Senin, 21 September 2020

Jadi Klaster Kementerian dengan Kasus Corona Tertinggi, Kemenkes Angkat Bicara

  Kementerian Kesehatan sebelumnya sempat ramai dibicarakan lantaran menjadi klaster kementerian kasus Corona tertinggi, dengan mencatat 252 kasus. Data ini terungkap pada laman corona.jakarta.go.id.

Namun, kini Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr Achmad Yurianto menyampaikan bahwa sudah banyak pegawai Kemenkes yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. Selain itu, pegawai Kemenkes disebutnya didominasi terinfeksi Corona tanpa gejala.


"Sekarang yang masih kita suruh isolasi secara mandiri mungkin nggak sampai 10 orang. Selebihnya sudah sembuh dan sudah bekerja lagi," kata Achmad Yurianto yang akrab disapa Yuri, seperti rilis yang diterima detikcom pada Senin (21/9/2020).


Meskipun Kementerian Kesehatan menjadi klaster kasus Corona paling tinggi, penularan COVID-19 disebut Yuri bisa saja tidak berawal dari kantor. Hal ini dikarenakan banyak pegawai yang bekerja di luar kantor Kemenkes, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno Hatta, Bandara Halim Perdana Kusuma ataupun yang membantu kontak tracing di RSD Wisma Atlet.


"Mereka lah yang kemudian terpapar. SOP sudah dijalankan dengan baik tapi risiko pekerjaan luar biasa. Ada juga pegawai Kemenkes yang bekerja di laboratorium memang tidak pernah ketemu pasien tapi ketemu virusnya langsung," jelasnya.


Ini adalah penyakit menular yang faktor pembawa penyakitnya adalah orang. Gambaran akhir-akhir ini sudah semakin terlihat bahwa kasus-kasus yang terkonfirmasi positif dari pemeriksaan swab itu sebagian besar bahkan ada yang memperkirakan 80 persen tanpa gejala. Ini lah yang jadi problem, karena mereka tidak sakit," ucapnya


Yuri juga menyoroti petugas lab yang harus memeriksa spesimen lebih dari 1.000 setiap harinya. "Ini adalah risiko yang kita tanggung. Ini bukan tertular di kantor Kemenkes, di kantor Kementerian orangnya tinggal sedikit karena berada di pos-pos terdepan melaksanakan penanganan COVID-19," jelas dr Yuri.

https://nonton08.com/american-pie-presents-the-book-of-love/


Kata Anker soal Larangan Masker Scuba-Buff yang Berlaku Hari Ini


 Masker scuba dan masker buff kini sudah tidak boleh digunakan dalam KRL. Ini dilakukan demi meminimalisir penularan virus Corona COVID-19 lewat droplet.

"Menurut saya sih bagus ya, soalnya kan kalau pakai masker yang tiga lapis dan medis kan dia lebih nyaring gitu ya si-udaranya jadi nggak apa-apa sih," ucap Reza (30), pengguna KRL Bogor-Jakarta, di Stasiun Cawang, Jakarta Selatan, Senin (21/9/2020).


Sementara pengguna lain bernama Dodo (32) mengaku masih menggunakan masker scuba hanya untuk melapisi masker kain yang ia kenakan. "Saya kalau scuba memang hanya untuk ngelapisin masker ini (masker kain) aja biar double, bukan buat utamanya," ucap Dodo dalam wawancara terpisah di Stasiun Cawang.


"Karena nggak efektif ya soalnya dia (masker scuba) tipis banget satu layer doang," tambahnya.


Mengingat hari ini, Senin (21/9/2020), penggunaan masker scuba dan masker buff dilarang dalam KRL, para petugas pun tak segan-segan meminta penumpang untuk membeli masker kain berbahan 3 lapis atau masker bedah di luar stasiun terlebih dahulu atau tidak diperkenankan masuk.


Hal ini pun dirasakan oleh Edi (35), salah satu pengguna KRL Bogor-Jakarta, ia tidak diperkenankan masuk ke dalam stasiun oleh petugas karena kedapatan masih menggunakan masker scuba.


"Iya disuruh beli, jadi memang harusnya pakai standar saya juga ngerti sih, cuman kan sementara saya pakai ini dulu (scuba) karena dari rumah nggak ada jadi disuruh beli yang ini (masker bedah) buat jaga-jaga. Tapi nggak apa-apa emang standarnya di sana begini sih bagus," ujar Edi di Stasiun Bojong Gede, Bogor.

https://nonton08.com/sarbjit/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar