Perundingan Linggarjati di Kuningan menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia. Tahukah kamu, gedung perundingannya ternyata sebuah hotel lho.
Gedung Perundingan Linggarjati yang berada di Kabupaten Kuningan, Jabar salah satu destinasi wisata sejarah yang murah meriah. Pengunjung dimanjakan dengan suasana masa lalu saat rombongan delegasi Indonesia dan Belanda merundingkan tentang kemerdekaan.
Pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp 2.000 untuk masuk ke dalam gedung perundingan. Pengunjung disambut spanduk besar bertuliskan tentang hasil kesepakatan perundingan Linggarjati yang terjadi pada 11 hingga 13 November 1946 lalu.
Kemudian, wisatawan bisa melihat jejeran meja perundingan yang digunakan delegasi Indonesia dan Belanda, ada juga meja yang digunakan Sutan Sjahrir, yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dan wakil delegasi perundingan. Ada juga diaroma saat Sutan Sjahrir dan rombongannya berunding dengan delegasi Belanda.
Selain suasana saat perundingan, ada juga peninggalan lainnya seperti kamar para rombongan delegasi, ruangan yang digunakan Sukarno dan foto-foto saat perundingan. Termasuk foto suasana saat sejumlah wartawan asing meliput perundingan bersejarah itu.
Menurut pengelola Gedung Perundingan Linggarjati Sukardi sebelum dijadikan tempat perundingan, gedung tersebut bernama Hotel Merdeka. Bahkan sempat dijadikan sebagai markas badan keamanan rakyat.
"Ya dulunya hotel sebelum dijadikan tempat perundingan. Kemudian disepakati lah gedung ini untuk dijadikan perundingan perselisihan antara Belanda dan Indonesia," kata Sukardi saat berbincang dengan detikcom, Selasa (20/8/2019).
Lebih lanjut, Sukardi menceritakan ada 17 pasal yang disepakati dalam perundingan itu. Salah satunya pemerintah Belanda mengakui secara pemerintahan Indonesia, namun hanya Jawa, Madura dan Sumatera.
"Ada banyak isinya, ada 17 pasal. Intinya tentang status kemerdekaan dan pemerintahan Indonesia," katanya.
Saat disinggung mengenai tingkat kunjungan wisata, Sukardi menyebutkan rata-rata tingkat kunjungan wisatawan per bulannya mencapai 10 ribu wisatawan. "Rata-rata sih rombongan anak sekolah. Meningkat saat momen kemerdekaan seperti ini," kata Sukardi.
Bermain Bersama Lumba-lumba di Pantai Wane, Bima
Melihat lumba-lumba bermain, melompat dan berkejaran di laut memang seru. Kalau sedang liburan ke Bima, NTB, kamu bisa mencobanya di Pantai Wane.
Bisa melihat lumba-lumba melompat dan berputar di atas gelombang air laut menjadi suatu atraksi yang sangat menakjubkan. Wisata melihat lumba-lumba itu ada di Pantai Wane, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Jika traveler berkunjung ke Bima, jangan lupa untuk mengunjungi salah satu tempat wisata di Bima yang paling indah dengan view yang menawan. Pantai Wane memiliki pasir putih yang terbentang luas juga dilengkapi dengan ombak dan air lautnya yang jernih.
Pantai berombak cantik yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia ini sangat layak untuk traveler datangi.
Ada satu lagi yang tak kalah menarik, yakni atraksi sekawanan lumba-lumba yang asyik melompat-lompat di tengah laut. Wisata yang paling menakjubkan dan jarang ditemukan jika traveler hanya bermain di dekat bibir pantai.
"Untuk wisata lumba-lumba, teman harus booking kapal nelayan satu hari sebelum jalan dan teman-teman berangkat mulai jam 9 pagi," tutur Ketua Pokdarwis La-Bibano Wane Juliasyah kepada detikcom, akhir pekan lalu.
Pantai Wane ini tepatnya berada di Desa Tolotangga, Kecamatan Monta. Jarak tempuh untuk melihat atraksi lumba-lumba tersebut hanya butuh waktu setengah jam menggunakan sampan boat.
"Suasana ombaknya tidak membahayakan. Kami sudah siapkan tour guide-nya juga untuk memandu selama tour. Ada tim penyelamatnya juga untuk antisipasi ketika terjadi sesuatu dalam perjalanan," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar