Terdapat sebuah masjid di kawasan Pecinan, Kota Makassar. Namanya Masjid As-Said, masjid yang dibangun orang Arab dan ditumbuhi pohon kurma.
Memasuki bulan suci ramadhan, mengunjungi masjid tentu menjadi pilihan sebagai warga Muslim. Selain sebagai tempat ibadah, masjid juga menjadi pilihan tempat wisata religi saat ini.
Salah satu yang anda harus kunjungi yakni Masjid As-Said yang berada di Jalan Lombok, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Masjid ini berdiri di kawasan Chinatong atau berada di perkampungan China yang diapit oleh bangunan dan rumah warga Thionghoa di Makassar mengambarkan keberagamaan.
Tak ada beda dari masjid pada umumnya, namun masjid yang kerap disebut sebagai Masjid Arab ini memiliki keunikan tersendiri. Masjid yang dibangun pada 1907 ini merupakan cagar budaya yang dibangun oleh orang Arab yang datang ke Makassar untuk menyebar agama Islam dan berdagang.
Warga Arab datang pada 1800 melalui Yaman kemudian masuk ke Indonesia dan berkunjung ke Makassar. Tak hanya dari Arab, saat itu warga India dan Pakistan juga hadir.
"Masjid As-Said biasa disebut orang di sini sebagai Masjid Arab. Karena yang bangun pada saat itu orang Arab yang datang dari Yaman pada tahun 1800 untuk syiar Islam dan berdagang. Jadi lokasinya ada di sini karena dulunya sebagian warga di sini merupakan keturunan Arab," kata pengurus Masjid Arab, Habib Alwi, ditemui detikcom, baru-baru ini.
Jika masuk ke dalam bangunan masjid, tentu beda dengan masjid modern yang ada saat ini. Masjid ini masih menjaga keaslian, hampir diseluruh bangunannya terdapat tulisan lafadz Allah. Masjid ini menampung jamaah kurang lebih 200 hingga 300 jemaah.
Namun keunikan masjid ini karena tak memiliki jemaah wanita ketika beribadah. Alasanya sejak dibangunya, jemaah wanita lebih diutamakan salat di rumahnya. Sesuai pesan ulama Arab sejak dibangunya Masjid As-Said. Namun pihak masjid memperbolehkan jika ada jamaah wanita yang akan beribadah di Masjid Arab.
"Ulama-ulama kita sejak dibangunya masjid ini memang tidak ada jamaah wanitanya, mereka disarankan untuk salat dirumahnya. Hanya saja kalau ada mau datang silahkan, tapi pasti mereka akan paham sendiri jika berkunjung kedua kalinya," jelasnya.
Keunikan lain dari Masjid Arab, di halaman masjid ini terdapat dua pohon kurma yang tumbuh besar. Namun hanya saja pohon kurman ini tak berbuah. Kehadiran pohon kurma ini saat jamaah yang habis berbuka puasa mengunakan kurma, bijinya kemudian dibuang kehalaman masjid hingga dapat tumbuh.
"Itu tumbuh dengan sendirinya. Jadi dipindahkan dilokasinya yang lebih bagus," jelasnya.
Tentu Masjid As-Said atau biasa disebut Masjid Arab ini bisa menjadi alternatif tujuan wisata religi Anda bila liburan ke Makassar.
Saat Langit Borobudur Dipenuhi Cahaya Lampion Waisak
Ribuan lampion diterbangkan dari Taman Lumbini, Candi Borobudur menghiasi langit. Penerbangan lampion ini dilangsungkan berkaitan dengan perayaan Waisak.
Berdasarkan pantauan detikcom, penerbangan lampion tersebut dilakukan dua sesi. Untuk sesi pertama secara simbolis penerbangan lampion dilakukan di Pelataran Candi Borobudur oleh para tamu undangan.
Mereka yang menerbangkan lampion sesi pertama antara lain Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI M Effendi, Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel maupun tamu undangan lainnya.
Berikutnya, penerbangan sesi kedua dilakukan larut malam di Taman Lumbini. Untuk penerbangan di Taman Lumbini jumlahnya lebih banyak dan ramai yang mengikutinya. Mereka yang ikut menerbangkan lampion tersebut, sebelumnya telah memesan kepada panitia.
Mereka yang ikut menerbangkan lampion ini sangat antusias. Penerbangan sesi kedua ini pun diberi aba-aba sehingga saat lampion terbang ke atas secara bersamaan.
Saat itu, terlihat dari bawah lampion menghiasi langit Borobudur. Mereka yang ikut menerbangkan lampion terlihat antusias.
"Kami panjatkan doa sebelum menerbangkan lampion. Harapan kami khususnya kedamaian dunia terutama Indonesia. Supaya dunia penuh kecintaan, cinta kasih dan damai," kata Julias Grant (65), asal Bandung yang telah tinggal di Australia hampir 29 tahun saat ditemui di Taman Lumbini, Candi Borobudur, Minggu (19/5/2019).
Sementara pengunjung lainnya yang ikut menerbangkan lampion, Melinia Dinda Safira (19). Mahasiswi Universitas Asyiyah Yogyakarta tersebut datang bersama teman-temannya untuk menerbangkan lampion. Ia sebelumnya bersama teman-temannya telah memesan untuk ikut menerbangkan lampion di Taman Lumbini Borobudur.
"Saya suka banget dengan lampion karena indah dan keren. Sebelumnya, telah pesan untuk ikut menerbangkan," tuturnya usai menerbangkan lampion.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar