Senin, 28 September 2020

Vaksin Corona India Dijanjikan Siap Tersedia untuk Warga Dunia

 Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa vaksin Corona yang diproduksi negaranya bisa tersedia secara global untuk melawan COVID-19. Hal ini disampaikannya saat menghadiri pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu lalu.

"Sebagai negara penghasil vaksin terbesar di dunia, saya ingin memberikan satu jaminan lagi kepada komunitas global saat ini. Kapasitas produksi dan pengiriman vaksin India akan digunakan untuk membantu semua umat manusia dalam memerangi krisis ini," kata Modi, dikutip dari Al-Jazeera pada Senin (28/9/2020).


Modi mengatakan saat ini India sedang memulai proses uji klinis fase tiga, yaitu sebuah uji coba skala besar yang dilakukan untuk menentukan keamanan dan kemanjuran vaksin. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa India akan membantu semua negara meningkatkan fasilitas penyimpanan (cold chain) untuk pengiriman vaksin.


Sebelumnya di bulan Agustus lalu, Modi mengatakan India siap memproduksi vaksin COVID-19 secara massal, tentunya setelah mendapatkan izin dari para ilmuwan.


Hal ini pun disambut baik oleh sekretaris jenderal PBB Antonio Guterres. Tetapi, ia juga mengecam beberapa daerah yang diyakininya sudah membuat kesepakatan tersembunyi untuk mengamankan vaksin.


"'Vaksinasi' seperti itu tidak hanya tidak adil, tetapi juga merugikan diri sendiri. Tidak ada dari kita yang aman, sampai kita semua aman. Semua orang tahu itu," jelas Guterres.

https://cinemamovie28.com/kissing-cousin/


BPS: 7 Persen Masyarakat Masih Kucilkan Pasien Corona


Sudah enam bulan lebih lamanya virus Corona COVID-19 mewabah di Indonesia. Berbagai respons pun terjadi di lingkungan masyarakat terhadap penyakit ini.

Menurut survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 7-14 September 2020, sebanyak 45 persen masyarakat yang mengetahui ada orang yang terinfeksi COVID-19 di lingkungannya, maka mereka akan langsung memperketat protokol kesehatan. Survei ini diikuti oleh 90.967 responden dengan rentang usia 17 tahun sampai 60 tahun dan lebih dari setengahnya adalah wanita.


"45 Persen masyarakat yang menemukan orang yang terinfeksi COVID di lingkungan sekitarnya itu memperketat protokol kesehatannya di lingkungannya masing-masing, tentunya ini bagus, dan 22 persen juga memberikan dukungan, itu dia yang kita harapkan," jelas Kepala BPS, Dr Suhariyanto dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube Senin (28/9/2020).


Namun, Suhariyanto menyayangkan masih adanya masyarakat yang mengucilkan atau memberikan stigma negatif pada orang yang terinfeksi COVID-19. "Ada catatannya bahwa 7 persen masyarakat yang dia akan mengucilkan atau memberikan stigma negatif kepada penderita. Tentunya ini tidak bisa dibiarkan saja," jelasnya.


Maka dari itu, ia berharap sosialisasi tentang pemahaman COVID-19 di masyarakat bisa lebih gencar dilakukan, agar kejadian-kejadian pengucilan seperti ini tidak terulang kembali.


Berikut detail hasil survei terkait respons masyarakat terhadap orang yang terinfeksi COVID-19 di lingkungannya, yang dilakukan oleh BPS.


- 45 persen protokol kesehatan dijalankan dengan ketat di lingkungan

- 22 persen memberikan dukungan

- 7 persen mengucilkan atau memberikan stigma negatif

- 2 persen tidak melakukan apa-apa

- 24 persen tidak ada kasus COVID-19 di lingkungan sekitar

https://cinemamovie28.com/temporary-family/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar