Meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia, terutama di DKI Jakarta, masih terkait dengan adanya kluster di perkantoran. Sebenarnya, apa yang menyebabkan kasus COVID-19 banyak ditemukan di kantor?
"Kenapa banyak ditemukan di kantor, karena kegiatan aktivitas di kantor sudah meningkat," ujar Plt Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI, drg Kartini Rustandi, MKes, dalam siaran talkshow di YouTube BNPB, Selasa (25/8/2020).
"Kalau kita bicara klaster kantor, kita harus tahu duluklaster itu apa. Kalau dalam satu ruangan ada satu (positifCOVID-19), kemudian menular ke yang lain, oke ituklaster," jelasnya.
Kartini mengatakan, penularan virus ini juga bisa disebabkan karena adanya kemungkinan lain, salah satunya saat di perjalanan menuju ke kantor.
"Pada saat dia berjalan ke kantor, apakah dia menggunakan kendaraan pribadi atau umum. Kalau misalnya kendaraan pribadi, berdua dengan sopir atau dengan teman, apakah kemungkinan bisa terjadi penularan? Mungkin, sehingga risiko itu ada di mana-mana," kata Kartini.
"Akibatnya taunya saat pulang dari kantor atau saat di kantor ada demam," lanjutnya.
Saran dr Reisa Agar Rapat di Kantor Bisa Bebas Corona
dr Reisa Broto Asmoro melalui BNPB pada Selasa (25/08/2020), menyarankan agar pelaksanaan rapat di kantor hanya dilaksanakan saat mendesak dan terpaksa. Ia mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan teknologi masa kini, seperti mengadakan rapat secara virtual tanpa mengurangi esensi rapat itu sendiri.
Apabila terpaksa mengadakan rapat di kantor, dr Reisa menyampaikan untuk memastikan ruangan rapat benar-benar dilakukan jaga jarak dan semua peserta rapat dalam kondisi sehat.
Saat ini disebut masih banyak masyarakat yang lengah, menganggap orang-orang di kantor sebagai teman dekat sehingga mengabaikan dan melakukan kesalahan yang berisiko terhadap penularan virus Corona COVID-19. Contohnya, seperti ngobrol tanpa memakai masker dan makan serta minum saat rapat berlangsung.
"Hindari penyediaan makan dan minuman saat rapat karena memungkinkan para peserta untuk membuka masker," jelas dr Reisa.
Selain itu, pastikan juga sirkulasi udara di ruangan rapat terjaga dengan baik. Jangan sampai Air Conditioner (AC) maupun kipas angin langsung terarah ke peserta rapat.
"Rapat dilakukan dalam waktu singkat. Maksimal 30 menit saja," pungkasnya.
Seberapa Efektif Alkohol untuk Melawan Virus?
Produk-produk hand sanitizer biasanya menawarkan kandungan alkohol yang bisa membunuh kuman. Namun apakah benar alkohol bisa menjadi pembunuh virus? Lalu seberapa efektif alkohol dalam membunuh kuman dan virus tersebut?
Medical Manager Kalbe Consumer Health dr Helmin Agustina mengatakan alkohol secara in vitro efektif melawan bakteri gram positif dan bakteri vegetatif gram negatif (termasuk MRSA & MRSE), Herpes Simplex Virus, HIV, influenza virus, RSV dan vaccinia virus. Efektivitas dari alkohol tersebut tergantung porsi alkohol yang digunakan.
"Larutan alkohol yang mengandung 60-80% adalah alkohol yang paling efektif (untuk membunuh virus dan kuman)," ujar dr Helmin kepada detikHealth baru-baru ini.
Secara lebih jelas, dilansir dari laman cdc.gov, alkohol dengan jumlah rendah belum bisa untuk membunuh kuman maupun virus. Namun alkohol dengan jumlah yang tepat yaitu di antara 60% hingga 80% bisa dengan efektif untuk membasmi virus.
Kemudian dikutip dari situs indianexpress, virus dalam strukturnya mempunyai protein sebagai lapisan pelindung luar. Lapisan perlindungan itulah yang didenaturasi oleh alkohol 60% -80% sehingga bagian dalam dari virus terekspos, dan akhirnya membuat virus tersebut dapat mati.
"Aktivitas antimikroba alkohol dihasilkan dari kemampuannya untuk mendenaturasi protein dari kuman sehingga kuman tidak dapat bertahan hidup," jelas dr Helmin.
Jadi dapat disimpulkan alkohol dapat dengan efektif digunakan untuk melawan virus. Namun hal tersebut tergantung dari produk yang digunakan dan kandungan alkohol yang tepat.
https://cinemamovie28.com/sara/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar