Sejarah perkembangan Islam di Jepang tak bisa dilepaskan dari masjid satu ini. Inilah Masjid Kobe, masjid tertua di Jepang.
Kota Kobe terletak tidak jauh dari Osaka, wisatawan biasanya datang ke kota ini untuk mencoba beef kobe (daging kobe) yang terkenal sangat enak. Tapi ternyata banyak hal yang juga bisa dilakukan di sini.
Salah satunya adalah mengunjungi mesjid tertua di Jepang, yaitu Masjid Kobe. Masjid ini dikenal juga dengan nama Masjid Muslim Kobe.
Masjid Kobe terletak di Distrik Kitano dengan arsitektur bergaya Turki tradisional. Arsitek Masjid Kobe ini berasal dari Ceko, Jan Josef Svagr, yang juga membangun sejumlah tempat peribadatan barat di Jepang.
Berada di daerah yang padat penduduk, masjid ini memang tidak akan terlihat dari kejauhan. Dengan luas yang tidak terlalu besar dan berada di deretan rumah-rumah lain, kita baru akan menyadarinya saat kita tiba di depan masjid yang mulai berdiri sejak Oktober 1935 ini.
Masjid Kobe merupakan bangunan yang tidak hancur saat bom atom dijatuhkan ke kota ini saat Perang Dunia ke-2. Juga tak hancur saat terjadinya gempa bumi sebesar 7.3 skala richter pada tahun 1995.
Warna dinding eksterior mesjid ini berwarna salem dengan dua buah menara, sedangkan dinding bagian dalam mesjid didominasi oleh warna putih. Mesjid ini terdiri dari 2 lantai, lantai bawah untuk jemaah pria dan bagian atas untuk jemaah wanita.
Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi muslim, tapi juga menjadi sumber informasi bagi warga Jepang ataupun wisatawan yang ingin mengetahui tentang Islam.
Untuk mencapai masjid ini, dari Osaka kita bisa naik kereta JR Kobe line atau kereta cepat Himeji dan turun di Sannomiya Station, kemudian berjalan kaki sekitar 10 menit.
Mie Acin: Wisata Kuliner Enak Khas dari Belitung
Belitung merupakan salah satu destinasi favorit pilihan traveler. Selain pantai, wisata kulinernya juga andalan banget. Cobalah Mie Acin kalau tak percaya.
Ada banyak alasan yang dapat saya temukan dengan mudah untuk memuji keindahan dan keunikan pulau Belitung. Cukup mudah dijangkau dari ibukota Jakarta, biaya pesawatnya relatif murah dari destinasi lainnya, menyajikan pemandangan pantai dan gugusan kepulauan yang sangat indah.
Selain itu, Belitung juga punya keindahan bawah laut yang tiada tara, menyimpan kekayaan sejarah bangsa Indonesia dengan banyaknya bangunan tua, hingga merupakan negeri asal dari 2 pesohor di Indonesia yaitu Andrea Hirata dengan novel Laskar Pelangi-nya dan mantan Gubernur DKI Jakarta yaitu Ahok.
Yang terpenting Belitung adalah salah satu surga dari mie terenak yang ada di Indonesia, mie Belitung. Mie Belitung sudah tersohor akan cita rasanya yang menggugah selera. Bahkan selama saya mencari informasi di internet banyak artikel dan rekomendasi mengenai mie Belitung Atep yang sudah eksis sejak tahun 1973.
Tiba di Belitung, saya mencoba mencari dimana letak warung mie yang katanya terpopuler ketiga setelah Ahok dan Andrea Hirata. Saya memutuskan menjadikan kuliner ini sebagai sarapan pagi. Jadi, saya bangun pagi-pagi keluar dari penginapan untuk mencari lokasinya. Ternyata letaknya sangat strategis di pusat kota di dekat simpang Batu Satam.
Pencarian saya kali ini kurang beruntung karena kedai mie Atep yang akan saya tuju kebetulan tutup hingga waktu yang belum diketahui. Kebetulan di sebelah kedai mie Atep tersebut ada sebuah kedai mie yang pagi itu cukup ramai orang lalu-lalang. Namanya kedai mie ACIN.
Setelah saya lihat, ternyata menu yang ditawarkan juga sama yaitu mie Belitung. Di sinilah saya berakhir untuk mencicipi cita rasa mie yang legendaris itu. Kedai mie nya hampir sama seperti kedai kebanyakan. Luasnya kira-kira sekitar 12 m2 lengkap dengan meja makan dan bangku yang sederhana.
Di sudut kiri terdapat etalase tempat menempatkan bahan-bahan seperti mentimun, sayuran, mie, udang dan juga kuah kaldu yang masih panas sambil didihkan di atas kompor.
Saya bertemu dengan seorang pelanggan yang mengaku bahwa kedai ini merupakan favoritnya dari jaman dahulu. Ibu itu bercerita banyak mengenai Belitung, wisata, dan kulinernya.
Tibalah saatnya mie tersebut terhidang di atas meja. Porsinya tidak terlalu banyak tetapi sangat cukup untuk saya. Di dalam satu porsi tersebut terdapat kentang, mie, mentimun, tahu, udang, emping, disiram dengan kuah kaldu yang masih hangat. Sontak yang pertama terasa adalah cita rasa manis dan gurih dari kuah kaldu tersebut.
Ditambah lagi tekstur mie nya yang sangat enak tidak terlalu kenyal ataupun lembek. Perpaduan antara bahan-bahan yang ada di dalamnya ditambah bahan seafood seperti udang menambah cita rasa mie khas Belitung ini. Seporsi mie belitung ACIN ini dihargai Rp 15.000 dan menurut saya harga tersebut sangat terjangkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar