Sejak Korea Selatan menjadi negara pertama yang punya jaringan 5G, sejumlah negara pun berlomba menggelar jaringan super cepat tersebut. Seperti ini perjalanannya.
Sejarah 5G tentu tidak bisa lepas dari penerapan generasi pertama atau 1G, yang pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1979 oleh Nippon Telegraph and Telephone (NTT). Dilanjutkan kemudian pada 1983, Amerika Serikat menyetujui operasional 1G dengan ponsel Motorola DynaTac sebagai ponsel pertama yang dipakai secara luas.
Setelah era 1G, jaringan selular 2G dengan standar GSM diluncurkan di Finlandia pada 1991. Suara via ponsel menjadi lebih jernih dan selain itu, untuk pertama kalinya orang bisa mengirimkan SMS, gambar, pesan, bahkan MMS (multimedia messages) dari ponsel.
Pada awalnya, kecepatan transfer 2G hanya sekitar 9,6 kbits/s. Pada akhir eranya, kecepatan 40 kbit/s tercapai dan koneksi EDGE menawarkan kecepatan sampai 500 kbit/s. Era 2G membuat pemakaian ponsel semakin merebak
Berlanjut ke 3G yang pertama kali rilis di Jepang di 2001 oleh NTT DoCoMo. Kapabilitas transfer datanya meningkat 4 kali lipat dari 3G. Layanan baru seperti video call, video streaming sampai voice over IP makin merebak.
Tahun 2002, BlackBerry diluncurkan dengan bermacam fitur powerful pada saat itu yang dimungkinkan karena adanya jaringan 3G. Peluncuran iPhone pada tahun 2007 menandai akhir era 3G untuk menuju ke 4G, karena kapabilitas jaringan perlu dipercanggih mengikuti era smartphone.
Pertama kali 5G diterapkan adalah di Swedia dan Norwegia pada tahun 2009 dengan standar Long Term Evolution (LTE) 4G. Berbagai negara kemudian melancarkannya, membuat video streaming kualitas tinggi menjadi hal umum. User dapat mengakses internet dengan kecepatan tinggi.
4G saat ini merupakan standar telekomunikasi mobile dunia, namun ternyata belum semua area dapat menikmatinya. Walau begitu, kemajuan teknologi tak dapat dibendung dan lahirlah 5G.
Selanjutnya: Kelahiran 5G hingga Kedatangan 5G di Indonesia
https://nonton08.com/movies/hot-taste/
Banyak yang Rugi Main Crypto, Elon Musk Jadi Sasaran Netizen
Cuitan Elon Musk beberapa kali mempengaruhi naik atau turunnya harga crypto seperti Dogecoin dan Bitcoin. Di situasi crypto yang sedang crash sekarang, banyak orang melakukan protes kepada Musk karena dirasa CEO SpaceX dan Tesla itu adalah biang keladi turunnya harga crypto.
Amarah itu paling terlihat pada unggahan Musk baru-baru ini, tepatnya pada 20 Mei silam.
"How much is that Doge in the window?" tulis Musk. Tak lama dari itu, komentar pun berdatangan.
"Aku kehilangan semuanya karena kamu!" @cema**x melontarkan tulisan dengan kesal.
"Aku kehilangan semua uangku untuk investasi dogecoin secara berulang... dan apa yang akan aku lakukan tuan @elonmusk... dan aku dari keluarga miskin," keluh @Abhi**e2214**44.
"Aku kehilangan semuanya karena tweet crypto-mu dan sekarang aku sekarang tinggal di bawah jembatan seperti Lutin Grognon, aku harap kamu bangga," @elpau**her**no ikut berkomentar.
Tapi ada juga yang mendukung pria berusia ini, mereka beranggapan investasi adalah tanggung jawab masing-masing dan Elon Musk tidak bersalah jika mereka mengalami kerugian. Sebagian lagi bahkan tetap mendukung Musk menggiatkan Dogecoin.
"Ini benar-benar masalahmu, dia tidak menjanjikan apapun," bela @To**rGa**rTV.
"Bukan karena Elon, kamu sendiri yang melakukan itu padamu. Berinvestasi pada pasar crypto sangat berisiko tinggi, tapi jangan salahkan dia karena transaksi dan kehilangan yang kamu alami," @c*aba_**7 menambahkan.
"Doge adalah masa depan! Aku harap. Aku buat Doge mencapai USD 1!" sahut @ChrisCovent seorang streamer ternama.
Turunnya harga di pasar crypto memang menimbulkan kepanikan. Beberapa orang bahkan memutuskan untuk cutloss dan menerima kerugian, namun ada juga yang bertahan dan menambah amunisi investasi crypto yang mereka punya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar