- Vivo mengatakan siap membantu proses investigasi insiden kebakaran kargo smartphone mereka di Hong Kong. Mereka menegaskan komitmen menjaga kualitas produk.
Kepada detikINET, Vivo mengatakan sudah menerima laporan pengiriman barang produk Vivo terbakar di apron parkir Bandara Internasional Hong Kong pada tanggal 11 April 2021. Hal ini jadi perhatian utama mereka.
Kami memberikan perhatian tinggi pada hal ini dan segera membentuk tim khusus untuk bekerja sama dengan otoritas lokal terkait untuk mencari tahu penyebabnya," kata Vivo kepada detikINET, Selasa (13/4/2021)
Vivo mengatakan akan memberikan pernyataan lanjutan juga sudah ada perkembangan terbaru. Terkait hal itu, Vivo menegaskan komitmen mereka untuk memastikan konsumen mendapatkan smartphone yang aman dan berkualitas.
"Kami akan terus memberi Anda informasi terkini tentang isu ini dan memastikan bahwa produk kami yang sampai di tangan konsumen memiliki standar keamanan dan kualitas tinggi," kata mereka.
Sebelumnya, maskapai Garuda Indonesia mengeluarkan pengumuman Cargo Information Notice. Mereka mengumumkan larangan pengiriman kargo smartphone Vivo semua tipe. Hal ini terkait kejadian kebakaran di Bandara Hong Kong.
Embargo pengiriman ini sampai ada hasil dari proses investigasi oleh otoritas Bandara Hong Kong. Meski begitu, kargo berupa suku cadang tanpa baterai lithium tetap bisa dikirimkan.
The Standard Hong Kong memberitakan kargo ini tadinya mau diterbangkan ke Bangkok, Thailand. Api muncul pukul 05.08 pagi waktu Hong Kong ketika kargo sudah di tarmac menunggu loading ke lambung pesawat. Api dipadamkan dalam 40 menit.
https://tendabiru21.net/movies/saus-kacang/
Free Fire Kalahkan PUBG Mobile Sebagai Game Mobile Terlaris di AS
- Free Fire kalahkan PUBG Mobile dari segi pendapatan di AS selama Q1 2021. Free Fire diperkirakan menghasilkan hingga USD 100 juta (sekitar 1,4 triliun rupiah).
Garena Free Fire telah mengambil alih gelar sebagai game Battle Royale mobile terlaris dari PUBG Mobile milik Tencent. Hal ini berdasarkan revenue yang didapatkan dari pemain di Amerika Serikat selama Q1 2021.
Garena Free Fire menghasilkan pendapatan sekitar USD 100 juta selama kuartal terakhir. Pendapatan ini meningkat hampir 4,5 kali lipat dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal tersebut cukup menempatkan game Battle Royale milik Garena di posisi satu di atas PUBG Mobile yang berhasil mengumpulkan USD 68 juta (sekitar 952 miliar rupiah), dilansir detikINET dari Sensor Tower, Selasa (13/4/2021).
Kemudian di urutan ketiga ada Call of Duty Mobile dari Activision yang berhasil mengumpulkan pendapatan dari pemain sebesar USD 62 juta (sekitar 908 miliar rupiah), meningkat hingga 80 persen dibandingkan tahun lalu. Selanjutnya ada Zooba di posisi keempat dengan penghasilan USD 4 juta (sekitar 58 miliar rupiah) dan Bullet Echo posisi kelima dengan pendapatan USD 1 juta (sekitar 14 miliar rupiah).
Untuk peningkatan pasar game dengan genre Battle Royale di Amerika Serikat sendiri tumbuh 42 persen dibandingkan tahun lalu, menjadi USD 239 juta (sekitar 3,5 triliun rupiah) selama Q1 pada tahun 2021. Hal ini terlepas dari penghapusan Fortnite dari Epic Games dari App Store dan Google Play pada Agustus 2020.
Selama Q1 2020, Fortnite telah menghasilkan USD 43,6 juta (sekitar 639 miliar rupiah). Namun setelah game tersebut dihapus, CODM dan Garena Free Fire tampaknya menerima dampak positif dari kekosongan pasar yang telah diciptakan Fortnite.
Namun bila perhitungannya berdasarkan total pendapatan secara global, PUBG Mobile bersama dengan Game For Peace memimpin pada Q1 2021. Nominalnya naik USD 774,4 juta (sekitar 11,3 triliun rupiah), meningkat 3,2 persen dari tahun sebelumnya.
Sedangkan Garena Free Fire berada di peringkat dua, dengan pendapatan USD 254,6 juta (sekitar 3,7 triliun rupiah), naik 80,8 persen. Lalu Call of Duty: Mobile berada di peringkat tiga dengan pendapatan sekitar USD 182 juta (sekitar 2,6 triliun rupiah), naik 127 persen dari tahun sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar