Rabu, 09 Juni 2021

Pemicu Kanker Payudara yang Wajib Dipahami Wanita, Tak Melulu karena Genetik

 Seiring pertambahan usia, semakin tinggi risiko wanita terkena kanker payudara. Berdasarkan data, kanker ini paling banyak dialami oleh wanita berusia di atas 50 tahun yang sudah mengalami menopause.

Kabar baiknya, kanker payudara adalah jenis kanker dengan harapan sembuh yang besar. Mengacu pada American Cancer Society (ACS), kemungkinan setiap wanita meninggal akibat kanker payudara adalah sekitar 1 dari 38 (2,6%).


Kerap dikhawatirkan, kanker payudara adalah penyakit genetik, terlepas dari faktor gaya hidup dan pola makan. Biasanya, wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker payudara atau kanker ovarium disebut berisiko tinggi terkena kanker payudara.


Umumnya, gejala kanker payudara berupa sakit pada area payudara dan ketiak, perubahan siklus bulanan, perubahan warna puting, hingga keluar cairan dari puting yang terkadang berdarah.


Gejala lainnya yakni puting terlihat cekung, perubahan bentuk dan ukuran payudara, serta pengelupasan kulit di area puting dan payudara.


Tak melulu disebabkan faktor genetik, jenis kanker yang paling banyak dialami wanita ini pula berpotensi besar dipicu gaya hidup. Dikutip dari National Health Service Inggris (NHS), berikut beberapa gaya hidup pemicu kanker payudara yang bisa dihindari para wanita:


1. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah salah satu pemicu terbesar kanker payudara. Tak jarang, wanita yang telah berusia acuh tak acuh soal asupan makan. Padahal bukan cuma perihal barat badan, salah risiko terbesarnya adalah kanker payudara.


Terlebih, jika pengidap obesitas telah mengalami menopause. Pasalnya, semakin parah obesitas pasca menopause, semakin berlebih estrogen diproduksi.


2. Konsumsi alkohol

Bukan lagi rahasia, alkohol memiliki sederet imbas pada tubuh. Salah satu risiko terbesarnya, yakni kanker payudara.


Penelitian oleh National Cancer Institute (NCI) menunjukan, wanita dengan konsumsi alkohol yang rutin memiliki risiko kanker payudara jauh lebih besar dibandingkan yang jarang dan tidak minum sama sekali.


3. Paparan radiasi

Prosedur medis seperti sinar-X dan CT scan menggunakan radiasi. Pada kadar penggunaan tertentu, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.


Pada pasien wanita yang menjalani radioterapi di area dada untuk limfoma Hodgkin, tak ada salahnya melakukan check up lebih lanjut untuk melihat potensi kanker payudara.

https://tendabiru21.net/movies/elysium-3/


Diduga Terkait Varian Delta, Sejumlah Pasien COVID-19 di India Diamputasi


Varian B1617.2 atau yang kini disebut varian Delta diduga menyebabkan sederet gejala yang lebih berat dibanding gejala-gejala yang sebelumnya dilaporkan. Gejala tersebut mencakup gangguan pendengaran, masalah lambung, hingga pembekuan darah yang berujung amputasi.

"Kami membutuhkan lebih banyak penelitian ilmiah untuk menganalisis apakah presentasi klinis yang lebih baru ini terkait dengan B1617 atau tidak," kata Abdul Ghafur, dokter penyakit menular di Rumah Sakit Apollo di Chennai, dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/6/2021).


"Tahun lalu, kami pikir kami telah belajar tentang musuh baru kami, tetapi itu berubah. Virus ini telah menjadi sangat tidak terduga," lanjutnya.


Berdasarkan rekapan oleh dokter-dokter di India, gejala yang dialami pasien COVID-19 mencakup sakit perut, kehilangan nafsu makan, gangguan pendengaran, dan nyeri sendi.


Namun kini dilaporkan, beberapa pasien mengalami mikrotrombus atau gumpalan darah yang menyebabkan kematian jaringan. Ahli jantung di Mumbai, Ganesh Manudhane mengaku, telah menangani 8 pasien dengan komplikasi trombotik di Rumah Sakit Seven Hills selama 2 bulan terakhir. 2 di antaranya harus menjalani amputasi jari atau kaki.


"Saya melihat 3 hingga 4 kasus sepanjang tahun lalu, dan sekarang menjadi satu pasien dalam seminggu," kata Manudhane.

https://tendabiru21.net/movies/elysium-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar