Kamis, 26 Desember 2019

Uji Nyali Arung Jeram di Lubuk Linggau

Menyusuri Lubuk Linggau, jangan lupa mencoba rafting. Selain memacu adrenalin, bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Dinginnya fajar beserta matahari yang mulai muncul dari balik puncak puncak belantara menyapa kami. Abu kayu sisa api unggun dan gelas gelas berampas kopi hasil briefing kemarin malam untuk mulai kami bereskan. Sementara kami dan beberapa orang bersiap menyiapkan segala peralatan yang akan digunakan untuk menyusuri jeram di sungai Air Manna, Desa Air Tenam yang berjarak 40 km dari pusat kota Manna, Bengkulu Selatan.

Mengikuti arahan instruktur kami, bang Ernest yang bertindak sebagai pendamping olahraga arus deras di Sungai Air manna ini, kami mencoba meregangkan otot otot sebelum mulai mencoba melakukan aktivitas nyata kami di air. Sebelum turun lapangan, sesuai arahan sebelumnya, kami dan 5 orang yang akan turun di trip pertama memulai pemanasan dengan mengayuh dayung yang nanti akan digunakan. 1 menit bergantian dari arah kiri ke kanan. Beberapa hal seperti nama-nama kayuhan diantaranya dayung maju, dayung tarik, dayung mundur dan dayung pancung serta tugas tugas yang harus diketahui saat rafting, misalkan tugas seorang skipper yang bertindak sebagai leader dalam pengarungan yang sebelumnya kami pelajari di materi ruang yang diajarkan, kami praktikan saat itu.

Setelah pemanasan, saya dan teman teman turun menuju ke tepian sungai Air Tenam yang memiliki lebar berkisar 20 meter. Dari tepian sungai dengan batu batu besar tersebut, kami diminta satu persatu untuk familiar dengan suasana sungai. Saat itu, yang saya khawatirkan adalah bahwa saya sendiri tidak bisa berenang. Bahkan mengapung saja untuk saya masih belum bisa saya lakukan. Tapi para senior yang telah berpengalaman rafting menenangkan saya dan 2 orang teman saya yang ternyata juga memiliki ketakutan yang sama. Takut tenggelam. 

Dimulai dengan renang jeram, kami diberikan sebuah dayung. Dan memulai untuk masuk ke perahu dan diturunkan di tengah tengah arus, yang tidak terlalu kencang dan diminta untuk berenang atau mengapung mengikuti arus. Setelah melihat beberapa senior yang lain memulai dan mencontohkan, saya mencoba untuk memberanikan diri untuk ikut dan mencoba. Pengalaman yang sayang jika dilewatkan. Tapi rasa takut masih bergejolak lebih besar.  Sehingga saya menunggu giliran terakhir.

Saat turun, Bang Ernest dan Bang Hendra kembali menenangkan saya dan berkata bahwa percaya pada pelampung yang kami kenakan. Serta ada pengawas yang selalu memantau dan siap mengulurkan tali.

Woohoo... Jantung saya pun berdebar debar saat kaki saya menyentuh arus sungai. Saya turun dari perahu sambil mulai berbaring menghadap langit dan mencoba untuk mengapungkan diri. Sekali lagi berkata saya akan baik baik saja, sama seperti yang dilakukan oleh yang lain.

Ya, akhirnya saya mematahkan rasa takut saya terhadap air. Arus membawa saya melintasi batu-batuan di sungai dan melewati arus utama, kira kira sejauh 200 meter. Renang jeram pertama saya, dan latihan ini terasa sangat luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar