Jumat, 04 Juni 2021

Beda Hasil Tes Corona di Lab 'Negeri' Vs Swasta, Dinkes DIY Cek Validitas

 Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY akan mengecek mutu laboratorium untuk mengetahui validitas hasil uji lab. Hal tersebut agar tidak membingungkan masyarakat. Sebab, Dinkes DIY menerima keluhan hasil uji lab yang berbeda dengan swasta, milik pemerintah positif, lab swasta negatif.

Hasil swab polymerase chain reaction (PCR) dari Puskesmas berbeda dengan milik swasta. Swab PCR Puskesmas menyatakan positif COVID-19. Sedangkan swab PCR milik swasta menyatakan negatif.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setianingastutie menjelaskan perbedaan itu bisa terjadi karena beberapa sebab. Makanya, untuk memastikan varietas, pihaknya akan mengecek mutu laboratorium milik pemerintah.


"Kami akan uji lab terlebih dahulu. Karena jika banyak terjadi perbedaan ini tentu membingungkan masyarakat," kata Pembajun dihubungi Kamis (3/6/2021).


Pembajun menjelaskan, selain mutu lab milik pemerintah, pihaknya juga akan mengecek kualitas mutu milik swasta. Sehingga, nantinya bisa diketahui penyebab perbedaan hasil swab PCR tersebut.


"Semuanya (milik pemerintah dan swasta) akan kami cek kualitas mulutnya," jelas Pembajun.


Bagi masyarakat yang mendapatkan hasil berbeda, Pembajun menghimbau agar masyarakat tak perlu bingung. Mereka hanya perlu untuk mematuhi semua arahan dari petugas Puskesmas.


"Untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sebaiknya memang mengikuti arahan petugas," katanya.


Pembajun menambahkan perbedaan hasil uji laboratorium ini biasanya terjadi jika dilakukan tes dalam waktu berbeda. Artinya, perbedaan tersebut terjadi karena masa inkubasi virus.


"Misalnya jarak tes tiga hari antara tes pertama dan kedua. Pasti terjadi perbedaan. Apalagi kalau tidak bergejala," katanya.


Dari hasil perbedaan hasil uji laboratorium pemerintah dan swasta terhadap swab PCR ini, lanjut Pembajun, juga berfungsi untuk validasi data. Sebab, setelah libur Lebaran lalu, telah terjadi penambahan kasus positif setiap harinya.

https://nonton08.com/movies/i-love-maria/


7 Pantangan Saat Bercinta, Bikin Libido 'Byar Pet' Kalau Dilanggar


 - Bercinta memang seharusnya bisa memberikan rasa kepuasan kepada para pasangan. Namun, untuk mendapatkan kenikmatan dan kepuasan seks, dibutuhkan pemahaman mengenai hal-hal yang disukai dan tidak disukai oleh pasangan.

Pasalnya, tak semua hal membuat pasangan bisa merasa 'turn on' atau terangsang. Terkadang, pria merasa nyaman dengan aktivitas seksual tertentu, sedangkan wanita merasakan hal yang berbeda.


Oleh sebab itu, mengetahui preferensi pasangan saat bercinta sangatlah penting agar tidak membuatnya 'turn off'.


Dikutip dari Times of India, berikut 7 hal yang bisa membuat libido pasangan ngedrop saat bercinta.


1. Membicarakan mantan kekasih

Membicarakan mantan pasangan saat sedang berhubungan intim merupakan hal paling sensitif yang bisa merusak suasana saat bercinta, lho. Sebab, tidak ada pasangan yang ingin mengetahui apa yang kamu dan mantan kekasihmu lakukan sebelum bersamanya. Apalagi jika dibicarakan saat sedang bercinta.


2. Jual mahal

Sering bersikap 'jual mahal' dengan pasangan saat bercinta? Sebaiknya hindari melakukan hal tersebut. Apabila memang sedang tidak ingin bercinta, katakanlah yang sejujurnya. Di sisi lain, jika kamu memang menginginkannya, kamu juga disarankan untuk berkata jujur.


3. Mematikan lampu

Meski sebagian orang menyukai berhubungan intim di dalam kegelapan, sebaiknya jangan coba-coba matikan lampu apabila pasanganmu tidak menginginkannya. Pasalnya, hal tersebut hanya akan membuat 'turn off' dan merusak suasana hatinya.


4. Tidak menjaga kebersihan

Menjaga kebersihan penting dilakukan saat berhubungan seksual. Alih-alih merasakan kenikmatan seks, pasanganmu justru akan merasa tidak nyaman jika kamu tidak menjaga kebersihan lantaran kamu telah merusak pengalaman seksualnya.


5. Terlalu banyak bicara

Sering merasa terlalu banyak bicara saat bercinta? Sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut saat berhubungan intim. Meski komunikasi kerap disebut sebagai kunci dalam sebuah hubungan, terlalu banyak bicara justru akan merusakan suasana bercinta.

https://nonton08.com/movies/sex-and-the-city-2/

5 Fakta Flu Burung Langka H10N3, Gejala hingga Cara Mengatasinya

 Di tengah maraknya pandemi COVID-19 saat ini, muncul kabar adanya penularan virus flu burung langka yang menginfeksi manusia. Virus flu burung itu adalah flu burung H10N3 yang menginfeksi pria berusia 41 tahun di Provinsi Jiangsu, China.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), ini merupakan kasus pertama H10N3 yang terjadi pada manusia. Namun, pihak NHC masih belum mengungkapkan secara detail soal sumber virus dan bagaimana bisa menginfeksi manusia.

https://nonton08.com/movies/pedicab-driver/


Saat pria tersebut terinfeksi pada 28 Mei 2021 lalu, ia mengalami demam dan gejala lainnya. Tetapi, kondisi pasien tersebut saat ini sudah pulih kembali. Berikut beberapa fakta soal flu burung H10N3 yang perlu diketahui, yang dikutip dari Prevention.


Apa itu H10N3?

H10N3 merupakan jenis flu burung yang umum terjadi pada burung liar di seluruh dunia. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virus ini bisa menginfeksi unggas domestik serta spesies burung dan hewan lainnya.


Biasanya, virus H10N3 ini tidak menginfeksi manusia. Tetapi, CDC mengatakan infeksi silang antara hewan dan manusia bisa terjadi.


Bagaimana bisa menular ke manusia?

Menurut CDC, burung yang terinfeksi H10N3 itu menularkan virusnya melalui liur, lendir, ataupun kotoran yang dikeluarkannya. Manusia bisa terinfeksi saat virus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, mulut, serta terhirup dari tetesan atau debu yang terinfeksi H10N3.


Apa saja gejalanya?

Pakar penyakit menular sekaligus peneliti senior di John Hopkins Center for Health Security Dr Amesh A Adalja, MD mengatakan rincian lengkap tentang flu burung H10N3 saat ini masih sangat langka. Tetapi, gejala flu burung biasanya mirip dengan flu biasa.


Berikut beberapa gejalanya dari CDC:

Mata merah

Demam

Batuk

Sakit tenggorokan

Nyeri otot

Mual

Sakit perut

Diare

Muntah

Sesak napas

Sulit bernapas

Radang paru-paru

Kejang

Bagaimana menangani flu burung H10N3? Selengkapnya di halaman berikut.

Bagaimana cara menanganinya?

Dr Adalja mengatakan umumnya cara penanganan penyakit flu burung sama seperti flu 'biasa'. Obat yang diberikan adalah obat antivirus, seperti oseltamivir (Tamiflu), peramivir, atau zanamivir.

Selain obat, ahli penyakit menular dan profesor di Universitas di Buffalo/SUNY John Sellick, DO, bisa juga menggunakan vaksin yang dibuat dengan memodifikasi vaksin flu burung yang sudah ada sebelumnya. Namun Prof Sellick mengingatkan bahwa belum ada vaksin yang benar-benar mutlak bisa mengobatinya.


Apa kata WHO?

Sampai saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum tahu pasti bagaimana virus H10N3 itu bisa menular ke manusia. Mereka juga mengungkapkan potensi penularannya masih ringan dan kemungkinan kecil menyebabkan wabah berskala besar.


"Sumber paparan pasien terhadap virus H10N3 tidak diketahui saat ini, dan tidak ada kasus lain yang ditemukan dalam pengawasan darurat di antara penduduk setempat," kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dikutip ABC News, Kamis (3/6/2021).


Menurut WHO, virus H10N3 itu tampaknya tidak menular antarmanusia. Selain itu, saat ini belum ada indikasi yang mengatakan bahwa wabah flu burung langka ini telah menyebar luas.


"Ini merupakan laporan pertama yang pernah dilaporkan pada WHO tentang infeksi H10N3 pada manusia," ujar WHO.


"WHO, melalui Global Influenza Surveillance and Response System (GISRS) terus memantau virus influenza, termasuk yang berpotensi menjadi pandemi, dan melakukan penilaian risiko. WHO bekerja sama dengan otoritas nasional di China dan mitra GISRS untuk menilai lebih lanjut dan mengkarakterisasi peristiwa ini," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/sex-and-the-city/