Senin, 03 Agustus 2020

Alasan Virus COVID-19 Belum Masuk RI, Orang Indonesia 'Kebal' Kuman?

COVID-19 yang berasal dari China, sampai saat ini sudah menyebar ke beberapa negara di berbagai belahan dunia. Bahkan, negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia sudah mengkonfirmasi adanya penyakit karena virus corona tersebut.
Tapi, yang jadi pertanyaan bagaimana Indonesia sampai saat ini masih belum ada kasusnya?

"Sampai saat ini saya juga belum menemukan jawaban kenapa COVID-19 belum masuk ke Indonesia. Harus ada penelitian dan data yang mendalam untuk bukti-buktinya," jelas dr Adria Rusli, SpP(K), dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Menular (RSPI) Sulianti Saroso, Jumat (14/2).

"Saya juga belum tahu apa benar karena kekebalan orang Indonesia kuat atau karena virus dan kuman yang masuk ke Indonesia itu memang langsung turun. Kita masih harus teliti lagi," imbuhnya.

Berdasarkan penjelasan dr Adria, ada beberapa hal yang mungkin bisa jadi alasan kenapa COVID-19 belum masuk ke Indonesia.

1. Sistem kekebalan tubuh
Dalam memerangi virus dan kuman, kekebalan tubuh bisa menjadi alasannya. Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa saat tubuh sering bersinggungan dengan kuman, itu akan membentuk antibodi.

"Memang benar konsepnya, semakin sering terpapar kuman tubuh bisa membuat antibodi. Tapi, kumannya harus spesifik dan harus sudah terpapar kuman dari jenis atau keluarga yang sama," jelasnya.

2. Virus belum masuk ke Indonesia
Menurut dr Adria, orang indonesia bisa saja terinfeksi COVID-19 seperti kasus di Singapura. Selain itu, ia juga mengambil contoh dari wabah virus MERS-CoV yang juga disebabkan karena virus yang berasal dari keluarga corona.

"Orang Indonesia bisa saja terkena MERS-CoV karena dia sudah menetap di Arab atau COVID-19 yang di Singapura itu, karena virusnya memang sudah masuk ke negaranya," terangnya.

Untuk Indonesia, dr Adria mengatakan mungkin memang virus itu belum masuk atau terbawa oleh orang yang sudah terinfeksi. Bahkan untuk kasus seperti MERS-CoV saja sampai sekarang belum ada orang Indonesia yang positif.

"Dari 2009 juga tidak ada MERS-CoV di Indonesia," imbuhnya.

3. Suhu di Indonesia
Ini yang banyak di singgung oleh banyak orang. Banyak yang menduga COVID-19 belum masuk ke Indonesia karena suhu atau cuaca yang tropis bahkan panas.

Namun, sampai saat ini dr Adria masih belum bisa memastikannya. Hal ini masih perlu ditinjau dan diteliti lebih dalam lagi hingga menemukan data-data yang sesuai.

Dalam Masa Inkubasi, Apa Pasien Terduga COVID-19 Alami Gejala?

Untuk menentukan seseorang terinfeksi virus corona atau tidak, biasanya awal akan dilihat dari gejala yang muncul. Gejala yang biasanya terlihat seperti demam, sakit kepala, flu, batuk, sampai mengalami infeksi saluran pernapasan akut atau pneumonia.
Selama mengalami gejala, pasien terduga COVID-19 akan ada di masa inkubasi dan dirawat di rumah sakit yang memiliki ruang isolasi. Selama masa tersebut, akan dilihat berbagai gejala yang timbul.

"Masa inkubasi itu kan masa masuknya kuman sampai timbulnya penyakit atau gejala, jadi selama itu kita pantau," kata dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr Adria Rusli, SpP(K) saat ditemui di ruang Western Bank Mega, Jumat (14/2).

Selama masa inkubasi, pasien akan dilihat gejala yang muncul. Setelah itu, akan diberikan obat simptomatik atau obat untuk meredakan gejala umum dari suatu penyakit, misal demam, sakit kepala, dan sebagainya.

Obat ini berfungsi untuk menangani gejala bukan menyembuhkan penyebab atau penyakitnya.

"Untuk virus corona kita nggak ada, kan itu virus. Tapi, kita akan kasih obat simptomatik. Kalau panas kasih obat panas, batuk ya kasih obat batuk," jelasnya.

Terkait thermal scanner, di setiap rumah sakit mungkin tidak mempunyainya. Menurut dr Adrian, alat itu bisa digantikan dengan termometer biasa.

"Bisa dong, kan itu untuk mengukur suhu tubuh kita aja," imbuhnya.
https://indomovie28.net/move-on-aja/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar