Belakangan ini diketahui bahwa varian baru virus Corona dari Inggris telah menyebar ke sejumlah negara. Jenis baru virus Corona ini disebut-sebut 70 persen lebih menular dan menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Inggris.
Jenis varian baru virus Corona ini diberi nama 'VUI - 202012/01' karena varian pertama yang diselidiki pada bulan Desember. Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris menyebutkan bahwa varian baru virus Corona ini tumbuh lebih cepat dari varian sebelumnya.
Selain itu, Kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa varian baru Corona ini juga ditemukan di Denmark dan Belanda.
"Kami memahami bahwa varian ini telah diidentifikasi juga di Denmark, di Belanda dan ada satu kasus di Australia dan tidak menyebar lebih jauh di sana," katanya kepada BBC dalam wawancara yang direkam sebelumnya.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut dua negara lainnya yang terkena sebaran varian baru virus Corona dari Inggris, selain Denmark dan Belanda:
1. Italia
Varian baru Corona dari Inggris telah tersebar ke Italia. Hal ini terbukti dari adanya pasien yang terkena varian baru virus Corona ini.
"Italia telah mendeteksi seorang pasien yang terinfeksi jenis baru virus corona yang juga ditemukan di Inggris," kata kementerian kesehatan dikutip dari Reuters.
Pasien tersebut baru kembali dari Inggris beberapa hari terakhir. Ia mendarat di bandara Fiumicino Roma dan saat ini tengah menjalani isolasi.
2. Australia
Negara Kangguru ini juga terkena dampak penyebaran varian baru virus Corona. Dua pelancong dari Inggris yang terbang ke negara bagian South Wales, Australia, ditemukan 'membawa' varian virus tersebut.
Saat ini, kedua pelancong tersebut sedang menjalani karantina. Pihak kesehatan setempat juga menyatakan bahwa kasus ini tidak ada kaitannya dengan lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Sydney.
https://maymovie98.com/movies/savage-grace/
Rapid Test Antigen Bikin Bingung: Positif Vs Reaktif, Bedanya Apa Sih?
Ada banyak istilah seputar COVID-19 yang bikin bingung, termasuk soal hasil rapid test antigen. Di beberapa tempat, hasilnya dinyatakan sebagai 'positif' atau 'negatif' dan di tempat lain disebut 'reaktif' atau 'nonreaktif'.
Selama ini, hasil 'positif' atau 'negatif' didapatkan dari tes PCR (polymerase chain reaction) atau PCR swab. Sementara itu, hasil 'reaktif' atau 'nonreaktif' didapat dari rapid test, dalam hal ini adalah rapid test antibodi atau serologi.
Kalau rapid test antigen, positif atau reaktif? Negatif atau nonreaktif?
Rapid test antigen ini memang unik. Berbeda dengan rapid test pada umumnya yang mendeteksi antibodi atau jejak respons imun, jenis tes ini mendeteksi antigen yang merupakan protein yang disandi oleh genetik virusnya sendiri. Karenanya, hasilnya lebih mirip tes PCR. Pengambilan sampelnya pun mirip PCR, yakni menggunakan swab hidung atau tenggorokan.
"Tes antigen itu kan langsung virusnya yang dicari. Jadi lebih tepat positif atau negatif. Sama seperti PCR, kalau PCR kan deteksi materi genetik si virus jadi bukan bayangannya (antibodi)," jelas pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Kamis (24/12/2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar