Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan saat ini pemerintah Indonesia tengah berupaya keras untuk mendapatkan akses vaksin Corona di samping mengembangkan vaksin lokal buatan dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan vaksinasi untuk melindungi rakyat Indonesia.
"Kami berusaha mendapatkan akses vaksin tentunya tetap memperhatikan kualitas uji klinis dan nanti akan dilakukan vaksinasi apabila seluruh hasilnya selesai dengan baik," kata Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (25/8/2020).
Disampaikan Prof Wiku, ada beberapa kandidat vaksin Corona yang dikembangkan di China yang nantinya diharapkan bisa digunakan di Indonesia.
1. Sinovac
Seperti yang telah diketahui, Indonesia telah mendapatkan komitmen terkait akses vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac. Saat ini sudah dilakukan uji klinis vaksin Corona Sinovac di Bandung, Jawa Barat, yang melibatkan sekitar 1.620 partisipan.
Selain itu, ke depannya Sinovac juga akan terlibat dalam pengembangan vaksin lokal 'Merah Putih' dari LBME Eijkman yang bekerja sama dengan PT Bio Farma.
2. Sinopharm
Disampaikan oleh Prof Wiku, Indonesia juga tengah menjajaki kerja sama dengan Sinopharm yang saat ini telah melakukan uji klinis fase 3 yang dilakukan oleh China National Biotech Group (CNBG). Uji ini diadakan dengan aliansi Uni Emirat Arat yang berbasis di Abu Dhabi
"Sinopharm memilih UEA untuk uji klinis Sinopharm karena di sana ada 85 kebangsaan sehingga diharapkan keterwakilan dari etnis bangsa dapat terwakili di situ," jelasnya.
3. CanSino
Pemerintah Indonesia juga tengah berdiskusi dengan CanSino, perusahaan pertama yang menerima paten pembuatan vaksin COVID-19 di China. Vaksin Corona yang dikembangkan oleh CanSino dibuat dari protein virus COVID-19 dengan cara vektor virus yang sudah dilemahkan.
"Pihak CanSino kini tengah bernegosiasi lebih lanjut untuk uji klinis di negara lain termasuk di Indonesia," ucapnya.
Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung Akan Dikebut, Ini Alasannya
Uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac akan dikebut dengan menambah frekuensi pemeriksaan. Harapannya, vaksin yang nantinya akan diproduksi Biofarma itu siap dibuat pada akhir tahun ini.
Ketua Tim Riset Vaksin dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, jumlah relawan yang diperiksa akan ditambah dua kali lipat dari satu titik penelitian.
"Jadi umpamanya dalam satu tempat penelitian itu dimulai jam 11, nah nanti kita minta dua kali dari jam 11 sampai jam 3 misalnya. Jadi dua kali lpat, surveinya lebih cepat, jadi misal dari sepuluh (calon relawan vaksin) perhari menjadi dua puluh perhari gitu ya," ujar Kusnandi di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020).
"Jadi nanti kita Oktober sudah bisa bikin laporan, sehingga pada akhir tahun ini kita bisa siap produksi vaksin," imbuh guru besar UNPAD itu.
Kusnandi membeberkan, alasan uji klinis ini dikebut karena sampai saat ini belum ditemukan obat yang secara ilmiah dan efektif bisa menyembuhkan pasien yang terpapar virus Corona.
"Kita belum punya obat, orang sudah bergelimpangan, jadi saya butuh subjek yang cukup, jadi ditambah saja subjeknya. Jadi sudah memenuhi kriteria daripada statistik," ucapnya.
Kendati begitu, proses pemantauan akan tetap dilaksanakan untuk melihat kemungkinan adanya efek samping. Sejauh ini, ucap Kusnandi, belum ada keluhan yang dirasakan oleh subjek yang telah disuntikkan kandidat vaksin tersebut.
"Happy-happy saja mereka, bisa jalan kemana-kemana. Malah saat kita telepon bagaimana reaksinya, biasa saja. Dia bilang, 'saya lagi jalan-jalan' ke mana gitu, tetap kita pantau semuanya," katanya.
https://kamumovie28.com/scary-movie-3-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar