Berbuka puasa dengan takjil atau makanan ringan umumnya tidak pernah terlewatkan di bulan Ramadhan. Selain minuman manis, takjil menjadi menu wajib untuk menemani waktu berbuka.
Hanya saja, meski rasanya enak, kebanyakan takjil yang disediakan di meja makan sebagai menu berbuka umumnya merupakan makanan yang tidak sehat. Apa saja takjil yang sebaiknya dihindari saat berbuka puasa?
Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, berikut 3 jenis takjil yang sebaiknya dihindari saat berbuka puasa.
Gorengan
Salah satu menu yang paling digemari orang Indonesia untuk berbuka adalah gorengan. Namun, sebaiknya kamu menghindari konsumsi gorengan untuk berbuka. Pasalnya, gorengan merupakan makanan dengan kandungan tinggi lemak, terutama lemak jenuh yang bisa menyebabkan obesitas, kolesterol tinggi, stroke, dan sakit jantung.
Namun, apabila kamu merasa kurang afdol jika tidak ada gorengan saat berbuka, dokter spesialis gizi dr Diana F Suganda, SpGK, MKes dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan bahwa boleh mengonsumsi gorengan saat berbuka, namun intensitasnya harus dikurangi dan tidak boleh berlebihan.
Kolak
Kolak juga menjadi hidangan favorit banyak orang saat berbuka. Selain karena rasanya manis dan enak, isiannya yang beraneka ragam membuatnya semakin digemari. Meski demikian, kolak mengandung banyak gula yang tinggi kalori. Selain itu, kandungan santan yang ada pada kolak juga berpotensi menjadi lemak jenuh. Apabila dikonsumsi setiap hari, maka takjil ini berisiko menyebabkan obesitas dan diabetes.
Es buah
Meminum es buah saat berbuka puasa memang menyegarkan, terutama untuk melepas dahaga. Akan tetapi, kandungan sirup, gula, dan susu kental manis yang terdapat pada es buah mengandung tinggi kalori yang bisa menyebabkan kegemukan. Meski kandungan gula pada es buah bisa menggantikan kadar glukosa yang hilang, sebaiknya es buah dihindari atau tidak dikonsumsi berlebihan.
https://trimay98.com/movies/chasing/
Banyak Planet Berair Mirip Bumi, Bisa Dihuni?
Galaksi Bima Sakti punya banyak planet yang berair. Unsur air kemungkinan besar hadir selama pembentukan lebih banyak planet seperti Bumi, sehingga meningkatkan harapan akan keberadaan exoplanet yang lebih layak huni di Bima Sakti.
Dalam sebuah studi terbarunya para peneliti dari GLOBE Institute di University of Copenhagen, Denmark, mengungkapkan bahwa seperti Planet Bumi, Venus, dan Mars yang diciptakan dari partikel debu kecil yang mengandung es dan karbon, kemungkinan ada lebih banyak planet berair yang serupa.
Sebabnya, unsur air yang berwujud cair adalah elemen dasar yang mendukung adanya kehidupan. Untuk diketahui, molekul air H2O ditemukan di mana-mana di galaksi kita. Jadi, ada kemungkinan besar bahwa planet lain mungkin telah terbentuk dengan cara yang sama seperti Bumi, Mars, dan Venus.
Untuk mendukung temuan tersebut, Anders Johansen dan timnya melakukan analisis tentang bagaimana planet terbentuk. Setelah melakukan penelitian secara menyeluruh, mereka menyimpulkan bahwa sebagian besar planet dibentuk oleh partikel debu es dan karbon berukuran milimeter, yang mengorbit di sekitar semua bintang muda di Bima Sakti. Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, partikel yang sama bertambah dalam pembentukan planet Biru yang kita sebut Bumi.
"Sampai titik di mana Bumi telah tumbuh hingga 1% dari massanya saat ini, planet kita tumbuh dengan menangkap massa kerikil yang diisi dengan es dan karbon," kata Johansen yang memimpin penelitian ini, dikutip dari Republic World.
Bumi membutuhkan waktu hampir lima juta tahun untuk terbentuk seperti yang kita kenal sekarang. Suhu di permukaan meningkat tajam, menyebabkan es di kerikil menguap saat turun ke permukaan sehingga saat ini, hanya 0,1% dari planet ini yang terdiri dari air, meski 70% permukaan Bumi tertutup air," sambungnya.
Dia menambahkan, timnya mengajukan teori 'pertambahan kerikil', yang diteliti secara ekstensif selama lebih dari 10 tahun. Teori tersebut menyatakan bahwa planet-planet secara bertahap meningkat dalam ukuran menjadi lebih layak huni dan luas dengan mengelompok bersama.
https://trimay98.com/movies/american-pie-presents-the-naked-mile/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar