Rabu, 18 November 2020

Mengenal Jenis Masker yang Dilarang CDC dalam Pedoman Barunya

 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) kembali memperbaharui pedomannya soal masker. Kini secara resmi CDC menyebut masker tak hanya melindungi orang lain, tetapi juga diri kita sendiri dari risiko infeksi virus Corona COVID-19.

"Semakin banyak bukti bahwa masker bekerja dalam hal menurunkan risiko bagi semua orang," kata peneliti kesehatan lingkungan Harvard Joseph Gardner Allen, Harvard TH Chan School of Public Health, dikutip dari CNN Internasional.


Sebelumnya, CDC juga pernah mengeluarkan panduan maupun imbauan tentang masker yang tidak disarankan digunakan dalam kehidupan sehari-hari saat pandemi COVID-19. Apa saja itu?


Dua jenis masker yang tidak disarankan CDC

1. Masker N95

Masker pertama yang tak disarankan CDC untuk penggunaan sehari-hari adalah masker N95. Meski masker ini efektif dalam mencegah infeksi COVID-19, tetapi masker N95 hanya diperuntukkan untuk tenaga kesehatan.


"Jangan membeli masker N95 untuk penggunaan pribadi Anda," tegas CDC.


Dalam penggunaannya, masker N95 harus dipasang sesuai dengan bentuk wajah seseorang. Sementara masyarakat biasa kemungkinan tidak memiliki kemampuan itu, sehingga dikhawatirkan penggunaan masker ini menjadi tidak efektif.


"Selain itu, masker N95 harus dipasang agar sesuai kontur unik wajah setiap dokter atau perawat. Anda dan orang yang Anda cintai tidak memiliki akses ke keahlian ahli semacam itu," ujar CDC.


Selain itu, kini juga banyak beredar masker serupa yang ternyata tak memiliki kemampuan yang sama seperti masker N95 aslinya.


"Dan terutama berhati-hatilah dengan masker yang mirip N95 yang dijual di distributor ritel besar," kata Dr Marybeth Sexton, asisten profesor kedokteran di divisi penyakit menular di Emory University di Atlanta kepada CNN baru-baru ini.


2. Masker 'exhaust'

Selanjutnya masker yang tak disarankan CDC adalah masker 'exhaust' atau yang memiliki katup. Pasalnya, masker jenis ini dinilai dapat meningkatkan risiko penyebaran COVID-19.


Jenis masker dengan katup searah seperti ini biasa digunakan di industri untuk menangkal polusi. Katupnya bisa menghalangi partikel dari luar untuk masuk ke pernapasan, tetapi memungkinkan udara dari dalam untuk keluar dengan lebih lancar.


"Masker dengan katup atau ventilasi satu arah memungkinkan udara yang dihembuskan keluar melalui lubang. Hal ini memungkinkan percikan pernapasan yang dihembuskan dapat mencapai orang lain dan berpotensi menyebarkan virus COVID-19," ucap CDC.


Selain itu, menurut ahli paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP, menggunakan masker 'exhaust' dalam kehidupan sehari-hari pada saat kondisi pandemi seperti ini bisa membahayakan orang lain.


"Kalau orang terkonfirmasi sakit COVID-19 kemudian pakai masker ini, sama saja nggak pakai masker. Dia terlindungi dari ancaman luar, tapi justru mengancam orang di luar," kata dr Erlang beberapa waktu lalu.

https://nonton08.com/movies/the-uninvited-guest-2/


12 November Hari Kesehatan Nasional 2020, Ini Tema dan Rangkaian Kegiatannya


 Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke 56 tahun 2020 dirayakan pada tanggal 12 November. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menghimbau kepada seluruh masyarakat dan tenaga kesehatan agar selalu disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah keterpaparan Covid-19.

Dikutip dalam promkes.kemkes.go.id, tema HKN tahun 2020 ini adalah tentang "Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat". Ini merupakan upaya bagaimana membangun masyarakat yang produktif dan aman Covid-19 di era adaptasi keboiasaan baru.


Tujuan dari peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-56 ini sebagai momentum untuk mewujudkan Indonesia semakin sehat dan semangat memperjuangkan ketahanan kesehatan Indonesia.


Sebagai pengingat publik, harus selalu bersama-sama menjaga kesehatan diri, keluarga dan masyarakat agar terhindar dari Covid-19 sehingga derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya terwujud dengan dukungan seluruh komponen bangsa.


Akan tetapi karena saat ini Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19 dan angka penularannya masih cukup tinggi. Hari Kesehatan Nasional diadakan agak berbeda dengan tahun sebelumnya.


Berikut rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional 2020 yang jatuh pada 12 November

1. Upacara Virtual

Menjaga protokol kesehatan, Hari Kesehatan Nasional ke-56 tahun 2020 diperingati dengan melakukan upacara secara virtual yang melibatkan seluruh peserta upacara dari UPT dan Dinkes Provinsi.


2. Bersama Mengenang Pahlawan Kesehatan

Mengheningkan cipta serempak dilaksanakan secara virtual via zoom dan YouTube streaming dengan melibatkan seluruh jajaran kesehatan mulai dari Kementerian Kesehatan, UPT Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Rumah Sakit Daerah.


Selain itu juga diadakan doa bersama dan membunyikan klakson atau sirine mobil yang dilakukan secara bersamaan di seluruh Indonesia tepat pukul 10.00 WIB tanggal 12 November 2020 setelah upacara virtual selesai.

https://nonton08.com/movies/the-uninvited-guest/

Sama-sama Diklaim 90 Persen Efektif, Ini Beda Vaksin Sputnik V dan Pfizer

 Penelitian terkait vaksin virus Corona sampai saat ini masih terus dikebut. Bahkan sampai saat ini ada beberapa nama vaksin yang sudah masuk ke uji klinis tahap akhir dan tengah diuji pada manusia untuk mengetahui efektivitasnya.

Dari beberapa kandidat, ada dua vaksin COVID-19 yang sama-sama diklaim 90 persen efektif. Kedua vaksin tersebut yaitu BNT162b2 buatan Pfizer dan Sputnik V buatan Rusia.


Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui terkait kedua vaksin tersebut yang telah dirangkum detikcom.


1. Pengembang vaksin

- BNT162b2


BNT162b2 menjadi vaksin COVID-19 pertama diklaim 90 persen efektif. Vaksin tersebut dikembangkan oleh perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat Pfizer dan BioNTech.


Efektivitas vaksin hingga 90 persen pada vaksin Pfizer ini berdasarkan analisis sementara pada 94 peserta dalam uji coba pengembangan vaksin COVID-19, memeriksa berapa banyak dari mereka yang menerima vaksin versus plasebo.


- Sputnik V


Sementara Sputnik V dari Rusia, menjadi vaksin pertama ditemukan dan dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute dan Kementerian Pertahanan Rusia. Vaksin ini juga diklaim 90 persen efektif cegah Corona.


"Dari pengamatan kami, jumlahnya juga lebih dari 90 persen. Kemunculan vaksin lain yang efektif, ini adalah kabar baik bagi semua orang," kata Oksana Drapkina, direktur lembaga penelitian di bawah kementerian kesehatan, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia.


2. Jenis vaksin

- BNT162b2


Vaksin COVID-19 BNT162b2 dari Pfizer ini berbasis teknologi messenger RNA (mRNA). Ini menggunakan gen sintetis yang lebih mudah diciptakan, sehingga bisa diproduksi lebih cepat dibandingkan dengan teknologi biasa.


BNT162b2 ini dibuat dari virus yang tidak aktif atau dilemahkan. Virus ini tidak akan menyebabkan sakit, tetapi mengajari imun untuk memberikan respon perlawanan.


- Sputnik V


Lain halnya dengan Sputnik V buatan Rusia, vaksin ini dibuat dari DNA adenovirus SARS-CoV-2. Vaksin ini menggunakan virus yang telah dilemahkan untuk mengirim sebagian kecil patogen dan menstimulasi respons imunitas.


3. Cara kerja

- BNT162b2


Cara kerja vaksin BNT162b2 ini menggunakan teknologi yang berbeda. Dengan mRNA, tubuh tidak disuntik virus mati maupun dilemahkan, melainkan disuntik kode genetik dari virus tersebut. Hasilnya, tubuh akan memproduksi protein yang merangsang respons imun.


- Sputnik V


Pada Sputnik V, Alexander Gintsburg, direktur Pusat Penelitian Nasional Gamaleya, mengatakan bahwa partikel virus Corona yang ada di dalam vaksin tidak membahayakan tubuh karena tidak bisa berkembang biak. Respons kekebalan yang didapatkan dari vaksin ini cukup untuk menangkap infeksi COVID-19.

https://nonton08.com/movies/one-piece-film-strong-world/


4. Efek samping

- BNT162b2


Terkait efek samping, dari 43.500 relawan yang mendapatkan suntikan beberapa di antaranya merasakan efek samping berupa sakit kepala dan nyeri otot. Tetapi, efek samping tersebut menghilang dengan cepat.


Adapun beberapa efek samping lainnya yang diungkapkan para relawan, seperti Glenn Deshields asal Austin, Texas yaitu pengar yang parah, rasa seperti mabuk. Sementara relawan lainnya, Carrie asal Missouri merasakan efek samping seperti sakit kepala, nyeri tubuh, sampai demam setelah mendapat suntikan pertamanya pada September lalu.


- Sputnik V


Berdasarkan jurnal yang diterbitkan di The Lancet, vaksin Sputnik V juga menyebabkan efek samping yang ringan. Setengah dari subjek peneliti mengalami demam, 42 persen mengalami sakit kepala, 28 persen merasa kelelahan, dan 24 persen lainnya mengalami nyeri sendi.


Namun, penelitian tersebut tidak menyebutkan berapa lama efek samping ini akan bertahan. Tetapi, peneliti mengatakan sebagian besar efek samping ini ringan dan tidak berlangsung lama.


5. Harga

- BNT162b2


Terkait harga, vaksin BNT162b2 ini pada bulan Juli lalu dijual pada pemerintah AS dengan perkiraan biaya $ 19,50 atau sekitar Rp 275.000 per dosis.


"Kami telah mencoba untuk mengejar pendekatan seimbang yang mengakui bahwa inovasi membutuhkan modal dan investasi sehingga kami berencana untuk memberi harga vaksin kami jauh di bawah harga pasar biasa yang mencerminkan situasi kami saat ini dan dengan tujuan untuk memastikan akses berbasis luas di sekitar dunia," kata Richardson di acara Financial Times.


"Saya berharap akan ada harga yang berbeda di wilayah tertentu di dunia," tambahnya, menolak untuk menjelaskan lebih lanjut tentang label harga yang berbeda.


- Sputnik V


Sementara untuk vaksin Rusia Sputnik V, diperkirakan harganya bisa tiga kali lebih murah dari vaksin-vaksin lain. Hal ini diungkapkan oleh Dubes Rusia Vorobieva.


"Harga final dari vaksin Sputnik V akan lebih rendah dari vaksin lainnya berdasarkan estimasi kami, seperti dua atau tiga kali lebih murah," terangnya.

https://nonton08.com/movies/the-prophecy/