Rabu, 29 Januari 2020

Langgar Merdeka, Masjid di Solo yang Dulunya Toko Candu

 Langgar merupakan nama lain dari tempat Salat, mirip seperti Musala. Salah satu Langgar bersejarah di Solo adalah Langgar Merdeka.

Langgar Merdeka menjadi salah satu bangunan ikonik yang berada di kawasan Kampung Batik Laweyan, Solo. Selain bentuk bangunannya yang unik, tempat ibadah umat Islam itu memiliki sejarah yang menarik.

Ternyata sebelum menjadi tempat ibadah, langgar yang berada di Jalan Radjiman nomor 565 itu dahulunya dikuasai oleh orang Tionghoa. Mereka menggunakan tempat itu sebagai kios candu.

Salah satu pengusaha batik asal Laweyan, Imam Mashadi pun merasa prihatin dan membeli tempat tersebut dan merobohkannya. Kemudian dibangunlah tanah seluas 179 meter persegi itu menjadi sebuah langgar.

"Dulu mulai dibangun langgar sekitar 1937 dan selesai dibangun pada 1943," kata Ketua Yayasan Langgar Merdeka, Zulfikar Husain saat ditemui detikcom, Senin (6/5/2019).

Sedangkan penamaan Langgar Merdeka tersebut dipilih sebagai bentuk sikap masyarakat Laweyan yang tidak mau tunduk dengan siapapun. Apalagi saat itu Indonesia masih dalam penjajahan Belanda dan Jepang.

"Saat Agresi Militer Belanda II tidak boleh pakai nama Merdeka, makanya diubah jadi Langgar Al-Ichlas. Tapi setelah benar-benar merdeka, kembali dikenal Langgar Merdeka," ujar dia.

Hingga saat ini, arsitektur bangunan masih sama seperti saat awal dibangun. Pemkot Surakarta pun telah menetapkan Langgar Merdeka sebagai bangunan cagar budaya.

Di bagian luar, bangunan berwarna hijau itu tertulis dua nama, yakni Langgar Al-Ichlas dan Langgar Merdeka. Tahun pembuatannya tertulis tahun 1877 Jawa atau 1943 Masehi.

Langgar Merdeka terdiri dari dua lantai. Lantai bawah digunakan untuk pertokoan dan tempat wudu. Sedangkan tempat ibadah berada di lantai dua.

Tampak perabotan, tangga, pintu hingga jendela langgar itu masih menggunakan kayu. Di bagian depan saf, terdapat mihrab kecil untuk imam memimpin salat.

Zulfikar menjelaskan langgar tersebut juga memiliki menara setinggi 15 meter. Untuk naik ke atas menara, anda harus melewati 37 anak tangga yang berukuran relatif kecil.

Dia menjelaskan, dahulunya menara itu berfungsi sebagai tempat muazin mengumandangkan azan.

"Saya masih ingat waktu kecil azan di atas menara pakai corong besar, karena memang belum ada sound system," ujar Zulfikar.

Menurutnya, Langgar Merdeka juga merupakan simbol perjuangan masyarakat. Sebab, langgar juga digunakan sebagai tempat berkumpulnya para pejuang di masa itu.

"Sekarang juga masih sering untuk berkumpul organisasi pemuda," tutupnya.

Paus Beluga Diduga Mata-mata Rusia Ambil Ponsel Tercebur di Laut

Seekor paus beluga mata-mata tinggal lebih lama di perairan Norwegia. Yang bikin takjub, hewan yang sudah jinak ini bisa mengambil ponsel yang tercebur di laut.

Dihimpun detikcom dari CNN dan akun Instagram NORWAY, Senin (5/5/2019), seekor paus beluga yang diyakini pakar kelautan telah dilatih oleh militer Rusia sedang menikmati masa tinggalnya di Norwegia. Penduduk setempat pun juga menyukainya.

Kata penduduk Hammerfest, Tor Arild Guleng, ia pergi mencari paus di fjord terdekat dan terkejut dengan reaksi mamalia itu. Paus itu berenang ke arah perahu dengan kepalanya keluar dari air selama sekitar 30 detik, seolah menunggu perintah.

Bahkan, paus itu mengikuti kapalnya sampai ke Pelabuhan Hammerfest. Orang-orang pun berbondong-bondong untuk melihat ikan paus itu.

Tidak ada yang tahu dari mana paus itu berasal. Sebelumnya sekitar seminggu yang lalu, paus beluga putih ditemukan oleh nelayan di lepas pantai utara Norwegia dengan keanehan berupa pengenaan harness atau semacam pengikat badan dan ada dudukan untuk kamera. Yang jadi viral di Instagram adalah ketika paus beluga ini mengambil ponsel yang tercebur di laut.



Para ahli percaya mungkin paus beluga itu telah dilatih oleh militer Rusia. Jorgen Ree Wiig, ahli biologi kelautan di Direktorat Perikanan Norwegia, mengatakan bahwa tali pengikat itu dibuat secara khusus dan memiliki dudukan untuk kamera GoPro di setiap sisinya.

Di klip harness bertuliskan 'Equipment St Petersburg', yang memunculkan teori bahwa paus itu berasal dari Murmansk, Rusia. Dan, keberadaannya dilatih oleh Angkatan Laut Rusia.

Angkatan Laut Rusia telah diketahui melatih beluga untuk melakukan operasi militer. Mereka disuruh menjaga pangkalan angkatan laut, membantu penyelam, dan menemukan peralatan yang hilang.

Pihak berwenang Rusia belum berkomentar terkait hal ini. Martin Biuw, seorang peneliti mamalia laut di Institut Penelitian Kelautan Norwegia, setuju dengan Wiig.

"Fakta bahwa itu adalah hewan yang terlatih tidak diragukan lagi," kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar