depan akan menjadi sangat sulit bagi beberapa negara yang menempuh jalur yang salah," kata Tedros dalam konferensi pers 23 Oktober lalu dikutip dari CNN.
Ini 10 Negara dengan Kasus Corona Tertinggi di Dunia, Indonesia Termasuk?
Kasus penularan virus Corona COVID-19 di dunia masih belum menunjukkan penurunan angka infeksi. Total hingga pagi ini, virus Corona sudah menginfeksi lebih dari 48 juta jiwa di dunia, 1 juta di antaranya meninggal, dan sembuh 33 juta jiwa.
Beberapa negara di dunia termasuk yang paling terdampak pandemi COVID-19. Seperti Amerika Serikat (AS), yang mencatat 9 juta kasus Corona. Dikutip dari laman Worldometers, hingga hari ini, Senin (2/11/2020) Amerika Serikat mencatat ada 9.472.706 kasus Corona.
Indonesia sendiri berada di urutan ke 19 dengan kasus Corona tertinggi di dunia, yang mencatat ada 412,784 kasus positif, 13,943 di antaranya meninggal dunia, dan 341,942 sembuh. Senin (2/11/2020).
Berikut daftar 10 negara dengan kasus Corona tertinggi di dunia, dikutip dari Worldometers, Senin (2/11/2020).
1. Amerika
Total kasus: 9.472.706
Meninggal: 236.469
Sembuh: 6.096.657
2. India
Total kasus: 8.229.322
Meninggal: 122.642
Sembuh: 7.542.905
3. Brasil
Total kasus: 5.545.705
Meninggal: 160.074
Sembuh: 4.980.942
4. Rusia
Total kasus: 1.636.781
Meninggal: 28.235
Sembuh: 1.225.673
5. Prancis
Total kasus: 1.413.915
Meninggal: 37.019
Sembuh: 118.227
6. Spanyol
Total kasus: 1.264.517
Meninggal: 35.878
7. Argentina
Total kasus: 1.173.533
Meninggal: 31.140
Sembuh: 985.316
8. Kolombia
Total kasus: 1.083.321
Meninggal: 31.515
Sembuh: 977.804
9. Inggris
Total kasus: 1.034.914
Meninggal: 46.717
10. Meksiko
Total kasus: 924.962
Meninggal: 91.753
Sembuh: 677.659