Sabtu, 28 Desember 2019

Dongkrak Kunjungan Wisatawan, Pemkot Gelar Cirebon Festival

Traveler yang berakhir pekan di Cirebon tak perlu bingung mau main ke mana. Selama 24 ke depan Cirebon gelar Festival untuk dongkrak jumlah wisatawan.

Pemkot Cirebon menggandeng pekerja kreatif menggelar Cirebon Festival 2019 sebagai rangkaian hari jadi ke-650 Kota Cirebon. Cirebon Festival bakal diramaikan dengan sejumlah agenda dan wahana menarik, seperti snowland, pasar malam, bazar, kebudayaan, hiburan, kuliner dan lainnya.

Ketua Panitia HUT Kota Cirebon Agus Sukmanjaya mengatakan Cirebon Festival merupakan even berskala nasional yang diidam-idamkan masyarakat Cirebon. Agus menyebut penggerak Cirebon Festival merupakan para pemuda Cirebon yang kreatif.

"Kami berharap kehadiran Cirebon Festival ini bisa menambah semarak perayaan hari jadi Cirebon. Tentunya bisa menarik wisatawan dan meningkatkan geliat perekonomian di Cirebon," kata Agus kepada awak media, Jumat (30/8/2019).

Agus berharap semarak peringatan hari jadi Kota Cirebon bisa meningkatkan kunjungan wisatawan. Saat ini Pemkot Cirebon menargetkan 2 juta kunjungan wisatawan pada 2019 ini.

Sementara itu, Direktur Dipro Communication selaku penyelenggara Cirebon Festival 2019 Riyandi Komara mengaku optimis, Cirebon Festival bisa menyedot animo masyarakat yang besar. Ia menargetkan 300 pengunjung bisa hadir di Cirebon Festival.

"Sasaran kami adalah family dan milenial. Karena di sini ada berbagai macam wahana untuk family, kemudian ada acara musik, bazar dan lainnya," kata Riyandi.Salah satu wahana yang spektakuler adalah snowland dan bioskop delapan dimensi.

"Ada snowland, bisokop delapan dimensi, dan atraksi lainnya yang spektakuler. Ada juga artis nasional seperti Rizky Febian, Cakra Khan, Virgoun, Vierratale, dan Rendy Pandugo yang meramaikan pembukaan acara ini," katanya.

Rencananya Cirebon Festival dibuka mulai hari ini 30 Agustus hingga 24 hari kedepan. Acara tersebut digelar di Stadion Madya Bima Kota Cirebon.

Untuk masuk ke area Cirebon Festival pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp 20 ribu saat weekday, dan Rp 30 ribu saat akhir pekan.

Di Pantai Atuh Aku Jatuh Cinta

Keindahan Nusa Penida kini mulai jadi destinasi pilihan wisatawan. Salah satu yang makin populer adalah Pantai Atuh yang tersembunyi namun cantik.

Siapa sih, yang gak tahu Nusa Penida? Pulau yang ada di Provinsi Bali ini mempunyai banyak pantai yang keren banget dan wajib dikunjungi. Seperti Pantai Kelingking, Pantai Anggel Bilabong, Pantai Atuh dan masih banyak lagi destinasi yang disambangi saat ke pulau ini.

Nah berkunjung ke Nusa Penida ini, ada beberapa cara yang bisa penggunjung gunakan. Seperti melalui Pantai Sanur dengan speed boat seharga 75 ribu, atau melalui Padang Bai menggunakan kapal Fery seharga 31 ribu, pilihan yang lebih murah.

Agustus 2019 lalu, saya berkesempatan buat ke pulau ini dan menginap satu malam. Seperti daerah turis di Bali pada umumnya, di Nusa Penida sudah terdapat banyak sekali hotel dan homestay yang bisa disewa dengan harga murah meriah. Saat itu saya memilih sebuah homestay yang bersih dan nyaman hanya dengan harga 120ribu/malam saja untuk kapasitas dua orang.

Salah satu tujuan utama saya ke sini adalah Pantai Atuh. Lokasinya di sebelah timur Nusa Penida. Menuju pantai ini, saya harus melalui jalanan berbatu yang berlika-liku, naik dan turun dengan kondisi cukup rusak.

Pagi itu saya ke Pantai Atuh bersama seorang teman bernama Iwan. Ya, kami memang sudah merencanakan ini sejak awal sampai Nusa Penida. Sengaja pagi karena siang ini Iwan akan pulang duluan. Sekitar pukul 06.00 Wita, kami melaju dengan sepeda motor sewaan. Oh iya, harga sewa motor di Nusa Penida  sekitar Rp60-75 ribu saja.

Sembari bersiap mengemudikan sepeda motor, si anak Kalimantan ini bilang, "Saya saja yang bawa motornya, kapan lagi nyobain jalanan di Nusa penida," ujarnya.

Yasudah saya nyantai saja dibonceng Iwan. Perjalanan kami dari homestay menuju Pantai Atuh memakan waktu setidaknya 45 menit dengan arahan aplikasi google maps.

Perjalanan kami menuju Pantai Atuh ternyata tidak semulus yang dibayangkan, menjauh daerah perkampungan warga, jalanan mulai naik-turun dan berliku. Ditambah kondisinya tidak cukup baik membuat sepeda motor kami sempat terseok-seok. Maklum aja ya, beban berat badan saya yang dibonceng Iwan.

Hingga sampailah pada titik, di mana malang tak dapat ditolak, saat kami di tanjakan dengan belokan cukup tajam, sepeda motor yang dikendarai Iwan oleng, dan mendadak hilang kendali. Membuat kami, bujang-bujang sangar yang tengah traveling di Nusa penida harus merasakan kerasnya aspal jalanan.

Tanpa tedeng aling-aling, disaksikan oleh mentari Nusa Penida yang mengintip malu-malu dari balik pepohonan sisi jalan, kami terperosok tidak berdaya ke sisi kiri jalan dan terjatuh dari motor. Sungguh dramatis sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar