Jumat, 27 Desember 2019

Kisah Sedih Suami Istri Meninggal Karena Kebakaran Hutan Amazon

Ada kisah sedih dari kebakaran hutan di Amazon. Sepasang suami istri meninggal di dalam hutannya, mempertahankan tempat tinggal dari lalapan api.

Dilansir dari BBC, Minggu (1/9/2019) pasangan itu bernama Romildo Rodrigues dan istrinya, Eidi Rodrigues. Mereka menempati rumah atau biasa disebut gubuk kayu di dalam hutan Amazon di Machadinho D'Oeste, sebuah desa di Negara Bagian Rondonia, bagian barat laut Brasil.

Mereka berdua sudah tinggal bertahun-tahun di sana. Kehidupannya bersumber dari hutan Amazon seperti berladang dan berternak. Mereka pun kerap kali berjuang melawan kebakaran hutan.

13 Agustus kemarin, adalah hari yang mencekam bagi Romildo dan istri. Kebakaran hutan Amazon begitu hebat dan besar.

Mereka sudah memakai sekat kayu untuk menahan laju lalapan api. Segala cara dilakukan, agar api tidak menyebar lebih luas.

Tetangganya dan anak-anaknya sudah melarikan diri terlebih dulu. Sementara Romildo dan Eidi terus bertahan mempertahakan rumahnya dari api dan menjaga hutan di seklilingnya.

Sayang beribu sayang, mereka pun terpojok di dalam rumah. Depan, belakang, kiri dan kanan adalah api!

Pihak kepolisian yang datang sehari setelahnya, menemukan jenazah pasangan suami istri tersebut. Jenazahnya dalam keadaan gosong terpanggang api.

"Saat itu sangat berangin. Api menyebar cepat dan tak ada waktu untuk lari," kata Jeigislaine Carvalho, salah satu anak Romildo kepada BBC.

Para tetangga berkata kepada polisi, pasangan ini menolak meninggalkan lahan mereka ketika kebakaran besar. Demi untuk mengawasi jalannya api.

Tahun ini, jumlah kebakaran di Amazon merupakan yang tertinggi sejak 2012. Ada lebih dari 82.000 kejadian antara Januari hingga Agustus. Ini 80% lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data dari Brazilian Space Agency. Di negara bagian Rondonia saja, ada lebih dari 6.400 titik api sejauh ini.

Kebakaran hutan sering kali terjadi pada musim kering di Brasil, tapi juga bisa disulut dengan sengaja dalam upaya penggundulan lahan secara ilegal untuk pembukaan lahan. Celakanya, petani-petani pun sering menggunakan api untuk membuka lahan.

Pemerintah Brasil menjadi sorotan. Organisasi lingkungan dunia meminta pemerintah Brasil untuk mengatasi masalah kebakaran hutan. Sebab tiap tahun, ada saja kebakaran hutan di sana dan tidak ada solusinya.

Rowo Bayu, Desa Penari dan Festival Hari Jadi Banyuwangi

Banyuwangi makin populer karena adanya cerita KKN di Desa Penari. Dikaitkan dengan Rowo Bayu, tempat ini selalu adakan festival saat hari jadi Banyuwangi.

Hari Jadi Banyuwangi tanggal 18 Desember selalu perayaannya dipusatkan di Desa Bayu Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Selama kepemimpinan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, kegiatan ini dirangkum menjadi Festival Rowo Bayu. Berbagai kegiatan perayaan hingga ritual khusus juga dilakukan diajang yang sudah digelar kali kedua ini.

Acara tersebut diawali dengan malam renungan berisi doa bersama dan tasyakuran hingga renungan suci di kawasan Rowo Bayu, Kecamatan Songgon. Pemilihan Rowo Bayu sebagai tempat perenungan bukan tanpa alasan.

Di tempat tersebut, pada rentang waktu 1771-1772 menjadi saksi bisu kegigihan rakyat Blambangan mempertahankan tanah airnya dari gempuran penjajah. Dari rangkaian perjuangan itulah, lantas menjadi momentum lahirnya Kabupaten Banyuwangi.

Tak hanya doa bersama dan tasyakuran, tabah Dani, dalam festival ini juga digelar Napak tilas . Mereka menyusuri rute sepanjang 10 Km yang menjadi jalur perang Puputan Bayu. Dimulai dari Desa Parangharjo menuju hutan Rowo Bayu yang diyakini menjadi lokasi perang besar tersebut.

Warga Songgon pun menyambut antusias tradisi ini. Sepanjang rute yang dilalui peserta, warga dengan sukarela menyiapkan makanan dan minuman ringan yang bisa dinikmati secara gratis oleh para peserta napak tilas. Makanan tradisional seperti ubi, talas, jagung dan kacang rebus hingga bubur ketan hitam.

Berbagai atraksi juga mereka tampilkan untuk menyemangati para peserta. Mulai dari permainan musik tradisional Banyuwangi berupa rebana yang dibawakan beramai-ramai hingga lantunan lagu-lagu Using hingga atraksi Barong Kumbo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar