Vladimir Lenin, tokoh revolusioner yang juga merupakan pemimpin pertama Uni Soviet telah wafat 95 tahun lalu. Tapi kita bisa melihat jasad aslinya yang diawetkan di Lenin Mausoleum, Moskow.
Ketika Lenin wafat pada tahun 1924, para petinggi Partai Komunis memutuskan untuk tidak menguburnya, melainkan mengawetkan tubuhnya dan memajang jenazah Lenin agar dapat dilihat oleh umum.
Bangunan Mausoleum dirancang oleh seorang arsitek bernama Alexei Shchusev dan mulai dibuka untuk umum pada tahun 1930. Konon, Mausoleum ini dikunjungi oleh 2.5 juta orang per tahunnya.
Metode pengawetan yang dilakukan pada jenazah Lenin adalah dengan mengganti organ dalam dan mengganti cairan tubuhnya dengan balsem khusus yang memperlambat proses pembusukan. Obat pengawet disuntik dan dibalur balsem tiap 1.5 tahun agar tubuhnya tetap terjaga dengan baik.
Mausoleum dibuka mulai pukul 10.00 hingga 13.00 pada hari Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu. Tidak ada biaya masuknya jadi siap-siap mengantri panjang ya. Pengamanan saat memasuki Mausoleum pun cukup ketat, kita harus membuka jaket dan memperlihatkan isi tas. Agak ribet saat winter karena banyak lapisan pakaian yang harus dibuka.
Di dalam Mausoleum, kita tidak boleh menggunakan ponsel ataupun kamera. Kita akan berkeliling setengah lingkaran melewati sarkofagus dan tidak boleh berlama-lama karena harus bergantian dengan pengunjung lain.
Keluar Mausoleum kita akan melewati Dinding Pemakaman Kremlin, tempat peristirahatan terakhir orang-orang penting Soviet seperti Stalin dan kosmonot Yuri Gagarin. Di tempat ini, tidak ada batas waktu untuk pengunjung.
Ini Cara Booking.com Atasi Hotel yang Pakai Foto Palsu
Saat ini, marak hotel yang memakai foto palsu untuk menipu traveler yang memesan online. Untuk mengatasi hal tersebut, Booking.com lakukan 3 cara jitu.
Kemudahan teknologi kini dirasa mengkhawatirkan bagi wisatawan. Sudah lebih mudah dalam mengakses pemesanan hotel, banyak traveler yang kecewa karena merasa ditipu dengan foto.
Booking.com, sebagai salah satu perusahaan perjalanan global terbesar pun menanggapi hal tersebut.
"Kami akan melakukan 3 cara untuk menghindari hotel yang menggukan foto palsu, yang pertama adalah review," kata
Angel Llul Mancas, Wakil Presiden dan Direktur Pelaksana Booking.com Asia-Pasifik, Jumat (24/4/2019) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Booking.com memiliki kolom review sebagai tempat curhat wisatawan. Traveler bisa mengecek keaslian foto dan fasilitas penginapan dari pengunjung lain yang pernah menginap di sana.
Yang kedua adalah artificial inteligent. Tim Booking.com akan melakukan pengecekan terkait foto tersebut. Apakah hotel tersebut relevan dengan review yang ditampilkan.
"Yang ketiga, kami punya staf lokal yang akan memeriksa keberadaan dan keaslian penginapan," jelas Angel.
Kedepannya traveler diharapkan untuk lebih hati-hati dan melihat review penginapan. Komentar dari pengunjung lain bisa dijadikan acuan dalam memilih penginapan yang tepat saat liburan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar