Tenaga kesehatan mulai kewalahan menangani pasien Corona COVID-19. Seperti yang diceritakan salah satu perawat di RSUD kawasan Jakarta Utara. Ia menceritakan, para pasien Corona sampai harus ditaruh di lorong rumah sakit karena tidak ada lagi tempat tidur yang tersedia.
"Jujur sekarang RS penuh banget sampai aku jaga di IGD pasien sampai duduk di kursi karena nggak ada bed lagi, pasien terpaksa beberapa kita taro di lorong-lorong karena ruangan juga sudah penuh, atau bahkan di depan meja kita isinya pasien," jelas perawat berinisial O tersebut saat dihubungi detikcom, Selasa (15/9/2020).
"Kalau pasien sesak kita langsung sibuk kocar-kacir nyari tabung oksigen. Dan jujur kita juga kekurangan tenaga karena teman kita banyak yg positif harus diisolasi atau dirawat di RS," lanjutnya.
Diceritakan O, momen haru yang dirasakannya adalah saat pasien mengalami sesak napas, ia pun hanya bisa berkomunikasi dengan keluarga via telepon. Sayangnya, satu jam kemudian pasien tersebut lantas mengalami henti napas, dan tidak berhasil melawan COVID-19.
"Pengalaman selama ini sudah pasti takut tapi harus dihadapi, sedih sudah pasti karena tiap hari kerja ngeliat pasien-pasien datang keadaan masih sadar tapi cepat banget perburukan atau penurunan, bahkan proses pasien dari baru dateng terus meninggal itu cepat baget karena sesak berat," tambah O.
"Kematian secepat itu biarpun sumpah kita kerja bener-bener keras buat mempertahanin keadaan pasien aku disini benar-benar cerita real," beber O.
Bahkan, para perawat sampai harus mengalami memar-memar akibat kewalahan menangani pasien Corona yang terus meningkat tiap harinya. Mulai dari menangani pasien Corona dengan gejala ringan hingga berat.
Terkadang, ia tak habis pikir jika mendapati seseorang yang menilai virus Corona adalah teori konspirasi. Nyatanya, ia dan rekan-rekannya menghadapi bahaya nyata dari Corona setiap hari.
Duka Menkes Terawan Atas Gugurnya 48 Perawat dan Wejangan Soal COVID-19
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyampaikan duka mendalam atas gugurnya para perawat di garis depan penanganan COVID-19. Ungkapan belasungkawa disampaikannya dalam acara 'Doa Perawat untuk Negeri'.
"Rasa dukacita mendalam juga saya sampaikan atas gugurnya 48 perawat dalam perjuangannya memberikan pelayanan kepada pasien untuk melawan COVID-19 ini, paling banyak dari wilayah Jawa Timur," kata Terawan, Selasa (15/9/2020).
Menurut Terawan, saat ini ada 2.310 perawat yang membantu penanganan COVID-19. Ia memberikan apresiasi atas dedikasi tinggi yang ditunjukkan para perawat.
Selain itu, Terawan juga mengingatkan bahwa siapa saja bisa terinfeksi virus Corona. Tidak terkecuali pada tenaga kesehatan yang juga banyak berguguran selama penanganan pandemi.
"Kunci utama dalam pencegahan penularan COVID-19 adalah dengan disiplin, disiplin, dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan," ingat Terawan.
"Setiap tindakan mulai dari penjemputan pasien, penerimaan di UGD, pelaksanaan tindakan atau perawatan sampai dengan pelepasan pasien harus selalu mempraktikkan protokol kesehatan juga setelah selesai melakukan pemeriksaan atau tindakan seperti saat berkumpul dengan para sejawat atau saat beristirahat atau makan harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan," pesan Terawan.
https://nonton08.com/my-best-friends-wife/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar