Saya yang pada dasarnya emang nggak bisa renang, merasa beban juga kalau terjun bebas gitu. Karena nggak tahu medan juga apa sungai yang sebelah situ bakalan arusnya deras. Tapi pas dicobain nggak sederas sebelumnya yang di gua tadi. Di sini masih bisa nepi walau agak lama juga.
Dari loncat ala tarzan, kami diajak lagi untuk membentuk kereta-keretaan. Yang saya rasain, waktu pertama kali itu, Mang Ajum tiba-tiba narik pelampung saya dan dia jalan di depan, lalu dia naruh pelampung lain di kedua kaki saya. Lalu saya mikir, eh emang di bawah itu kakinya bisa mijak apa ya? Trus, dia bilang, ayo bikin formasi kereta-keretaan. Kakinya dikaitkan di teman yang ada di depannya.
Pegel? Nggak gitu kerasa sebenernya. Karena namanya body rafting pasti ngandelin badan dan pelampung aja. Jadi ngikutin arus sungai yang ada di depan. Kalau kata Teh Nchie, kakinya dikaitkan aja, jangan dipegang pakai tangan. Pegel bok, pakai tangan. Hehehe
Yang saya rasain semakin jauh rute body rafting yang dilalui, badan saya kerasa dingin, berbeda dengan air sungai sebelumnya. Pas pertama kali pakai kereta-keretaan, saya ngrasain flu. Bersin. Ini kenapa lemah banget sih badannya.
Tapi pas bikin formasi udah nggak bersin sih, kemungkinan karena di bendungan itu kan udah kena lagi cahaya matahari, kalau sebelumnya sungainya ketutupan daun-daun di pepohonan yang cukup rindang. Jadi dingin airnya lebih kerasa.
Waktu udah hampir nyampe di bendungan, kami diminta lagi sama Mang Ajum buat bikin formasi melingkar. Beruntung jumlah pesertanya ada 17, jadi formasi lingkarannya lumayan besar ya, coba kalau jumlah orangnya dikit, bakal jayus banget body rafting kali itu.
Kalau jumlah orangnya banyak, biasanya formasi melingkar dipecah jadi dua, satu lingkaran besar dan satu lingkaran kecil dengan jumlah orang yang lebih sedikit.
Setelah formasi melingkar selesai, kami melanjutkan lagi perjalanan ke etape terakhir yaitu bendungan yang mirip selokan. Ukurannya agak lebar, 1 meter lebih deh.
Di situ kami bikin formasi kereta-keretaan lagi. Badan jauh lebih rileks karena itu etape terakhir, jadi ya fun aja. Sambil ketawa cekakak-cekikik ngetawain guyonannya temen-temen, kami pun nyanyi-nyanyi, hingga nggak kerasa rombongan pun sampai di ujung perjalanan.
Agenda body rafting kami selesai setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, trus lepasin satu per satu pelampung dan balikin ke tempat penyewaan. Ternyata, penginapan Hau Citumang yang kami tempati tuh deket banget sama tempat terakhir body rafting tadi.
1. Pakai pelampung ya, safety first. Baik yang emang udah pinter renang maupun nggak. Pakai yang sesuai dengan badan kamu. Nggak kebesaran dan kekecilan.
2. Streching dulu dalam waktu 15-30 menit biar nggak kram. Karena perjalanan body rafting bakalan lama, memakan waktu 2 jam-an. Jadi tubuh seharusnya pemanasan dulu biar adaptasi dan siap untuk melakukan aktivitas outing ini.
3. Kalau kram karena kaku, dilemesin aja. Angkat kakinya dan biarkan rileks sejenak. Makin dipaksa buat aktivitas, makin terasa kramnya kalau maksain diri. Kalau kata teh Nchie, rileksin aja.
4. Kenali batas limit tubuh. Kalau capek, bilang capek trus istirahat. Kebanyakan nggak nyadar kalau ternyata capek abis aktivitas di air selama 2 jam. Jadi kerasanya baik-baik aja. Padahal setelah balik rumah langsung tepar. So fun and happy ikutan main bareng teman-teman di Citumang Green Valley ini. Asyiknya, abis body rafting kita juga bisa makan makanan di Hau Citumang dengan makanan ala sunda yang enak banget.
Oiya, saya ingin sekali travelling dan merasakan sensasi Dream Destination ke Dubai buat liburan yang seru. Ingin menikmati pemandangan dari Burj Khalifa, shalat di Sheikh Zayed Mosque, menikmati dessert safari, dan shoping di mall Dubai. muterin Madinat Jumeirha pakai boat, main ke emirate palace dan etihad tower, Abudabhi corniche Yas Island. Semoga saya terpilih menjadi salah satu pemenang yang berlibur ke Dubai dan mewujudkan #DreamDestination.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar