Akhir pekan selalu dinanti untuk keluar dari rutintas. Jangan cuma bermalas-malasan, kamu yang di Bogor yuk main ke Gunung Salak Endah.
Jalan-jalan weekend kali masih di sekitar Bogor, tepatnya ke kawasan wisata Gunung Salak Endah. Gunung Salak Endah berada di Desa Gn. Sari Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
Untuk bisa mencapai kawasan wisata Gunung Salak Endah diperlukan waktu sekitar 1,5-2 jam dari pusat kota Bogor. Disarankan berangkat lebih pagi untuk menghindari kemacetan di sekitar jalan raya Dermaga yang menuju Leuwi Liang.
Kawasan wisata Gunung Salak Endah ini dikelola oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Adapun tarif masuk ke kawasan wisata Gunung Salak Endah adalah sebear Rp 10.000 per orang.
Dari peta yang tercantum di karcis ternyata kawasan wisata Gunung Salak Endah ini memiliki beberapa tempat kunjungan wisata. Setiap tempat wisata tersebut akan dikenakan tarif masuk dan tarif parkir.
Masing-masing tempat wisata tersebut di kelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Tarif masuk untuk masing-masing tempat wisata adalah sekitar Rp 7.500-10.000 per orang dengan tarif parkir Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil per hari.
Adapun tempat wisata di kawasan wisata Gunung Salak Endah meliputi berbagai curug atau air terjun, pemandangan panorama alam, pemandian air panas, kolam pemandian, bumi perkemahan dan tentu saja kawah ratu yang sudah tidak asing lagi. Diperlukan waktu lebih dari 2 hari untuk bisa menjelajahi semua kawasan wisata yang ada.
Berikut adalah kawasan wisata yang kami kunjungi selama seharian. Ada Curug Ngumpet, Ranggon Bukit Pinus, Curung Kondang, Kolam Pemandian Alam Balong Endah, Curug Pangeran.
Berjalan-jalan di kawasan wisata Gunung Salak Endah dapat menghilang melihakan penat dengan pemandangan alam hutan tropis dan hutan pinus yang hijau. Wisatawan bisa merasakan segarnya air pegunungan. Treking dikawasan ini pun membuat badan jadi sedikit berolahraga.
Hidup Penambang Belerang Dibalik Cantiknya Kawah Ijen
Kawah Ijen tak hanya memberikan hidup bagi wisata Jawa Timur. Dari hasil perutnya juga ada penambang belerang yang berjuang untuk mencari nafkah.
Pekerjaan ini sungguh berat, biayanya juga besar, bahkan maut selalu mengintai mereka yg tidak waspada. Ya, inilah yang saya lihat dan rasakan ketika berkunjung ke kawah Ijen Banywangi, Jawa Timur.
Kawah Ijen memang sudah terkenal atas keindahannya sampai ke mancanegara. Tapi ada pemandangan tak biasa yg saya lihat saat itu. Bapak-bapak dengan memanggul keranjang bambunya yang penuh terisi belerang hasil menambang secara manual.
Setiap dini hari mereka akan berjalan kaki menaiki gunung Ijen, kemudian turun menuju kawah untuk menambang belerang. Kepulan asap belerang yg menyengat membuat mata perih dan napas sesak rasanya tidak berlaku bagi para penambang belerang ini.
Bermodalkan linggis, keranjang bambu untuk mengankut belerang, bahkan pakaian yg tidak terlalu tebal. Dinginnya udara pagi Ijen sudah menjadi teman bagi mereka.
Dini hari merupakan waktu yg tepat bagi mereka untuk mulai menambang karena udara dari kawah yg mungkin mengandung racun H2S belum mengarah ke lokasi menambang. Jam 7 pagi, biasanya penambang sudah sepi semua sudah mengangkut belerang hasil menambangnya menuju basecamp.
Jangan dibilang enteng, keranjang-keranjang berisi belerang itu bisa mencapai berat 70kg. Biasanya belerang-belerang itu akan dibawa ke bawah dan dijual ke pengepul.
Penambang-penambang belerang ini menjadi pemandangan yg unik sekaligus ciri khas saat di Ijen. Tak jarang fotografer akan mengabadikan moment indahnya Ijen dipadu dengan kerasnya kehidupan penambang belerang. Bagi kalian yg suka traveling dan fotografi Ijen wajib menjadi list kalian untuk dikunjungi, asli gak bakal nyesel. Ijen keren banget!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar