Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti okupansi ruang isolasi pasien Corona di Jakarta yang sudah terisi 70 persen.
"Meningkatkan keprihatinan tentang kapasitas perawatan kesehatan untuk mengatasi peningkatan jumlah kasus baru setiap minggu," tulis WHO dalam laporan COVID-19 Indonesia Situation Report-21 yang diterbitkan pada Rabu (2/9/2020).
Dari data yang dihimpun WHO, Jakarta memiliki total 4.456 tempat tidur yang disiapkan untuk ruang isolasi dan 483 tempat tidur yang disediakan untuk ruang ICU yang tersebar di 67 rumah sakit rujukan COVID-19.
"Namun dengan hampir 5.000 kasus baru setiap minggu, tempat tidur terisi dengan cepat...Lonjakan kasus menyebabkan perluasan PSBB Transisi hingga 10 September," lapor WHO.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa pada 2 September, setengah dari kasus COVID-19 atau sekitar 59,1 persen berada di pulau Jawa. DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi teratas dengan jumlah kasus tertinggi dari total kasus yang dikonfirmasi.
Sulawesi Selatan adalah satu-satunya provinsi di luar Jawa yang termasuk dalam lima provinsi teratas dalam hal jumlah
kasus terkonfirmasi.
"Per 2 September, DKI Jakarta memiliki jumlah kematian COVID-19 tertinggi yang dikonfirmasi per satu juta penduduk," papar WHO.
WHO juga menyoroti soal peningkatan mobilitas akibat linur panjang yang diduga menjadi penyebab transmisi lokal Corona di Indonesia semakin meluas. Mereka menyuarakan keprihatinan
bahwa lonjakan infeksi dapat menyebabkan krisis di fasilitas kesehatan dan mendesak pemerintah mengambil tindakan serius untuk mengendalikan penularan.
Jangan Buru-buru, Ini 5 Dampak Makan Terlalu Cepat
Cara makan setiap orang berbeda-beda. Ada yang terbiasa makan dengan cepat, sementara yang lain membutuhkan waktu lama untuk mengunyah makanan. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang bisa makan cepat atau bahkan sangat lama.
Namun, jika Anda memiliki kebiasaan makan terlalu cepat, seperti mengunyah dengan terburu-buru dan bahkan langsung menelannya begitu saja, sebaiknya kebiasaan tersebut dihilangkan. Kebiasaan makan cepat memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Dikutip dari Clean Eating, Berikut ini 5 dampak makan terlalu cepat bagi tubuhmu:
1. Obesitas
Makan cepat seringkali dikaitkan dengan risiko kelebihan berat badan. Sebuah penelitian mengatakan bahwa, seseorang yang makan cepat akan mudah merasa lapar dibandingkan dengan mereka makan dengan santai. Hal ini karena makan cepat akan mengganggu hormon usus yang mengatur nafsu makan dan memberikan sinyal kapan tubuh merasa kenyang.
2. Diabetes
Obesitas karena makan cepat akan menyebabkan resistensi insulin. Kondisi ini mengakibatkan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2 meningkat. Makan dengan cepat membuat tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif dan menyebabkan diabetes.
3. Sindrom metabolik
Resistensi insulin berhubungan dengan sindrom metabolik, yang dapat menyebabkan penyakit jantung, kolesterol, dan stroke. Sebuah studi yang melibatkan hampir 9.000 orang dengan usia 40 ke atas, mengatakan bahwa seseorang yang makan cepat lebih berisiko terkena kolesterol dan memiliki lingkar pinggang besar dibandingkan mereka makan lebih lambat.
4. Gastritis
Gastritis merupakan peradangan pada dinding lambung yang menggerogoti lapisan perut. Sebuah penelitian di Korea melaporkan bahwa sebagian besar pasien mengalami tanda gastritis karena makan dengan cepat. Selain itu, mereka yang makan cepat cenderung makan berlebihan dan menyebabkan makanan lebih lama berada di dalam perut, sehingga lapisan perut terkena asam lambung.
5. Tersedak
Seseorang yang makan cepat lebih banyak menelan langsung makanan daripada mengunyahnya. Kondisi ini akan mengakibatkan makanan mudah tersedak di tenggorokan.
https://kamumovie28.com/janus-two-faces-of-desire-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar