Minggu, 03 Januari 2021

Ilmuwan Prediksi 'Disease X' Jadi Pandemi Berikutnya

 Para ilmuwan memperkirakan COVID-19 bukan pandemi terakhir yang akan dihadapi manusia. Di masa mendatang, berbagai penyakit menular yang kini disebut 'Disease X' sangat mungkin bermunculan.

Dr Kenneth Iserson, profesor emeritus dari University of Arizona, kepada The Straight Times mengungkap prediksi bahwa sejumlah penyakit menular berpotensi menjadi 'Disease X'. Disease X sendiri merupakan istilah untuk penyakit menular yang belum diketahui manusia.


"Ada kemungkinan penyakit menular tak dikenal lainnya sudah bersirkulasi dan bisa memberikan implikasi dahsyat," kata Dr Iserson, dikutip dari The Straight Times.


Respons dunia dalam menghadapi pandemi COVID-19, menurut Dr Iserson menunjukkan disparitas dan ketidakkompakan. Menurutnya, dunia 'tidak belajar banyak' dalam mempersiapkan pandemi berikutnya.


Disease X merupakan istilah yang dipakai WHO untuk menyebut berbagai patogen mematikan, termasuk SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan Ebola, yang mendapat prioritas utama dalam riset karena berpotensi menyebabkan pandemi.


COVID-19 sendiri merupakan Disease X yang menyebabkan dunia jatuh ke dalam krisis di 2020.


Presiden Public Health Foundation di India, Dr K Srinath Reddy, menyebut vaksin saja tidak cukup. Menurutnya, vaksin dan pengobatan lebih merupakan langkah reaktif dibanding preventif atau pencegahan.


"Mereka bukan jaminan perlindungan jangka panjang, Mikroba juga belajar bermutasi. Lebih penting lagi, pandemi-pandemi baru bisa mulai muncul dan menghadirkan malapetakan sebelum kita mengembangkan vaksin atau menguji obat untuk melawannya," kata Dr Srinath.


Surveilans aktif internasional, menurut Dr Iserson merupakan antisipasi terbaik yang bisa dilakukan. Ia menyebut, China, lembah Amazon, dan Afrika tengah, merupakan beberapa hotspot yang perlu diamati.

https://cinemamovie28.com/movies/beyond-the-clouds/


Minggu Pagi Pertama 2021, Sudirman Tetap Ramai Pesepeda


Minggu pagi pertama 2021, sejumlah pesepeda tampak melintas di salah satu ruas Jl Sudirman, Jakarta Selatan. Car Free Day hingga saat ini belum diberlakukan karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar di Ibukota).

Ini menunjukkan bahwa tren bersepeda sepertinya belum pudar di awa tahun 2021. Selama pandemi, aktivitas bersepeda sempat sangat digemari sebagai alternatif berolahraga.


"Pesepeda masih ramai karena masih tren dan (kondisi jalan) lebih sepi," kata seorang petugas yang berjaga, Minggu (3/1/2021).


Pantauan detikcom pada pukul 6:15 WIB, banyak warga berolahraga di kawasan di sekitar mal fX. Banyak yang berjalan kaki dengan pakaian olahraga, tidak sedikit pula yang joging atau lari kecil.


Aktivitas bersepeda juga masih tampak mendominasi. Tampak 2 lajur di Jl Sudirman menjadi pop up bike line atau jalur sepeda non-permanen, dengan dibatasi cone berwarna oranye.


Beberapa petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan berjaga mengamankan situasi.


Anjuran olahraga di saat pandemi

Banyak pakar mengatakan, olahraga sangat penting untuk menjaga kebugaran dan imunitas tubuh. Dengan imunitas yang kuat, seseorang akan lebih terlindungi dari berbagai infeksi penyakit.


Namun terkait pandemi virus Corona, olahraga tidak serta merta diartikan bisa membuat seseorang benar-benar kebal terhadap risiko penularan. Karenanya, berbagai pencegahan seperti pakai masker, cuci tangan, menjauhi kerumunan, dan saling jaga jarak, tetap harus dilakukan saat olahraga.


Banyak bukti bahwa seseorang yang sangat bugar sekalipun tetap bisa tertular COVID-19. Sederet atlet profesional, termasuk bintang sepakbola Portugal Cristiano Ronaldo, menjadi bukti bahwa olahraga saja tidak cukup untuk mencegah Corona.

https://cinemamovie28.com/movies/slumber-party-massacre-iii/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar