Senin, 21 Juni 2021

Pecah Rekor dan Tembus 2 Juta Kasus, Sampai Kapan COVID-19 RI Ngegas Terus?

  Indonesia kembali mencatat penambahan kasus COVID-19 tertinggi pada Senin (21/6/2021). Dilaporkan ada 14.536 kasus baru, membuat total kasus COVID-19 yang sudah terkonfirmasi di Indonesia mencapai 2.004.445.

Rekor penambahan kasus dalam sehari ini mengalahkan puncak gelombang pertama COVID-19 Indonesia di awal tahun lalu. Tercatat pada 30 Januari 2021 terdapat penambahan 14.518 kasus COVID-19 dalam sehari.


Pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono memprediksi kondisi wabah kali ini akan lebih buruk dari gelombang pertama. Ini karena kepedulian terhadap protokol kesehatan yang semakin berkurang ditambah munculnya varian baru.


"Kalau kemarin Januari-Februari disebut puncak pertama, ya, saat ini bisa disebut kita sudah di gelombang kedua, tapi belum selesai. Dan ini kemungkinan menuju puncak gelombang kedua yang lebih tinggi dari yang pertama," ungkap Pandu.


Data yang dilaporkan Satgas Penanganan COVID-19 menunjukkan laju kasus Corona Indonesia sempat turun pada akhir Februari 2021. Kala itu penambahan kasus harian tidak lagi menyentuh angka di atas 10.000 dan kasus aktif perlahan turun, sempat di bawah 100.000.


Namun, laju kasus COVID-19 kembali naik secara signifikan mulai dari awal Juni 2021. Beberapa ahli menyebut ini merupakan dampak dari mobilitas masyarakat yang tinggi pada libur Lebaran Idul Fitri.


Berikut detail penambahan kasus COVID-19 pada Senin (21/6/2021):


Kasus positif bertambah 14.536 menjadi 2.004.445

Pasien sembuh bertambah 9.233 menjadi 1.801.761

Pasien meninggal bertambah 294 menjadi 54.956

https://nonton08.com/movies/y-ahora-que-senor-fiscal/


Fakta-fakta Penularan COVID-19 Anak, Tak Kalah Menyeramkan Lho Ternyata


 Selain orang dewasa, anak-anak juga menjadi korban dari keganasan COVID-19. Dilaporkan ada ratusan anak di Indonesia yang terkonfirmasi positif Corona setiap harinya.

Contohnya di DKI Jakarta, sebanyak 879 anak terkonfirmasi positif Corona pada Minggu (21/6/2021) kemarin. Mirisnya, dari 879 anak tersebut, 224 di antaranya adalah balita.


Oleh karena itu, anak-anak menjadi salah satu kelompok yang rentan tertular COVID-19. Terlebih dengan adanya varian baru Corona yang sudah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia, para orang tua pun dituntut untuk lebih waspada.


Berikut sejumlah fakta tentang penularan COVID-19 pada anak-anak di Indonesia, yang perlu diketahui.


1 dari 8 kasus Corona di Indonesia adalah anak-anak

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, mengatakan bahwa proporsi kasus Corona pada anak secara nasional adalah 12,5 persen. Ini merupakan angka yang cukup tinggi, terlebih total kasus Corona di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1,9 juta jiwa.


"Data nasional saat ini proporsi kasus konfirmasi positif COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun ini adalah 12,5 persen. Artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi itu adalah anak," kata dr Aman dalam konferensi pers, Jumat (18/6/2021).


Kasus kematian Corona anak di Indonesia terbanyak di dunia

Menurut dr Aman, case fatality rate kasus Corona anak di Indonesia mencapai 3-5 persen. Dengan angka tersebut, tingkat kematiannya menjadi yang terbanyak di dunia.


"Data IDAI menunjukkan case fatality rate (kematian) itu adalah 3-5 persen. Jadi, kita ini (jumlah) kematian yang paling banyak di dunia," ujarnya.


50 persen kasus kematian Corona anak adalah balita

Selain tingkat kematiannya yang tinggi, setengah dari kasus kematian Corona pada anak-anak di Indonesia adalah kelompok balita. dr Aman pun mengimbau para orang tua untuk tidak membawa anaknya keluar rumah jika tidak ada keperluan penting, kemudian tetap menjaga protokol kesehatan ketika beraktivitas di luar ruangan.


"Dan saya sering mengatakan 50 persen kematian anak itu balita," tegasnya.


IDAI tolak sekolah tatap muka

Dengan semua pertimbangan berbagai faktor di atas, ditambah peningkatan kasus Corona di Indonesia tengah melonjak drastis, IDAI meminta kegiatan sekolah tatap muka sebaiknya tidak dilakukan dalam waktu dekat ini.


"Jelas IDAI mengatakan IDAI sangat mendukung usaha untuk sekolah tatap muka. Namun, ada syarat pertamanya bahwa positivity rate-nya harus di bawah 5 persen," jelas dr Aman.


"(sementara) Saat ini positivity rate sudah berapa banyak? 37 persen," lanjutnya.


dr Aman pun mengatakan rekomendasi ini berlaku bagi setiap daerah, terlepas dari zonasi Coronanya. Hal ini karena penularan COVID-19 dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.


"Kami tetap menganggap tidak ada itu daerah hijau atau merah, karena tidak ada batas kok. Jadi tolonglah kita lihat ini secara bijaksana," jelas dr Aman.

https://nonton08.com/movies/la-dudosa-virilidad-de-cristobal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar