Woohoo... Jantung saya pun berdebar debar saat kaki saya menyentuh arus sungai. Saya turun dari perahu sambil mulai berbaring menghadap langit dan mencoba untuk mengapungkan diri. Sekali lagi berkata saya akan baik baik saja, sama seperti yang dilakukan oleh yang lain.
Ya, akhirnya saya mematahkan rasa takut saya terhadap air. Arus membawa saya melintasi batu-batuan di sungai dan melewati arus utama, kira kira sejauh 200 meter. Renang jeram pertama saya, dan latihan ini terasa sangat luar biasa.
Saatnya Mencoba Jeram yang Sesungguhnya!
Tapi ini baru latihan teman teman. Petualangan selanjutnya, kami benar benar mencoba mengarungi jeram Air Manna ini. Perahu dibawa ke tepian, dan 6 orang dari kami naik dan memegang posisi dayung masing masing. Bang Bima sebagai skipper saat itu, memulai memberi arahan untuk melajukan perahu. Dimulai dengan mengikuti arus utama, tujuan utama kami adalah sampai di wilayah Geluguran sebagai titik finish yang berjarak sekitar 10 - 12 kilometer dari titik start kami saat ini.
Pemandangan yang menawan menjumpai kami sepanjang kami mengarungi arus utama sungai. Pesona belantara yang masih terjaga di kiri kanan sungai menyegarkan mata. Udara yang sejuk dan dingin dari air dan pepohonan juga terasa menenangkan. Tanpa terasa kami harus melewati kelokan (bend) dan batu batuan (pillow). Peran skipper dituntut cepat tanggap melihat arus didepan.
Batu besar pertama kami lewati. Setelah mengayuh dan membelokkan perahu kembali ke lajur, kami kembali menemui batu besar yang membuat perahu yang kami gunakan menyangkut. Kami berusaha membelokkan sambil mengayuh dengan kompak, namun usaha kami belum berhasil. Bang Ari turun dari perahu dan berenang untuk menggeser perahu agar kembali ke lajur, dan usahanya berhasil. Kami melanjutkan arung jeram bagian kami. Skipper mengingatkan kami ada jeram tajam di depan. Dengan sigap posisi depan mengatur laju perahu dan kami berhasil melewatinya.
Setelah sampai di arus yang agak tenang, kami beristirahat sambil mendengarkan arahan. Cukup lelah juga rasanya. Terlihat dari wajah rekan rekan yang kelelahan dan mecari sebotol minuman bergantian. Arahan yang diberikan bang Ernest saat itu ialah kami diminta untuk melakukan skenario flipping. Yaitu latihan untuk melihat apa yang harus dilakukakn jika perahu yang digunakan kemungkinan terbalik saat rafting. Membayangkan perahu terbalik saja sudah ngeri, dan ini benar benar dicoba pula. Benar benar extraordinary challenge buat saya kala itu.
Selain mencoba rafting dan kegiatan kelompok alam bebas yang masih asri seperti ini, rasanya pengalaman lain seperti mengunjungi gurun pasir harus juga saya coba. Dubai sebagai salah satu referensi kota paling maju di dunia saat ini menawarkan fasilitas untuk mewujudkan impian saya itu. Dubai memang Dream destination untuk orang orang penggiat petualangan seperti saya. Selain gurun pasir, pemandangan kota Dubai yang bisa dilihat langsung dari Top of burj khalifa pasti akan sangat menakjubkan dan akan terekam dengan sangat apik dalam ingatan. Semoga kesampaian, deh untuk berkunjung kesana. Saatnya bersiap siap menaklukan petualangan lainnya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar