Senin, 21 September 2020

Pecah Rekor Lagi, Ini Sebaran 4.176 Kasus Baru COVID-19 RI 21 September

 Pemerintah melaporkan 4.176 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Senin (21/9/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 248.952 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta lagi-lagi menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.352 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 680 kasus baru per 21 September.


Berikut detail sebaran 4.176 kasus baru Corona di Indonesia pada Senin (21/9/2020):


DKI Jakarta: 1.352

Jawa Barat: 680

Jawa Timur: 368

Jawa Tengah: 238

Sumatera Barat: 181

Kalimantan Timur: 178

Riau: 160

Bali: 139

Banten: 121

Sumatera Utara: 100

Aceh: 99

Kepulauan Riau: 85

Kalimantan Selatan: 82

DI Yogyakarta: 64

Maluku: 49

Sumatera Selatan: 47

Sulawesi Tenggara: 36

Sulawesi Selatan: 36

Kalimantan Tengah: 28

Papua: 27

Nusa Tenggara Barat: 25

Sulawesi Utara: 22

Papua Barat: 21

Maluku Utara: 19

Lampung: 10

Kalimantan Utara: 3

Gorontalo: 2

Bangka Belitung: 1

Kalimantan Barat: 1

Sulawesi Tengah: 1

Sulawesi Barat: 1

https://nonton08.com/american-wedding/


25 Kelurahan dengan Kasus Aktif Corona Tertinggi di Jakarta, Ini Daftarnya


 DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi penyumbang kasus virus Corona COVID-19 terbanyak di Indonesia.

Pada Minggu (20/9/2020), DKI Jakarta kembali melaporkan kasus Corona sebanyak 1.138 kasus, sehingga totalnya menjadi 62.886 kasus. Sementara total kasus sembuh di provinsi itu sudah mencapai 49.209 orang dan 1.561 lainnya meninggal dunia.


Dari jumlah tersebut diketahui kini total kasus aktif Corona di provinsi itu menjadi sebanyak 12.116 orang, yang berasal dari 266 kelurahan di DKI Jakarta.


Kasus aktif sendiri artinya adalah orang-orang yang masih dianggap sakit dari total seluruh kasus terkonfirmasi.


Berikut daftar 25 kelurahan dengan kasus aktif Corona terbanyak di DKI Jakarta pada Senin (21/9/2020) siang, dikutip dari situs web corona.jakarta.go.id.


1. Cengkareng Timur (Jakarta Barat): 98 orang


2. Rawasari (Jakarta Pusat): 98 orang


3. Kebon Melati (Jakarta Pusat): 91 orang


4. Cempaka Putih Barat (Jakarta Pusat): 86 orang


5. Lagoa (Jakarta Utara): 82 orang


6. Ciracas (Jakarta Timur): 76 orang


7. Penggilingan (Jakarta Timur): 76 orang


8. Penjaringan (Jakarta Utara): 76 orang


9. Cipinang Besar Utara (Jakarta Timur): 75 orang


10. Tanah Tinggi (Jakarta Pusat): 75 orang


11. Pondok Bambu (Jakarta Timur): 72 orang


12. Petojo Selatan (Jakarta Pusat): 70 orang


13. Pondok Kelapa (Jakarta Timur): 70 orang


14. Pulo Gebang (Jakarta Timur): 69 orang


15. Duren Sawit (Jakarta Timur): 67 orang


16. Kapuk (Jakarta Barat): 67 orang


17. Sunter Jaya (Jakarta Utara): 67 orang


18. Tugu Utara (Jakarta Utara): 65 orang


19. Cengkareng Barat (Jakarta Barat): 64 orang


20. Jatinegara (Jakarta Timur): 63 orang


21. Pejagalan (Jakarta Utara): 61 orang


22. Petamburan (Jakarta Pusat): 61 orang


23. Kramat Jati (Jakarta Timur): 58 orang


24. Pademangan Barat (Jakarta Utara): 58 orang


25. Palmerah (Jakarta Barat): 58 orang

https://nonton08.com/zombeavers/


Jadi Klaster Kementerian dengan Kasus Corona Tertinggi, Kemenkes Angkat Bicara


 Kementerian Kesehatan sebelumnya sempat ramai dibicarakan lantaran menjadi klaster kementerian kasus Corona tertinggi, dengan mencatat 252 kasus. Data ini terungkap pada laman corona.jakarta.go.id.

Namun, kini Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr Achmad Yurianto menyampaikan bahwa sudah banyak pegawai Kemenkes yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. Selain itu, pegawai Kemenkes disebutnya didominasi terinfeksi Corona tanpa gejala.


"Sekarang yang masih kita suruh isolasi secara mandiri mungkin nggak sampai 10 orang. Selebihnya sudah sembuh dan sudah bekerja lagi," kata Achmad Yurianto yang akrab disapa Yuri, seperti rilis yang diterima detikcom pada Senin (21/9/2020).


Meskipun Kementerian Kesehatan menjadi klaster kasus Corona paling tinggi, penularan COVID-19 disebut Yuri bisa saja tidak berawal dari kantor. Hal ini dikarenakan banyak pegawai yang bekerja di luar kantor Kemenkes, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno Hatta, Bandara Halim Perdana Kusuma ataupun yang membantu kontak tracing di RSD Wisma Atlet.


"Mereka lah yang kemudian terpapar. SOP sudah dijalankan dengan baik tapi risiko pekerjaan luar biasa. Ada juga pegawai Kemenkes yang bekerja di laboratorium memang tidak pernah ketemu pasien tapi ketemu virusnya langsung," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar