Selasa, 03 Desember 2019

Awas, Berat Badan Ideal Saja Tak Menjamin Hidup Sehat

Masih banyak yang menyangka bahwa berat badan ideal, yang diukur dari indeks massa tubuh (IMT), bisa menghindarkan seseorang dari risiko penyakit mematikan. Sebuah penelitian menegaskan anggapan itu salah.

Seseorang dengan berat badan ideal tetap bisa mengalami kematian dini. Lingkar pinggang, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine tersebut lebih akurat menggambarkan sehat atau tidaknya seseorang.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengamati data dari sekitar 42 ribu orang di Inggris. Selain mengamati indeks massa tubuh, mereka juga melakukan penghitungan Waist to Hip Ratio atau rasio antara lingkar pinggang dan panggul.

Rasio yang lebih tinggi berhubungan dengan obesitas sentral, yakni kegemukan yang terpusat di area perut dan pinggang. Dalam berbagai penelitian, obesitas sentral berhubungan erat dengan sindrom metabolik dan berbagai penyakit kronis mematikan.

Hasil pengamatan menunjukkan, obesitas sentral paling menentukan risiko kemtian dini karena berbagai sebab baik pada pemilik indeks massa tubuh ideal maupun yang berat badannya berlebih.

"Pesannya di sini adalah jika Anda punya obesitas sentral, tidak peduli indeks massa tubuh Anda, Anda harus melakukan sesuatu untuk mengurangi lemak," tulis para ilmuwan, dikutip dari Sciencedaily.

Tips Membiasakan Diri Olahraga Pagi

Olahraga bila dilakukan secara rutin dapat membawa manfaat untuk kesehatan membuat panjang umur. Hanya saja masih sedikit orang yang melakukannya karena berbagai alasan terutama alasan tidak sempat atau sibuk.

Nah oleh karena itu bila memang tidak sempat maka ahli menyarankan agar orang-orang berolahraga di pagi hari sebelum beraktivitas. Suasana lingkungan di pagi hari masih segar namun sekali lagi hal ini juga bisa jadi tantangan karena biasanya orang-orang dilanda rasa malas.

Bagaimana cara mengatasinya? Koresponden medis untuk CNN dr Sanjay Gupta mengatakan seseorang bisa mulai dengan membiasakan diri.  http://kamumovie28.com/spider-man-2/

"Kita semua pasti pernah mengalami ini, jadi yang pertama harus dilakukan adalah memastikan bahwa tidur kita cukup dulu sekitar 7-8 jam," kata dr Sanjay seperti dikutip dari CNN, Kamis (27/4/2017).

Dengan tidur yang cukup maka dengan sendirinya tubuh akan terasa segar tidak mengantuk ketika harus bangun pagi untuk olahraga.

Selain itu dr Sanjay juga menyarankan agar mengajak orang lain untuk jadi pengingat atau lebih bagus lagi teman berolahraga. Dengan demikian individu bisa saling mengingatkan dan mendukung sehingga aktivitas olahraga tidak terasa membosankan.

"Ajak teman yang bisa memastikan bahwa Anda akan bangun dan berolahraga," ungkap dr Sanjay.

"Berjanji juga pada diri sendiri bahwa Anda harus berolahraga. Berikan hadiah kecil bila berhasil melakukannya karena sifat manusia itu sebenarnya cukup sederhana untuk hal tertentu," pungkas dr Sanjay.

Dalam kesehariannya, beberapa orang begitu sibuk sampai-sampai tidak sempat memiliki istirahat yang cukup. Akhir pekan jadi satu-satunya kesempatan untuk menebus kekurangan tidur. Lalu kapan dong olahraganya?

Idealnya, orang dewasa butuh tidur selama 6-8 jam dalam sehari. Namun gaya hidup di perkotaan membuat beberapa orang sulit memenuhi kebutuhan tersebut, karena waktunya habis di jalan untuk menembus kemacetan. Bisa tidur 3-4 jam dalam sehari, rasanya sudah sangat mewah.

Celakanya, kurang tidur banyak dikaitkan dengan risiko penyakit mematikan. Berbagai penelitian menyebut risiko diabetes dan serangan jantung meningkat pada orang-orang yang tidurnya kurang dari 8 jam dalam sehari. Bahkan, beberapa jenis kanker juga dikaitkan dengan kondisi ini.  http://kamumovie28.com/drishyam/

Ini 3 Prinsip Hidup Sehat untuk Cegah Diabetes

Diabetes merupakan penyakit yang bisa dicegah dengan cara mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Pakar mengatakan ada 3 hal yang menjadi prinsip utama pola hidup sehat.

dr Fiastuti Witjaksono, SpGK(K) dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan tiga prinsip yang dimaksud adalah mengurangi jumlah asupan kalori, meningkatkan aktivitas fisik dan makan secara teratur. Meski terlihat sederhana, melakukan tiga hal ini dikatakannya butuh niat dan keteguhan yang kuat.

"Kurangi kalori, aktif bergerak dan makan teratur memang gampang diucapkan dan dituliskan. Tapi melakukannya ini yang sulit, meskipun kesannya sederhana," tutur dr Fiastuti, dalam seminar wellness diabetes Prodia di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

Dijelaskan dr Fiastuti, mengurangi kalori bisa dilakukan dengan cara menghindari konsumsi makanan dengan lemak dan karbohidrat simpleks. Gorengan dan mie instan merupakan dua contoh makanan dengan karbohidrat dan lemak simpleks yang mengandung banyak kalori.

Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak kompleks seperti beras merah, oatmeal atau ikan. Makanan dengan karbohidrat dan lemak kompleks membuatnya lebih kaya nilai gizi serta mengandung kalori dalam jumlah yang tidak besar.

Prinsip kedua adalah melakukan aktivitas fisik. Idealnya, olahraga dilakukan selama 150 menit dalam seminggu, yang bisa dibagi menjadi 30 menit untuk 5 hari.

"Kalau nggak bisa olahraga pun biasakan tubuh tetap bergerak. Jalan kaki dengan makan siang tidak nitip office boy atau pergi ke kantor dengan sepeda itu baik untuk membuat tubuh tetap aktif," paparnya.

Terakhir adalah makan secara teratur. Untuk menggapai pola hidup sehat, pola makan harus dijaga, tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit.

"Kalau makan tidak teratur akan membuat gula darah dan insulin fluktuatif, artinya naik dan turun secara tiba-tiba. Ini meningkatkan risiko diabetes," pungkasnya. http://kamumovie28.com/krampus-the-devil-returns/

Perhatikan, Ini 4 Tanda Awal Prediabetes yang Harus Diwaspadai

Prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula cukup tinggi secara konsisten namun belum sampai pada tahap diabetes. Pada wanita, kondisi ini seringkali ditunjukkan dengan tanda khas.

Menurut Loren Wissner Greene, MD, dari NYU Langone Medical Center, cara paling tepat untuk mengetahui kondisi diabetes sebenarnya adalah melalui tes darah. Namun ada pula indikator lainnya yang juga perlu diketahui. Seperti dirangkum dari Prevention, berikut 4 tanda prediabetes yang harus diwaspadai:

Ketika Anda prediabetes, Greene menuturkan ada kemungkinan muncul bercak-bercak kemerahan atau kecokelatan pada kulit, yang disebut sebagai nekrobiosis lipodika.

Pakar dermatologi Joel Schlessinger, MD menuturkan, dalam kondisi ini kulit Anda mungkin tampak bersisik dan berkilau, terasa gatal, dan kadang sampai terlihat pembuluh darah. Perhatikan juga jika muncul bercak-bercak gelap pada kulit. Kondisi ini juga bisa menunjukkan bahwa Anda memiliki terlalu banyak insulin dalam darah.

Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan rambut rontok, termasuk konsumsi obat-obatan, faktor genetika, dan stres, namun Schlessinger mengatakan bahwa rambut rontok juga bisa muncul akibat resistensi insulin, yang merupakan ciri khas pradiabetes dan diabetes tipe 2.

Resistensi insulin pada dasarnya berarti Anda mengalami masalah pada proses penggunaan insulin dalam tubuh. Pada proses ini, insulin tidak bisa efektif 'memindahkan' gula dari darah ke sel Anda, sehingga kadar gula dalam darah pun menjadi tinggi.

Meski lelah terasa wajar, namun jika sepanjang hari Anda terus-terusan lelah sampai tak sanggup beraktivitas, maka Anda perlu memerhatikannya. Salah satu pemicunya bisa jadi akibat resistensi insulin. Dalam kondisi ini, gula yang tetap berada di aliran darah membuatnya tak masuk ke dalam sel di mana ia akan digunakan sebagai energi.

Saat asam urat terbentuk di tubuh dan membentuk kristal di sendi, tendon, dan tulang, maka ini juga bisa menjadi tanda prediabetes. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang-orang dengan nyeri sendi lebih berisiko mengembangkan diabetes. http://kamumovie28.com/hacksaw-ridge/