Malang punya destinasi yang membuat pengunjung serasa di Jepang. Di sini kamu juga bisa berendam di pemandian air panas ala-ala Jepang lho!
Spot kece yang instagramable ini bisa kamu lihat di The Onsen Hot Spring Resort di Songgoriti, Batu, Malang, Jawa Timur.
Yang pernah ke Jepang pasti tahu dengan jembatan ikonik Jembatan Shinkyo. Jaman dulu, rakyat jelata tidak diperbolehkan untuk menggunakannya, yang boleh cuma Kaisar, beberapa jenderal dan utusan kekaisaran.
Tapi di sini saya bisa melewati Jembatan Shinkyo yang berwarna merah ini melintas di atas kolam yang indah dan menjadi penghubung menuju dengan Restoran Fushimi horeee
Banyak hal yang unik dari tempat ini. Salah satunya yaitu Resort dengan Cottage ala Jepang yang punya air panas alami. Serasa berendam di mata air di kaki Gunung Fuji.
Di Jepang, Onsen merupakan istilah tempat pemandian air panas untuk umum, yang terpisah untuk pria dan wanita. Demikian juga di sini, serunya di setiap cottage di sini terdapat onsen pribadi. Sehingga bila kamu mau bugil seperti di Jepang asli pun tidak akan ada yang melarang. Selamat berkunjung.
Melihat Langsung Piramida di Sudan
Pengalaman melihat langsung Pyramids of Meroe di Sudan, Afrika tak akan terlupakan. Sungguh, peninggalan sejarah yang mendunia ini membuat kagum!
Selama ini, kata Piramida sangat identik dengan Mesir. Mungkin saja kita hanya mengetahui Piramida hanya ada di Mesir. Namun berdasarkan fakta, ternyata Piramida juga ada di Sudan.
Jumlahnya pun lebih banyak. Hingga akhirnya, menjadi suatu hal wajib bagi orang Indonesia untuk mengunjungi Piramida Meroe ketika sedang berada di Sudan.
Piramida Meroe terletak di Kota Shendi, salah satu kota di Sudan. Jaraknya sekitar 250 kilometer dari ibu kota Sudan, Khartoum.
Kami merencanakan perjalanan ke sana. Perjalanan ke Piramida Meroe membutuhkan waktu kisaran tiga jam dari tempat kami tinggal. Mayoritas orang Indonesia pergi ke sana sejak pagi buta, agar sampai di sana sekitar jam 10. Sebelum puncak panasnya matahari, mereka kembali ke Khartoum.
Tapi kami ingin mencoba perjalanan ke sana di waktu yang berbeda. Rencana kami adalah berangkat setelah waktu zuhur (sekitar jam 2 siang waktu Sudan). Dengan waktu tempuh biasanya, kami bisa tiba di sana saat sore hari, dan menikmati sunset di padang sahara. Setelah hari mulai gelap, kami kembali ke tempat tinggal kami.
Untuk memuluskan rencana perjalanan itu, kami memulai perjalanan saat pukul dua siang, tepat setelah waktu zuhur di Sudan. Total rombongan mencapai 15 orang, dengan dua di antaranya adalah warga Sudan yang menjadi supir dan teman sang supir.
Sepanjang perjalanan, jalanan dihiasi oleh gurun. Tidak ada bangunan sepanjang jalan, hanya ada dataran pasir dan bukit-bukit bebatuan yang turut menghiasi panasnya Sudan di siang itu.
Selama perjalanan, kami tentunya berharap semua berjalan sesuai rencana. Namun sayangnya, jalan di Sudan tidak ada yang lurus. Rencana hanyalah rencana. Banyak hal di luar dugaan terjadi.
Hangatnya Sudan dan aspal jalanan Sudan merupakan kombinasi hebat. Kombinasi mereka membuat dua ban mobil yang kami tumpangi bermasalah.
Permasalahan ban mobil baru selesai ketika hari sudah menjelang gelap. Sedangkan jarak kami menuju piramida masih sangat jauh, membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar