Virus Corona varian Delta menjadi sorotan dunia karena dianggap sangat mudah menular. Bahkan varian ini disebut bisa menular hanya dengan berpapasan.
Hasil tracing di Australia pada kasus yang terjadi di salah satu pusat perbelanjaan South Wales, menunjukkan betapa cepatnya penularan varian Delta. Hal ini kemudian ditanggapi oleh Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoerban yang menyebut transmisi cepat varian Delta bukan candaan semata.
Dalam cuitannya di akun Twitter pribadi miliknya, Prof Zubairi mengatakan kecepatan transmisi varian Delta sudah menjadi perhatian khusus para ahli, terutama kejadiannya tak hanya terjadi sekali di Australia.
"Makanya pejabat kesehatan Australia mengingatkan bahwa penularan virus tidak lagi butuh waktu hingga 15 menit, tapi dimungkinkan bisa dalam hitungan detik," tulisnya.
Bagaimana transmisi kilat itu bisa terjadi?
Ahli virologi Universitas Griffith, Lara Herrero, mengatakan dalam momen transmisi yang terekam di CCTV, virus didapati bisa bertahan di udara cukup lama sehingga seseorang bisa menghirupnya dan kemudian terinfeksi.
Transmisi kontak sekilas juga didukung pernyataan beberapa ahli temasuk ahli epidemiologi dunia Eric Feighl-Ding.
"Secara global, varian Delta memang menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kabar baiknya, sebagian besar vaksin yang beredar masih bisa bekerja melawan varian Delta ini," pungkas Prof Zubairi.
https://trimay98.com/movies/face-to-face/
Anjuran Pakai Masker Dobel untuk Proteksi Ganda di Tengah Amukan Corona
Infeksi virus Corona kian melonjak di Indonesia. Beberapa kali rekor kasus harian Corona tercatat dalam sepekan terakhir.
Pada Kamis (24/6/2021) kemarin, untuk pertama kalinya kasus harian Corona di Indonesia menembus angka 20.000 kasus dalam sehari. Hal ini menjadi bukti bahwa penyebaran COVID-19 di Tanah Air kian mengkhawatirkan.
Sejumlah pakar pun sudah menyarankan untuk menggunakan masker dobel sebagai antisipasi penularan COVID-19. Pasalnya, diduga penyebaran ini ada sangkut pautnya dengan varian baru Corona, yang disebut lebih mudah menular.
"Double masker (medis plus kain) memang memberikan perlindungan yang lebih tinggi dibandingkan single masker. Perlindungan terhadap virus tanpa melihat variannya," kata dr Erlina Burhan, SpP(K), Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), beberapa waktu lalu.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), penggunaan masker dobel dapat menurunkan risiko penularan COVID-19 hingga 90 persen. Hal ini karena virus atau bakteri akan lebih tersaring ketika kita mengenakan masker dobel.
Meski demikian, Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan masker dobel sebaiknya hanya digunakan pada saat di dalam ruangan yang banyak orang, atau ketika berada di zona penularan tinggi virus Corona.
"Tidak harus memakai dua masker tiap saat. Itu dilakukan kalau Anda berada di dalam ruangan yang ramai atau wilayah dengan tingkat penularan tinggi," kata Prof Zubairi dalam akun Twitter pribadinya, Senin (22/2/2021).
"Tapi bukankah lebih baik menghindari tempat-tempat seperti itu?" lanjutnya.
Perlu diketahui, penggunaan masker dobel yang disarankan adalah perpaduan antara masker bedah dan masker kain. Masker bedah berfungsi sebagai filter dan masker kain berfungsi untuk lapisan tambahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar