Minggu, 03 Januari 2021

Minggu Pagi Pertama 2021, Sudirman Tetap Ramai Pesepeda

 Minggu pagi pertama 2021, sejumlah pesepeda tampak melintas di salah satu ruas Jl Sudirman, Jakarta Selatan. Car Free Day hingga saat ini belum diberlakukan karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar di Ibukota).

Ini menunjukkan bahwa tren bersepeda sepertinya belum pudar di awa tahun 2021. Selama pandemi, aktivitas bersepeda sempat sangat digemari sebagai alternatif berolahraga.


"Pesepeda masih ramai karena masih tren dan (kondisi jalan) lebih sepi," kata seorang petugas yang berjaga, Minggu (3/1/2021).


Pantauan detikcom pada pukul 6:15 WIB, banyak warga berolahraga di kawasan di sekitar mal fX. Banyak yang berjalan kaki dengan pakaian olahraga, tidak sedikit pula yang joging atau lari kecil.


Aktivitas bersepeda juga masih tampak mendominasi. Tampak 2 lajur di Jl Sudirman menjadi pop up bike line atau jalur sepeda non-permanen, dengan dibatasi cone berwarna oranye.


Beberapa petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan berjaga mengamankan situasi.


Anjuran olahraga di saat pandemi

Banyak pakar mengatakan, olahraga sangat penting untuk menjaga kebugaran dan imunitas tubuh. Dengan imunitas yang kuat, seseorang akan lebih terlindungi dari berbagai infeksi penyakit.


Namun terkait pandemi virus Corona, olahraga tidak serta merta diartikan bisa membuat seseorang benar-benar kebal terhadap risiko penularan. Karenanya, berbagai pencegahan seperti pakai masker, cuci tangan, menjauhi kerumunan, dan saling jaga jarak, tetap harus dilakukan saat olahraga.


Banyak bukti bahwa seseorang yang sangat bugar sekalipun tetap bisa tertular COVID-19. Sederet atlet profesional, termasuk bintang sepakbola Portugal Cristiano Ronaldo, menjadi bukti bahwa olahraga saja tidak cukup untuk mencegah Corona.


Selain itu, cara seseorang berolahraga juga menentukan imunitas yang terbentuk. Olahraga dengan volume dan intensitas terlalu berat, menurut para pakar, justru memicu kelelahan dan membuat imunitas tubuh melemah.


Lalu olahraga seperti apa yang dianjurkan? Untuk menjaga imunitas tubuh, olahraga dengan intensitas ringan-sedang dinilai lebih menguntungkan. Intensitas ringan-sedang ditandai dengan tetap bisa bicara dan bernyanyi saat melakukan aktivitas.


Karena intensitasnya ringan-sedang, olahraga seharusnya tetap nyaman dilakukan dengan pakai masker. Jika kesulitan bernapas, berarti olahraganya terlalu serius, tidak ideal dilakukan saat pandemi jika tujuannya untuk menjaga imunitas.

https://cinemamovie28.com/movies/the-ballad-of-narayama/


Sudah 'Engap' Olahraga Pakai Masker, Suntik Vaksin COVID-19 Mulai Kapan Sih?


 Jutaan dosis vaksin COVID-19 sudah tiba di Indonesia, tinggal tunggu izin untuk disuntikkan. Makin banyak yang optimistis berharap pandemi segera berakhir sehingga bisa berolahraga dengan normal lagi.

"Pengen olahraga nggak pakai masker lagi supaya lebih leluasa, soalnya engap juga kita kalo lari-lari pake masker," kata Redi (23), seorang warga Bogor, ditemui saat sedang olahraga di sekitar Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (3/1/2021).


Harapan senada juga disampaikan Wintang, seorang remaja 19 tahun. Selama pandemi COVID-19 belum teratasi, ia merasa tidak leluasa beraktivitas karena selain harus pakai masker juga harus saling menjaga jarak dengan orang sekitar.


"Harapannya pengen normal aja biar kemana-mana tuh gapake masker lagi," katanya.


Sebanyak 3 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac saat ini sudah tiba di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap, vaksinasi sudah mulai bisa dilakukan pada Januari 2021.


"Insha Allah vaksin ini sudah bisa kita distribusikan ke 34 provinsi di Indonesia untuk kita bisa mulai program vaksinasinya bagi para tenaga kesehatan kita," kata Menkes Budi dalam konferensi pers kedatangan vaksin Sinovac batch kedua di Indonesia, Kamis (31/12/2020).


Diperkirakan butuh 12 bulan lebih untuk menyelesaikan program vaksinasi. Karenanya, imbauan untuk selalu pakai masker, cuci tangan, dan saling menjaga jarak tetap harus dilakukan.

https://cinemamovie28.com/movies/heavy/


Ilmuwan Prediksi 'Disease X' Jadi Pandemi Berikutnya

 Para ilmuwan memperkirakan COVID-19 bukan pandemi terakhir yang akan dihadapi manusia. Di masa mendatang, berbagai penyakit menular yang kini disebut 'Disease X' sangat mungkin bermunculan.

Dr Kenneth Iserson, profesor emeritus dari University of Arizona, kepada The Straight Times mengungkap prediksi bahwa sejumlah penyakit menular berpotensi menjadi 'Disease X'. Disease X sendiri merupakan istilah untuk penyakit menular yang belum diketahui manusia.


"Ada kemungkinan penyakit menular tak dikenal lainnya sudah bersirkulasi dan bisa memberikan implikasi dahsyat," kata Dr Iserson, dikutip dari The Straight Times.


Respons dunia dalam menghadapi pandemi COVID-19, menurut Dr Iserson menunjukkan disparitas dan ketidakkompakan. Menurutnya, dunia 'tidak belajar banyak' dalam mempersiapkan pandemi berikutnya.


Disease X merupakan istilah yang dipakai WHO untuk menyebut berbagai patogen mematikan, termasuk SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan Ebola, yang mendapat prioritas utama dalam riset karena berpotensi menyebabkan pandemi.


COVID-19 sendiri merupakan Disease X yang menyebabkan dunia jatuh ke dalam krisis di 2020.


Presiden Public Health Foundation di India, Dr K Srinath Reddy, menyebut vaksin saja tidak cukup. Menurutnya, vaksin dan pengobatan lebih merupakan langkah reaktif dibanding preventif atau pencegahan.


"Mereka bukan jaminan perlindungan jangka panjang, Mikroba juga belajar bermutasi. Lebih penting lagi, pandemi-pandemi baru bisa mulai muncul dan menghadirkan malapetakan sebelum kita mengembangkan vaksin atau menguji obat untuk melawannya," kata Dr Srinath.


Surveilans aktif internasional, menurut Dr Iserson merupakan antisipasi terbaik yang bisa dilakukan. Ia menyebut, China, lembah Amazon, dan Afrika tengah, merupakan beberapa hotspot yang perlu diamati.

https://cinemamovie28.com/movies/beyond-the-clouds/


Minggu Pagi Pertama 2021, Sudirman Tetap Ramai Pesepeda


Minggu pagi pertama 2021, sejumlah pesepeda tampak melintas di salah satu ruas Jl Sudirman, Jakarta Selatan. Car Free Day hingga saat ini belum diberlakukan karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar di Ibukota).

Ini menunjukkan bahwa tren bersepeda sepertinya belum pudar di awa tahun 2021. Selama pandemi, aktivitas bersepeda sempat sangat digemari sebagai alternatif berolahraga.


"Pesepeda masih ramai karena masih tren dan (kondisi jalan) lebih sepi," kata seorang petugas yang berjaga, Minggu (3/1/2021).


Pantauan detikcom pada pukul 6:15 WIB, banyak warga berolahraga di kawasan di sekitar mal fX. Banyak yang berjalan kaki dengan pakaian olahraga, tidak sedikit pula yang joging atau lari kecil.


Aktivitas bersepeda juga masih tampak mendominasi. Tampak 2 lajur di Jl Sudirman menjadi pop up bike line atau jalur sepeda non-permanen, dengan dibatasi cone berwarna oranye.


Beberapa petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan berjaga mengamankan situasi.


Anjuran olahraga di saat pandemi

Banyak pakar mengatakan, olahraga sangat penting untuk menjaga kebugaran dan imunitas tubuh. Dengan imunitas yang kuat, seseorang akan lebih terlindungi dari berbagai infeksi penyakit.


Namun terkait pandemi virus Corona, olahraga tidak serta merta diartikan bisa membuat seseorang benar-benar kebal terhadap risiko penularan. Karenanya, berbagai pencegahan seperti pakai masker, cuci tangan, menjauhi kerumunan, dan saling jaga jarak, tetap harus dilakukan saat olahraga.


Banyak bukti bahwa seseorang yang sangat bugar sekalipun tetap bisa tertular COVID-19. Sederet atlet profesional, termasuk bintang sepakbola Portugal Cristiano Ronaldo, menjadi bukti bahwa olahraga saja tidak cukup untuk mencegah Corona.

https://cinemamovie28.com/movies/slumber-party-massacre-iii/