Vaksin Corona Moderna disebut sukses menghasilkan antibodi pada orang tua dan lansia. Antibodi yang dihasilkan bahkan diklaim lebih tinggi daripada yang dimiliki pasien sembuh COVID-19.
Dikutip dari CNBC, vaksin Moderna diuji pada 10 orang dewasa mulai dari 56 hingga 70 tahun. Ada sepuluh orang dewasa berusia 71 tahun ke atas.
Masing-masing peserta menerima dua dosis 100 mikrogram vaksin hingga 28 hari. Vaksin Moderna disebut tidak memiliki efek samping yang membahayakan.
Beberapa efek samping yang dirasakan di antaranya kelelahan, menggigil, sakit kepala, dan nyeri di bagian suntikan. "Sebagian besar gejala hilang dalam dua hari," kata Moderna, dikutip dari CNBC.
Mei lalu, Moderna mengungkap data awal yang menunjukkan vaksin Corona menghasilkan antibodi di 45 orang dewasa sehat. Namun para ahli mengingatkan studi tersebut masih dalam fase kecil.
Ada kemungkinan perbedaaan untuk populasi lain termasuk lansia dengan tingkat imunitas yang lebih rendah. Maka dari itu, data baru ini menimbulkan harapan terkait adanya vaksin Corona yang aman dipakai pada akhir tahun atau awal 2021.
Moderna sebelumnya melakukan uji klinis fase ketiga pada 30 ribu orang untuk memastikan efektivitas dan keamanan vaksin. Uji klinis ini diprediksi rampung pada Oktober mendatang.
Vaksin Moderna dikenakan harga US$ 32 hingga US$ 37 atau sekitar 400 ribu hingga 500 ribu rupiah per dosis untuk vaksin virus corona. Presiden Amerika Serikat Donald Trump sendiri berencana membeli 100 juta dosis vaksin Moderna dalam kesepakatan senilai US$ 1,53 miliar.
Pertama Kalinya, Pasien HIV 'Sembuh' Tanpa Cangkok Sumsum Tulang
Seorang wanita yang terinfeksi HIV pada 1992 silam kemungkinan menjadi orang pertama yang sembuh dari virus tanpa perawatan medis seperti transplantasi sumsum tulang khusus. Bahkan tidak mengonsumsi obat-obatan, demikian ungkap para peneliti.
Dikutip dari The New York Times, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menguraikan mekanisme baru di mana tubuh dapat menekan HIV, ditemukan ada kemajuan dalam genetika. Penelitian ini juga menawarkan harapan bahwa sejumlah kecil orang yang terinfeksi HIV dan memakai terapi antiretroviral selama bertahun-tahun juga dapat menekan virus dan berhenti memakai obat, yang dapat berdampak buruk pada tubuh.
"Itu menunjukkan bahwa pengobatan itu sendiri dapat menyembuhkan orang, yang bertentangan dengan semua dogma," kata Dr Steve Deeks, seorang ahli AIDS di Universitas California, San Francisco, dan seorang penulis studi baru tersebut.
Wanita yang dinyatakan sembuh dari HIV ini bernama Loreen Willenberg, berusia 66 tahun asal California. Ia cukup terkenal di kalangan peneliti karena tubuhnya telah menekan virus selama beberapa dekade setelah terinfeksi.
Hanya ada dua orang lainnya, Timothy Brown dari Palm Springs, California, dan Adam Castillejo dari London, yang telah dinyatakan sembuh dari HIV. Kedua pria tersebut menjalani transplantasi sumsum tulang khusus, membuat mereka memiliki sistem kekebalan yang kebal terhadap virus.
Transplantasi sumsum tulang terlalu berisiko untuk menjadi pilihan bagi kebanyakan orang yang terinfeksi HIV, tetapi pemulihan meningkatkan harapan bahwa kesembuhan itu mungkin terjadi. Pada bulan Mei, para peneliti di Brazil melaporkan bahwa kombinasi pengobatan HIV mungkin mengarah pada penyembuhan lain, tetapi para ahli lain mengatakan lebih banyak tes diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan itu.
"Saya pikir itu adalah novel, penemuan penting," kata Dr. Sharon Lewin, direktur Institut Infeksi dan Imunitas Peter Doherty di Melbourne, tentang studi baru tersebut.
"Tantangan sebenarnya, tentu saja, adalah bagaimana Anda dapat melakukan intervensi untuk membuatnya relevan dengan 37 juta orang yang hidup dengan HIV," lanjutnya.
https://cinemamovie28.com/bakuman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar