Sejumlah organisasi lingkungan hidup memprotes keputusan pemerintah Zimbabwe yang akan membuka perburuan gajah Afrika. Kebijakan itu demi mencari devisa negara karena kondisi pariwisata yang sedang menurun akibat dampak pandemi Corona.
Zimbabwe mengumumkan akan mengizinkan perburuan 500 gajah langka dengan harga USD 70 ribu/ekor atau sekitar Rp 1,016 miliar, seperti diberitakan Bloomberg. Sementara CNN memberitakan perburuan gajah ini akan dimulai dalam waktu dekat.
Zimbabwe Parks and Wildlife Management Authority melalui juru bicaranya, Tinashe Farawo mengatakan langkah ini diambil karena pandemi Corona menghancurkan industri pariwisata Zimbabwe. Dengan membuka wisata berburu gajah, mereka berharap bisa meraup dollar.
"Kami makan apa yang kami bunuh. Kami punya anggaran USD 25 juta untuk operasional yang sebagian dari olahraga berburu. Tapi Anda tahu pariwisata mati saat ini karena pandemi Corona," kata Farawo dilansir News.com Australia, Minggu (25/4/2021).
Protes pun bermunculan dari berbagai pihak. Bagaimana bisa Zimbabwe membuat kebijakan mengizinkan perburuan gajah Afrika yang merupakan hewan langka, demi meraup uang. Salah satu yang protes adalah Center for Natural Resource Governance di Zimbabwe.
"Kami sangat mengutuk perburuan, tindakan yang mengganggu hewan liar dan meningkatkan konflik hewan liar dan manusia," kata Simiso Mlevu dari organisasi tersebut.
Mlevu mengatakan gajah bisa membalas dendam kepada manusia. Nanti yang jadi korban adalah warga desa setempat yang tidak terlibat dalam perburuan. Seharusnya penggalangan dana memakai cara yang ramah lingkungan.
Gajah savana dan gajah hutan Afrika sudah dinyatakan sebagai hewan langka. Langkah Zimbabwe adalah kabar buruk bagi dunia konservasi dan ilmu pengetahuan.
https://trimay98.com/movies/web-of-deception/
Kabar Baik! Robot NASA Berhasil Ciptakan Oksigen di Mars
Elon Musk dikenal berambisi membangun koloni manusia di Planet Mars. Tapi cita-citanya ini justru membuat Musk kena troll dengan cara yang cukup kreatif saat Hari Bumi beberapa waktu yang lalu.
Activista, agensi kreatif asal Los Angeles, California, memasang iklan billboard bertuliskan 'Mars sucks' atau 'Mars menyebalkan' di luar markas SpaceX di Hawthorne, California.
Iklan ini dipasang sehari sebelum peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April kemarin. Dari pesan yang diunggah di Twitter, sepertinya Activista tidak setuju dengan ambisi Musk dan lebih memilih fokus untuk menyelamatkan Bumi.
"Apa yang tidak menyebalkan? Bumi. Tapi cara kita memperlakukannya sejujurnya, menyebalkan," tulis Activista dalam cuitannya, seperti dikutip dari India Today, Minggu (25/4/2021).
"Dan kemudian, Anda memimpikan Mars. Lubang neraka. Tanah tandus, sunyi yang tidak bisa Anda injak dengan cukup cepat. Bagus, kita sudah sampai di Mars. Sekarang mari kita prioritaskan Bumi," sambungnya.
Musk pertama kali mengutarakan mimpinya untuk membangun kehidupan di Mars dalam sebuah konferensi pada tahun 2016. Ia mengatakan Interplanetary Transport System (ITS) yang telah direncanakan bisa membawa setidaknya 100 orang ke Mars dalam satu kali terbang.
Salah satu perusahaan miliknya, SpaceX, juga berencana mendirikan koloni manusia di Planet Merah dalam 50-100 tahun ke depan. Untuk mewujudkan visinya tersebut, Musk sudah membangun beberapa prototipe roket Starship yang direncanakan bisa mengantarkan astronaut ke Mars pada tahun 2024.
Menurut pandangan CEO SpaceX dan Tesla ini, Bumi tidak akan layak huni lagi bagi manusia karena perubahan iklim, asteroid, atau bencana lainnya. Dengan pindah ke Mars manusia bisa menghindari hal tersebut.
Musk sampai saat ini tidak merespons iklan sindiran tersebut. Billboard tersebut kini telah diturunkan karena hanya dipasang selama 24 jam, tapi Activista sudah menyiapkan situs resmi dan kampanye media sosial anti-Mars dan pengunjung situs tersebut diminta untuk menyumbang ke organisasi lingkungan hidup.