Rabu, 11 November 2020

Menkes Terawan Diundang WHO, Benarkah karena Sukses Tangani Pandemi?

 Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto diundang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk berbagi pengalaman bagaimana Indonesia menghadapi pandemi COVID-19. Lewat surat undangan, WHO meminta Menkes Terawan memaparkan tinjauan intra-tindakan atau Intra-Action Review (IAR) untuk peningkatan respon pandemi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Oscar Primadi, mengklaim undangan tersebut sebagai apresiasi terhadap keberhasilan Indonesia di dunia kesehatan.


"Tentunya ini merupakan kesempatan baik, Indonesia sudah dipandang berhasil dalam mengendalikan pandemi COVID-19 ini dan WHO secara khusus mengundang bapak Menteri Kesehatan, bersama dirjen WHO Tedros untuk sharing dan memberikan informasi bagaimana Indonesia mampu mengendalikan pandemi ini dengan baik," kata Oscar seperti dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, Jumat (6/11/2020).


Menkes Terawan direncanakan akan 'sepanggung' bersama para menteri kesehatan dari Afrika Selatan, Thailand, dan Uzbekistan.


Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, menjelaskan IAR adalah perencanaan kegiatan dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Pertemuan tersebut biasanya akan membahas apa saja yang sudah dilakukan oleh negara-negara terkait respons pandemi COVID-19.


"Jadi Indonesia membuat rencananya, lalu direview oleh WHO. Kemudian, dilihat ada yang bertentangan atau tidak dengan rencana yang dilakukan negara-negara lain," jelas Miko saat dihubungi detikcom.


IAR sendiri bukan merupakan ukuran keberhasilan penanganan pandemi. Sukses atau tidak dalam pelaksanaannya, IAR tetap akan dilaporkan ke WHO.


Hingga hari Kamis (5/11/2020), Satgas Penanganan COVID-19 menyebut Indonesia memiliki 54.306 kasus aktif COVID-19 atau sekitar 12,75 persen dari total kasus terkonfirmasi. Tingkat kasus aktif itu disebut lebih rendah dari rata-rata dunia yang berada di angka 25,8 persen.


Namun demikian tingkat kematian pasienCOVID-19 di Indonesia juga masih terbilang tinggi yaitu 3,4 persen dari total kasus terkonfirmasi. Sementara rata-rata tingkat kematian pasienCOVID-19 di dunia adalah 2,5 persen.

https://nonton08.com/movies/is-that-a-gun-in-your-pocket/


Kata WHO soal Mutasi Corona dari Cerpelai Berisiko Menular Antarmanusia


Baru-baru ini Denmark menemukan mutasi Corona baru dari cerpelai dan disebut berisiko menular antarmanusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebut ada risiko penularan virus dari cerpelai ke manusia, dan antarmanusia.

"Cerpelai tampaknya rentan terhadap virus SARS-CoV-2 baru dan 'reservoir yang baik' untuk penyakit tersebut, dengan strain yang bermutasi telah menyebabkan infeksi pada belasan orang di Denmark," sebut pejabat Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Kamis, dikutip dari Reuters.


Maka dari itu, Denmark berencana untuk memusnahkan seluruh populasi cerpelai dan memberlakukan lockdown baru secara ketat di bagian utara negara Denmark. Hal ini semata-mata untuk mencegah virus Corona yang bermutasi terus menyebar pada hewan dan manusia.


"Jadi tentu saja ada risiko bahwa populasi cerpelai ini dapat berkontribusi dalam beberapa cara untuk penularan virus dari cerpelai ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia," ujar Catherine Smallwood, seorang senior emergency officer di WHO's European office in Copenhagen, dalam sebuah acara media sosial.


Meskipun penelitian terhadap varian spesifik virus ini signifikan, dia mengatakan itu 'sangat normal' untuk virus berubah secara genetik dari waktu ke waktu.


"Kami melacak (perubahan) ini dengan sangat hati-hati dan itulah mengapa kami sangat tertarik dengan informasi khusus ini," katanya, seraya menambahkan bahwa itu tidak boleh mengubah cara pemerintah dan otoritas di seluruh dunia mencoba mengendalikan pandemi.


"Denmark menunjukkan tekad dan keberanian dalam menghadapi keputusan untuk memusnahkan populasi cerpelai yang terdiri dari 17 juta hewan, yang memiliki dampak ekonomi yang sangat besar," jelas Hans Kluge, direktur regional Eropa WHO.

https://nonton08.com/movies/detour/

Viral Kecoa Hidup di J.Co, Ini Bahaya yang Mengintai Jika Hinggap di Makanan

  Baru-baru ini viral netizen membagikan video yang merekam adanya kecoa di etalase J.Co. Netizen ini sempat protes namun protesnya diabaikan meskipun kecoa masih berkeliaran dekat makanan.

Video ini diunggah dalam akun TikTok @auliarachman_29. Sang pemilik akun, Aulia menyebut beberapa kecoa ditemukan berkeliaran di area meja menyimpan makanan.


"Lagi antri beli J,Co tiba-tba liat ini dimana-mana. Literally dimana-mana! bukan cuma etalase buah aja, di tempat botol sampe ada 5. Udah bilang ke masnya tapi pas aku liat masih ada aja itu kecoa deket botol-botol," tulis Aulia pada unggahan videonya.


Kecoa menjadi salah satu serangga yang bisa membawa bakteri karena sering berada di lingkungan kotor termasuk tempat sampah. Apa dampaknya jika kecoa sempat hinggap di makanan yang akan kita konsumsi?


Dikutip dari Healthline, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), menyebut kecoa membawa bakteri, dapat menyebabkan salmonella, staphylococcus, dan streptococcus.


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jika kecoa hinggap di makanan, ada beberapa penyakit yang bisa timbul. Seperti gangguan pada usus, disentri, diare, kolera, bahkan demam tifoid. Kecoa akan memuntahkan air liur dan cairan pencernaan di atasnya yang menyimpan kuman dan bakteri dari usus mereka.


Agar makanan tidak mudah dihinggapi kecoa, berikut tips yang perlu kamu tahu.


- Rutin membuang seluruh isi tempat sampah.


- Memastikan posisi tempat sampah luar berada jauh dari rumah.


- Membersihkan bagian belakang dan bawah kompor, lemari pendingin, dan peralatan sejenisnya.


- Membersihkan seluruh area dapur dan area persiapan makanan dengan lebih teliti.


- Membersihkan tumpahan atau remahan makanan dengan teliti.


- Memastikan tidak terdapat air yang menetes karena kecoa membutuhkan air untuk bertahan hidup.


- Tidak meninggalkan sisa makanan di tempat terbuka.

https://nonton08.com/movies/chennai-express/


Menkes Terawan Diundang WHO, Benarkah karena Sukses Tangani Pandemi?


Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto diundang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk berbagi pengalaman bagaimana Indonesia menghadapi pandemi COVID-19. Lewat surat undangan, WHO meminta Menkes Terawan memaparkan tinjauan intra-tindakan atau Intra-Action Review (IAR) untuk peningkatan respon pandemi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Oscar Primadi, mengklaim undangan tersebut sebagai apresiasi terhadap keberhasilan Indonesia di dunia kesehatan.


"Tentunya ini merupakan kesempatan baik, Indonesia sudah dipandang berhasil dalam mengendalikan pandemi COVID-19 ini dan WHO secara khusus mengundang bapak Menteri Kesehatan, bersama dirjen WHO Tedros untuk sharing dan memberikan informasi bagaimana Indonesia mampu mengendalikan pandemi ini dengan baik," kata Oscar seperti dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, Jumat (6/11/2020).


Menkes Terawan direncanakan akan 'sepanggung' bersama para menteri kesehatan dari Afrika Selatan, Thailand, dan Uzbekistan.


Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, menjelaskan IAR adalah perencanaan kegiatan dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Pertemuan tersebut biasanya akan membahas apa saja yang sudah dilakukan oleh negara-negara terkait respons pandemi COVID-19.


"Jadi Indonesia membuat rencananya, lalu direview oleh WHO. Kemudian, dilihat ada yang bertentangan atau tidak dengan rencana yang dilakukan negara-negara lain," jelas Miko saat dihubungi detikcom.


IAR sendiri bukan merupakan ukuran keberhasilan penanganan pandemi. Sukses atau tidak dalam pelaksanaannya, IAR tetap akan dilaporkan ke WHO.


Hingga hari Kamis (5/11/2020), Satgas Penanganan COVID-19 menyebut Indonesia memiliki 54.306 kasus aktif COVID-19 atau sekitar 12,75 persen dari total kasus terkonfirmasi. Tingkat kasus aktif itu disebut lebih rendah dari rata-rata dunia yang berada di angka 25,8 persen.


Namun demikian tingkat kematian pasienCOVID-19 di Indonesia juga masih terbilang tinggi yaitu 3,4 persen dari total kasus terkonfirmasi. Sementara rata-rata tingkat kematian pasienCOVID-19 di dunia adalah 2,5 persen.

https://nonton08.com/movies/the-discovery/