Selasa, 28 Januari 2020

Soal Sampah di Tempat Wisata, KLHK Pantau Taman Nasional & Ajak Pemda

Menangani sampah sejatinya jadi kewajiban semua pihak. Soal itu KLHK siap memantau Taman Nasional dan ajak Pemda setempat.

Sebagai kementerian yang ditunjuk, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK juga memiliki divisi khusus untuk menangani sampah dan limbahnya. Berada di bawah naungan KLHK, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) pun kian aktif mengajak masyarakat untuk peduli akan sampah.

Selaku Dirjen PSLB3, Rosa Vivien Ratnawati menjanjikan bahwa pihaknya akan dan selalu memantau sampah yang berada di dalam wilayahnya. Di mana dalam hal ini adalah taman nasional yang berada di bawah KLHK.

"Jadi seperti yang lalu pada saat Hari Peduli Sampah Nasional, ada 97 kawasan konservasi yang serentak melakukan kegiatan bersih-bersih," ujar Rosa di KLHK, Jakarta, Jumat kemarin (10/5).

Di luar taman nasional, Rosa pun mengajak semua pihak terkait untuk ikut serta. Contohnya seperti Pemerintah Daerah untuk membantu menangani sampah di tempat wisata yang jadi daerahnya.

"Betul, untuk area wisata nanti kami imbau melalui pemerintah daerah sekaligus," ujar Rosa.

Momen Ramadhan yang akan tiba bulan depan pun juga dimanfaatkan oleh KLHK untuk sosialisasi program Ramadhan Bersih Sampah di tempat-tempat umum.

"Selanjutnya kita akan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangkaian Ramadhan Bersih Sampah, yaitu kita pergi ke sekolah-sekolah juga ke pasar modern dan rest area," tutup Rosa.

Wae Rebo, Desa Elok Flores yang Mendunia

Nama desa Wae Rebo di Flores mungkin lebih populer di telinga turis asing ketimbang Indonesia. Inilah desa di Flores yang sudah mendunia.
Hampir di setiap sudut negeri ini terdapat tempat-tempat yang menjanjikan keindahan di balik namanya yang belum santer terdengar. Salah satunya adalah Desa Adat Wae Rebo di pedalaman eksotis Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur.

Yang menarik, sebelum dikenal oleh warga Indonesia, desa adat ini sudah lebih dulu jadi primadona bagi turis-turis asing Sebuah desa terpencil itu kini semakin dikenal luas. Bahkan lebih dikenal dunia dahulu daripada di negerinya sendiri. Orang setempat mengistilahkan Wae Rebo lebih dahulu mendunia, setelah itu baru meng-Indonesia.

Kampung Wae Rebo terletak di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kecamatan Satarmese Barat. Gunung-gunung megah yang mengelilinginya membuat desa ini terisolasi.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakatnya harus berjalan kaki menembus hutan sepanjang 9 kilometer untuk sampai ke Denge, desa yang paling dekat dengan Wae Rebo. Wae Rebo juga termasuk satu dari beberapa desa tradisional tertua di Indonesia dan mungkin juga dunia. Konon,desa itu telah bertahan selama 19 generasi. Itu berarti, usianya di atas 1000 tahun.

Tempat ini tersembunyi di antara pengunungan yang hijau dan asri. Berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, udara di Wae Rebo begitu sejuk. Bahkan pada waktu-waktu tertentu, desa ini diselimuti kabut pegunungan sehingga suasana terasa mistis. Itu sebabnya banyak pula yang menjulukinya dengan sebutan desa di atas awan.

Rumah tradisional di Wae Rebo dan di Manggarai pada umumnya tidak asal bangun. Ada nilai filosofis yang melatarinya. Bentuknya yang melingkar merupakan lambang persatuan dan harmonisasi dengan alam sekitar.

Arsitektur rumah tradisional di Wae Rebo telah mendapat pengakuan internasional. Bahkan UNESCO sendiri memberikan Award of Excellence yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang pelestarian warisan budaya. Pengakuan UNESCO ini setelah rumah tradisional menyingkirkan 42 kandidat lain dari 11 negara di Asia Pasifik.

Tak sulit untuk jatuh cinta pada kampung ini. Pengunjung dapat merasakan keunikan budaya, adat istiadat,keramahan warganya serta kearifan lokal yang masih terasa kental di kampung ini.

Tempat wisata yang asyik adalah yang memberi kesan dalam ingatan. Lebih lagi jika Anda meninggalkan tempat itu dengan segudang pengetahuan baru. Jika ingin berwisata sembari akrab dengan khasanah budaya Indonesia yang eksotis dan filosofis, cobalah ke Wae Rebo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar