Kamis, 29 April 2021

Ganasnya Wabah COVID-19 di India dan Potensi Dampak untuk Indonesia

 Ganasnya gelombang tsunami COVID-19 di India menjadi perhatian dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa negara lain ramai-ramai mengirimkan bantuan suplai medis, termasuk di antaranya oksigen yang banyak dibutuhkan oleh para pasien COVID-19.

Per hari India bisa melaporkan lebih dari 300.000 kasus COVID-19 dengan kematian mencapai 2.000 sampai 3.000. Jenazah bahkan sampai harus mengantre berjam-jam karena tempat kremasih penuh.


"Anak lima tahun, 15 tahun, 25 tahun semuanya dikremasi. Ada juga pasangan yang baru menikah. Sangat sulit disaksikan," komentar Jitender Singh Shunty dari organisasi nirlaba medis Shaheed Bhagat Singh Sewa Dal beberapa waktu lalu.


Kondisi yang mengenaskan di India ini mungkin kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah ada dampaknya untuk Indonesia?


Baca juga: India Diamuk Badai COVID-19, Masih Ada Saja Lautan Manusia karena Kampanye

Epidemiolog dr Pandu Riono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menjelaskan potensi dampaknya adalah penyebaran varian virus Corona yang lebih luas. Semakin kasus tidak terkendali maka virus akan semakin punya lebih banyak kesempatan untuk bermutasi.


Di India varian yang mulai mendominasi adalah B117 dari Inggris. Lalu kemudian juga ada varian mutan ganda lokal B1617. Kedua varian ini disebut-sebut bersifat lebih mudah menular.


"Virus yang ada di Indonesia B117 itu sudah masuk sejak awal tahun. Ternyata beberapa orang sudah ditemukan dan yang mengagetkan adalah orang yang mengandung virus itu ternyata tidak bepergian ke luar negeri. Artinya sudah terjadi penularan lokal," kata Pandu

Jadi jangan sangka kejadian di India tidak mungkin terjadi di Indonesia. Apalagi B117 ini di dunia sudah mendominasi," lanjutnya.


Dengan melihat apa yang saat ini terjadi di India, maka harapannya Indonesia bisa melakukan langkah pencegahan.


"Indonesia sekarang mulai gantian nih. Virus lamanya berkurang, virus baru pelan-pelan bertambah karena terus terjadi penularan. Supaya tidak terlalu banyak seharusnya sekarang benar-benar genjot 3M dan 3T tadi karena dengan itu cara itu kita bisa menekan penularan," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/boboiboy-the-movie/


Kisah Wanita yang Kakinya Digerogoti Bakteri Pemakan Daging hingga Koma


- Lou Trott, wanita berusia 51 tahun asal Westbury, Inggris, hampir kehilangan nyawa karena kakinya 'habis' digerogoti oleh bakteri saat berenang di laut.

Semua berawal dari perjalanan liburannya ke Mallorca pada musim panas 2019. Waktu itu, ia sempat tersandung dan tak sengaja melukai lututnya. Karena lukanya ia anggap kecil, ia dengan santai masih berenang di laut tak lama setelah insiden tersebut.


Namun setelah kembali ke kota asal, luka pada lutut Lou terasa amat sakit. Lantaran rasa sakitnya menjadi-jadi, ia dilarikan ke rumah sakit dan langsung diberi penanganan di ICU.


Rupanya, kaki Lou diserang bakteri pemakan daging necrotising fasciitis saat berenang di laut dalam keadaan luka kecil di lututnya menganga.


"Pengalaman di ICU, walau para dokter dan perawat luar biasa, pengalaman itu sangat traumatis. Saya bisa mendengar perawat berbicara dengan keluarga saya soal amputasi. Saya tidak bisa membedakan yang mana nyata dan mana yang tidak," ujarnya, dikutip dari Metro UK, Rabu (28/4/2021).


Tak diduga, masuknya bakteri ke sistem jaringan tubuh membuat Lou menderita sepsis atau gagal organ multipel. Akibatnya, ia sempat koma selama 7 hari.

https://maymovie98.com/movies/task-force/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar