Sabtu, 24 April 2021

Zyrex Rilis Duo Chromebook, Diklaim Cocok Buat Belajar Online

 Setelah merilis laptop dengan prosesor Qualcomm Snapdragon, kini Zyrex merilis dua laptop baru berbasis Chromebook.

Menurut Direktur Utama Zyrexindo Mandiri Buana Timothy Siddik, dua Chromebook ini dirilis untuk keperluan belajar online pelajar di Indonesia. Dua tipe Chromebook itu adalah M432 dan 360.


Kedua Chromebook ini ditargetkan untuk para pelajar maupun pekerja kantoran yang masih belajar atau bekerja dari rumah.


Menurut Timothy, penggunaan Chromebook di kalangan pelajar saat ini sudah masif terjadi di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. Ia pun menyebut Australia baru-baru ini memproduksi 1,2 juta Chromebook untuk warganya.


Indonesia sendiri menurutnya punya kesempatan memproduksi Chromebook untuk mememuni kebutuhan laptop warga Indonesia.


"Kepemilikan laptop di Indonesia masih rendah dan tertinggal dari negara lain. Misalnya Malaysia yang tingkat kepemilikan laptopnya sebesar 60%," ujar Timothy dalam jumpa pers virtual, Selasa (13/4/2021).


Perbedaan utama antara Zyrex M432 dan 360 adalah kemampuan layar sentuh dan bisa diputar 360 derajat yang dimiliki oleh varian Zyrex 360. Kedua varian ini tentunya dilengkapi dengan webcam untuk keperluan konferensi video.


Sementara soal spesifikasi, kedua Chromebook ini terbilang mirip. Prosesornya adalah Intel N4020 dual core 2,8GHz dan Cache 4MB. sementara RAM-nya berkapasitas 4GB DDR4 dan storage eMMC 32GB dan grafis Intel UHD Graphic 600.


Perbedaan layar sentuh dan kemampuan diputar 360 derajat ini membuat harga Zyrex 360 dan M432 terpaut Rp 1,5 juta. Zyrex 360 harganya adalah Rp 8 juta sementara M432 harganya Rp 6,5 juta. Keduanya dijual mulai Juni 2021 mendatang.

https://tendabiru21.net/movies/rumah-gurita/


Kanada Susul Elon Musk-Jeff Bezos Selimuti Bumi dengan Internet


 Telesat, salah satu operator satelit global besar asal Kanada, ikut dalam perlombaan meluncurkan konstelasi satelit orbit rendah Bumi (low earth orbit/LEO) untuk menyediakan akses broadband dari luar angkasa. Ia bersaing dengan dua miliarder teknologi Elon Musk dan Jeff Bezos.

Seperti diketahui, kedua miliarder ini dikenal dengan proyek internet satelitnya masing-masing. Musk sudah meluncurkan konstelasi Starlink sedangkan Bezos merencanakan LEO yang disebut Proyek Kuiper.


"Konstelasi LEO Telesat adalah 'cawan suci' bagi para pemegang saham Telesat. Proyek internet satelit adalah sebuah keunggulan kompetitif yang berkelanjutan untuk pengadaan broadband global," kata CEO Telesat Dan Goldberg penuh percaya diri.


Dikutip dari The Globe and Mail, Selasa (13/4/2021) layanan internet LEO Telesat dibanderol dengan harga jauh terjangkau dibandingkan milik Elon Musk dan Jeff Bezos, dan perusahaan tersebut telah berkecimpung di layanan satelit puluhan tahun lebih lama ketimbang SpaceX dan Amazon. Selain itu, alih-alih berfokus pada pasar konsumen seperti SpaceX dan Amazon, Telesat mencari klien bisnis yang berkantong tebal.


Goldberg berterus terang mengatakan dirinya sering kurang tidur pada enam tahun lalu ketika menyadari model bisnis perusahaannya dalam bahaya. Ancaman datang dari kepopuleran Netflix dan layanan streaming video yang melesat, serta kabel serat optik yang menjamin konektivitas internet secepat kilat.


Sebanyak 15 satelit geostasioner (GEO) Telesat menyediakan layanannya untuk penyiar TV, penyedia layanan internet, dan jaringan pemerintah, yang semuanya semakin khawatir tentang latensi dari sinyal pantulan pengorbit yang berjarak lebih dari 35.000 km di atas bumi.


Kemudian pada tahun 2015, dalam penerbangan pulang dari sebuah konferensi industri di Paris yang membahas latensi sebagai tema utamanya, Goldberg pun menuliskan ide awalnya tentang konstelasi LEO di serbet makan maskapai Air Canada yang ditumpanginya.


Ide-ide tersebut akhirnya mengarah pada konstelasi LEO Telesat, yang dijuluki Lightspeed, dan akan mengorbit sekitar 35 kali lebih dekat ke Bumi daripada satelit GEO. Konstelasi Lightspeed akan menyediakan konektivitas internet dengan kecepatan yang mirip dengan serat optik.


Peluncuran pertama konstelasi Lightspeed Telesat direncanakan pada awal 2023. Telesat harus bergerak cepat dan lebih inovatif, karena sementara ini, di orbit sudah ada sekitar 1.200 satelit Starlink milik Elon Musk. Konstelasi Lightspeed diperkirakan menghabiskan biaya setengah dari proyek satelit internet SpaceX dan Amazon senilai USD 10 miliar.


Analis senior Caleb Henry dari Quilty Analytics mengatakan, fokus Telesat pada klien bisnis sudah benar. Pengalaman Telesat di industri ini juga dapat memberikan keunggulan.

https://tendabiru21.net/movies/magnificent-warriors/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar