Percaya atau tidak, ada fenomena yang penuh misteri menggemparkan Jepang. Ada batu berputar dan melayang-layang di kuburan Jepang. Hii!
Media sosial Jepang dihebohkan oleh sebuah video yang memperlihatkan batu tetiba melayang di udara dan berputar-putar. Tentu saja video ini membuat netizen terkejut dan berspekulasi.
Dilansir detikcom dari SoraNews24, Kamis (12/9/2019) video ini dibagikan oleh akun Twitter bernama Kazuki Sakai (@skazuk1929). Video ini memperlihatkan sebuah benda kecil berwarna putih melayang-layang dan berputar di udara, di sebuah komplek pemakaman Jepang.
Awalnya video di ambil, kita akan dibuat hilang fokus karena tidak terlihat kegiatan apapun selain video tanah. Namun jika traveler teliti lagi, terlihat sebuah benda kecil terbang berputar-putar dan melayang di udara. Mungkin ini terlihat seperti kelopak bunga atau serangga.
Kemudian seorang pria datang mendekat lagi dan mendekatkan tangannya ke benda putih tersebut. Terlihat bahwa benda putih itu benar-benar melayang di udara.
Saat didekatkan terlihat batu semakin berputar cepat. Si pria pun mencoba mengibaskan tangannya untuk mengganggu pergerakan batu, namun tak sedikitpun batu itu goyah atau terpengaruh kibasan tangan si pria.
Terdengarlah suara yang meminta pria tersebut untuk memegang benda putih tersebut. Dia pun memegang benda itu dan ini bukanlah kelopak bunga atau serangga. Tapi sebuah batu!
Setelah memegang batu tersebut, dia melepaskannya dan batu kembali melayang di udara. Batu kembali terbang melingkar mendekat ke arah patung Jizo.
Ragam komentar netizen Jepang menyikapi video ini. Ada yang mengatakan bahwa batu dirasuki roh, ada kekuatan magnet, ada trik sulap pada batu, pengaruh UFO dan lainnya. Bahkan bisa saja, itu merupakan perbuatan seseorang.
Bagaimana menurut kamu?
Andai Langit Malam Hari di Jakarta, Seperti di Desa Ini
Bayangkan, kamu cukup keluar rumah untuk melihat hamparan bintang di angkasa. Andai, langit di Jakarta seperti di desa di Sulawesi Selatan ini.
Memang tidak mudah akses yang harus dilalui untuk menuju Desa Bonto Masunggu, Kecamatan Tellu Limpoe, Bone, Sulawesi Selatan. Dari kabupaten kota harus ditempuh sekitar 2-3 jam, sementara jika dari Makassar memerlukan waktu antara 4-5 jam.
Jalannya pun sangat menantang. Menanjak dan berkelok dengan permukaan yang tidak selalu mulus. Tapi, yang paling membahayakan bukan jalannya sendiri, melainkan pemandangan di sekelilingnya yang aduhai. Alih-alih selamat, kalau terbuai pesonanya dan teralihkan dari fokus ke jalan, bisa berabe. Serius, kamu bisa nyungsep kalau terus-terusan lihat pemandangan lanskap gunung karst terpanjang di dunia itu.
Selain gunung karst Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN Babul), hamparan sawah padi darat Sepenjang mata memandang, sapi-sapi yang berkeliaran bebas di sana sini akan melengkapi pemandangan indah. Jika beruntung, kamu bisa lihat banyak kuda berkeliaran. Nggak kalah sama pemandangan di NTT sana deh.
Untungnya, aku tinggal duduk tenang dibonceng kawan. Jadi bisa nikmati pemandangan dengan puas. Meski beberapa kali teman yang mengemudi hampir kecolongan juga karena sulit fokus. Saranku sih, setiap ada pemandangan yang ingin dinikmati, lebih baik berhenti dan turun. Nikmati pemandangannya, resapi momennya. Setelah puas, baru deh jalan lagi. Nggak masalah toh lebih lambat tiba asal bahagia. Oh ya, karena waktu tempuh lumayan jauh, pastikan berangkatnya lebih pagi supaya tidak kesorean atau kemalaman di jalan.
Setiba sampai di desa Bonto Masunggu, cari saja rumah Pakde (Pak Kepala Desa). Di sana, kamu bisa menginap atau minta diarahkan untuk tinggal.
Pengalaman tinggal di desa kawasan TN Babul adalah hal mebyenangkan tersendiri. Nanti kuceritakan. Tapi kali ini, ada yang harus tuntas diceritakan. Mencari spot terbaik untuk mengagumi Bima Sakti.
Pada bulan Agustus-Oktober, saat musim kemarau dan memasuki peralihan angin Barat alias menuju musim hujan, langit akan tampak lebih cerah. Nah, ini waktu terbaik untuk bisa melihat Bima Sakti. Aku saranin bawa kamera dan tripod ya, supaya bisa mengabadikan momen itu. Karena aku sendiri sedikit menyesal nggak bawa tripod, jadi gambarnya sedikit goyang. Haha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar