Rabu, 16 September 2020

Duka Menkes Terawan Atas Gugurnya 48 Perawat dan Wejangan Soal COVID-19

Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyampaikan duka mendalam atas gugurnya para perawat di garis depan penanganan COVID-19. Ungkapan belasungkawa disampaikannya dalam acara 'Doa Perawat untuk Negeri'.
"Rasa dukacita mendalam juga saya sampaikan atas gugurnya 48 perawat dalam perjuangannya memberikan pelayanan kepada pasien untuk melawan COVID-19 ini, paling banyak dari wilayah Jawa Timur," kata Terawan, Selasa (15/9/2020).

Menurut Terawan, saat ini ada 2.310 perawat yang membantu penanganan COVID-19. Ia memberikan apresiasi atas dedikasi tinggi yang ditunjukkan para perawat.

Selain itu, Terawan juga mengingatkan bahwa siapa saja bisa terinfeksi virus Corona. Tidak terkecuali pada tenaga kesehatan yang juga banyak berguguran selama penanganan pandemi.

"Kunci utama dalam pencegahan penularan COVID-19 adalah dengan disiplin, disiplin, dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan," ingat Terawan.

"Setiap tindakan mulai dari penjemputan pasien, penerimaan di UGD, pelaksanaan tindakan atau perawatan sampai dengan pelepasan pasien harus selalu mempraktikkan protokol kesehatan juga setelah selesai melakukan pemeriksaan atau tindakan seperti saat berkumpul dengan para sejawat atau saat beristirahat atau makan harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan," pesan Terawan.

HIV-AIDS di Kudus Meningkat, Seks Sesama Pria Sumbang 7 Persen

 Temuan kasus HIV-AIDS di tengah pandemi virus Corona di Kudus meningkat pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019. Sebanyak 7 persennya berasal dari hubungan seks sesama lelaki.
"Sebanyak 16 persen tahun lalu itu merupakan faktor seks lelaki sama lelaki, itu dalam satu tahun 2019. Saat ini setengah tahun sudah 7 persen, diperkirakan tahun 2020 ini meningkat mencapai 20 persen, lebih dari 16 persen," kata Eny Mardiyanti Manager Kasus HIV Kabupaten Kudus saat ditemui di kompleks pendapa Kabupaten Kudus, Selasa (15/9/2020).

Eny mengatakan, angka HIV-AIDS di Kudus tahun 2020 meningkat. Pada tahun 2020 ini dalam periode bulan Januari-Juni mencapai 86 kasus. Tahun 2019 di periode yang sama, angkanya 60 kasus.

Dari, 86 kasus HIV di Kudus tahun 2020 di antaranya tiga orang meninggal dunia. Jumlah kasus tersebut pun didominasi laki-laki.

"Kalau keseluruhan kasus secara kumulatif dari beberapa tahun jumlah kasus HIV-AIDS mencapai 1.200 kasus," terang Eny.

"Sehari (kemarin) kita ada penemuan empat kasus," sambung dia.

Eny mengatakan, faktor yang menyebabkan angka HIV-AIDS meningkatkan di antaranya faktor hubungan sesama lelaki hingga karena faktor seks yang berisiko. Usia mereka di antara 18-19 tahun.

Ditambahkan Eny, bahwa teman-teman ODHA (Orang dengan HIV-AIDS) sebelumnya sudah dibekali untuk menghadapi pandemi virus Corona atau COVID-19. Para ODHA sudah diberikan masker dan face shield. Hingga saat ini, belum ada ODHA di Kudus yang terpapar Corona.

"Jadi kita membackup, kita memberikan teman-teman ODHA, karena imun yang rendah karena itu kan mudah sekali virus yang lain masuk terutama COVID-19 nya. Kami sudah membentengi dengan memberikan masker secara gratis perorang. Kita berikan secara gratis di teman komunitas ODHA. Kewajiban pakai masker kedua pakai Face Shield dan sampai sekarang teman ODHA tidak ada yang positif COVID-19. Karena dari awal kita bentengi," tandas Eny.
https://nonton08.com/japanese-mom-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar