Sabtu, 19 Desember 2020

Mengenal Richard Li, Orang Kaya Hong Kong di Balik Rencana IPO Tokopedia

 Perusahaan e-commerce Indonesia, Tokopedia dikabarkan bakal melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Nama taipan Hong Kong, Richard Li belakangan sering disebut karena diduga berada di balik rencana tersebut.

Richard Li disebut sudah menjadi investor minoritas di Tokopedia lewat perusahaan investasinya Pacific Century Group. Dia juga disebut berada di balik Bridgetown Holdings, perusahaan investasi asal Hong Kong yang dikabarkan sedang mempertimbangkan merger dengan Tokopedia.


Siapa dia? Dikutip dari Forbes, Jumat (18/12/2020), Richard Li merupakan orang terkaya ke-20 di Hong Kong. Kekayaan bersihnya mencapai US$ 4,5 miliar atau setara Rp 63,45 triliun (kurs Rp 14.100/US$).


Pria berusia 54 tahun itu merupakan anak bungsu dari orang terkaya kedua di Hong Kong, Li Ka-Shing. Saat ini Richard Li menjadi pemimpin di Pacific Century Group yang merupakan perusahaan investasi, juga memiliki minat dalam bisnis mencakup layanan keuangan, teknologi dan properti.


Pacific Century Group juga memiliki sebagian besar perusahaan asuransi jiwa FWD yang beroperasi di tujuh negara di Asia termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, FWD masuk pada November 2012 melalui kerja sama dengan mitra strategis PT Finansial Wiramitra Danadyaksa. Di Indonesia, kegiatan operasional FWD diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


FWD Group semula merupakan bagian dari portofolio bisnis sang ayah, namun pada 2014 bisnis asuransi tersebut dihibahkan ke Richard Li.


Sumber kekayaan Richard Li juga berasal dari kerajaan telekomunikasi yakni PCCW, sebuah perusahaan berbasis di Hong Kong yang mengendalikan operator telepon seluler terbesar di negara tersebut.


Pada Juli 2019, FWD mengakuisisi bisnis asuransi jiwa Siam Commercial Bank senilai US$ 3 miliar atau setara Rp 42,3 triliun. Dilansir dari Bloomberg, apabila Tokopedia dan Bridgetown bergabung, kemungkinan perusahaannya akan memiliki valuasi pasar sebesar US$ 8-10 miliar yang setara Rp 112-141 triliun.

https://tendabiru21.net/movies/the-returning-2/


Ini Tips Siapkan Rencana Keuangan di Tahun 2021


Tahun 2020 segera berakhir dan sebentar lagi kita akan menyongsong tahun baru. Berhasil melewati tahun 2020 dengan segala naik dan turunnya adalah suatu pencapaian yang luar biasa.

Perjuangan melalui pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 sampai saat ini, berdampak pada berbagai sektor kehidupan, tak cuma kesehatan, tapi juga keuangan.


Kini, saatnya kita mengevaluasi kondisi keuangan di tahun 2020 sebagai acuan dalam membuat perencanaan keuangan di tahun 2021.


Generasi Milenial Tak Siap Hadapi Krisis


Menurut CEO Big Alpha Tirta Prayudha kita harus lebih sadar akan pentingnya dana darurat. Generasi milenial, belum pernah menghadapi krisis. Ketika terjadi krisis di tahun 1998, generasi milenial masih sangat kecil, sehingga belum benar-benar merasakan dampak krisis.


Setelah itu, kita juga selalu hidup dalam kondisi perekonomian yang baik-baik saja, cenderung terus meningkat. Tirta mengatakan bahwa hal ini membuat milenial tidak punya sense of crisis.


"Sebelum tahun 2020, generasi milenial punya prinsip YOLO atau You Only Live Once. Mau jajan, belanja, liburan, dan lain sebagainya bisa," ujar Tirta dalam keterangannya, Jumat (18/12/2020).


Setelah datangnya krisis di tahun 2020, generasi milenial kehilangan pekerjaan, tidak punya tabungan, dan tidak punya dana darurat. Barulah saat itu mulai berpikir mengenai pentingnya dana darurat dan perencanaan keuangan.


"Mudah-mudahan tahun 2020 menjadi pelajaran buat generasi milenial dan generasi Z bahwa krisis itu tidak enak dan bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lama," harapnya.

https://tendabiru21.net/movies/the-returning/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar