Rasa sayang orangtua kepada anak-anaknya memang tidak terhingga. Mereka bahkan rela melakukan apapun demi memastikan bahwa anak-anaknya bisa hidup dengan layak dan memiliki masa depan yang cerah. Hal itu yang juga dilakukan oleh seorang ayah yang berasal dari India.
Seperti dikutip dari India Times, karena tidak tersedianya transportasi umum selama pandemi Corona, seorang ayah rela mengayuh sepedanya dan melakukan perjalanan 105 km jauhnya demi mengantar putranya ke sekolah. Ayah yang bernama Shobhram itu sendiri bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, namun dirinya menyadari dan paham seberapa besar pentingnya pendidikan.
Itulah mengapa Shobhram rela menempuh perjalanan jauh menggunakan sepeda demi mengantar putranya yang duduk di kelas 10 agar tetap bisa mengikuti ujian tambahan di sekolahnya. Shobhram ingin putranya itu bisa belajar dengan giat dan tidak menyia-nyiakan setahun penuh sekolahnya hanya dengan melewatkan ujian tambahan tersebut.
Semenjak pandemi Corona, pria berusia 30 tahun itu memang mengaku mengalami kesulitan untuk memperoleh penghasilan. Oleh karena itu dirinya lebih memilih untuk menggunakan sepeda untuk mengantar anaknya.
"Tidak ada sarana transportasi, termasuk bus, yang tersedia karena situasi virus corona yang ada. Tetapi jika saya melewatkan kesempatan ini, maka satu tahun putra saya akan sia-sia. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk membawanya untuk mengikuti ujian dengan sepeda. Lagipula, kami tidak punya uang atau bahkan sepeda motor. Tidak ada yang membantu. Tetapi untuk meningkatkan kehidupan anak saya, saya membawanya ke Dhar untuk hadir dalam ujian dengan sepeda," jelas Shobhram.
Tidak hanya itu saja, Shobhram bersama anaknya juga membawa makanan dan barang-barang lain yang diperlukan selama dua atau tiga hari berada di Dhar. Shobhram menjelaskan, "Kami mulai pada hari Senin dan setelah menghabiskan beberapa jam malam di kota Manawar, kami mencapai Dhar pada hari Selasa pagi tepat sebelum ujian dimulai."
Dedikasi dari ayah yang satu ini sangat patut diacungi jempol. Walaupun mendapat lebih banyak rintangan saat pandemi Corona melanda, dirinya tetap gigih mengantarkan sang anak demi bisa mendapatkan pendidikan yang tinggi. Bagaimana menurutmu?
Sering Dapat Stigma, Profesi Astrologer Ternyata Cukup Menjanjikan
Astrologi atau ramalan zodiak kerap kali dipandang sebelah mata. Tak sedikit yang mengaitkan ramalan atau membaca kepribadian seseorang lewat zodiak dengan hal-hal klenik.
Profesi astrologer pun tak luput dari stigma itu. Seperti yang pernah dialami Godvin Triastama Simamora, astrologer bersertifikasi, asal Indonesia. Dia pun mengakui kalau pandangan skeptis dari sejumlah orang merupakan salah satu tantangan dari profesi seorang astrologer.
"Ilmu astrologi ini sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu di era Babylonia, Yunani Kuno, tentang ras bintang. Kenapa masih eksis sampai sekarang? Berarti ada sesuatu. Astrologi sendiri terbagi menjadi tiga yaitu versi western, India verdic dan astrologi China yang kita kenal dengan shio," tutur Godvin yang menekuni dunia astrologi dan zodiak sejak 2018, saat berbincang dengan Wolipop.
Dijelaskan Godvin, membaca ramalan zodiak seseorang pun tidak hanya cukup hanya dengan mengetahui tanggal lahir atau zodiaknya. Tapi harus dilihat juga posisi waktu, arah hadap langit saat orang itu lahir, derajat, dan sebagainya.
Dia menyebutkan di Amerika Serikat ada pendidikan formal yang khusus mempelajari tentang astrologi bernama Kepler College Astrological Education. Kampus ini mengajarkan berbagai teori tentang ilmu perbintangan yang dikombinasikan dengan ilmu astronomi.
https://cinemamovie28.com/obscene-whores-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar