Banyak hal baru bisa ditemui saat melancong ke luar negeri, seperti di Korea Selatan. Salah satunya adalah love hotel.
Apa yang kalian bayangkan kalau mendengar love hotel? Seperti diketahui, love hotel adalah hotel yang dikhususkan untuk bercinta. Plus, dilengkapi dengan berbagai alat bantu seks dan lainnya.
Saat bepergian ke Korea Selatan beberapa waktu lalu, saya menjajal love hotel. Bukan di ibukota Korsel, Seoul, melainkan di kota kecil, Yeongam.
Jarak Yeongam dengan Seoul sekitar 5 jam kalau ditempuh dengan perjalanan darat dengan mobil. Sementara kalau naik kereta, sekitar 2-3 jam saja.
Yeongam bukan kota besar di Korsel. Kota ini dulunya hidup karena ada balapan Formula 1, dengan Yeongam International Circuit yang menjadi venuenya. Balapan jet darat itu terakhir mampir di Korsel pada 2013.
Salah satu kekurangan Yeongam untuk menyelenggarakan F1 ya karena kurang fasilitas pendukung, salah satunya hotel. Kalau ada acara, balapan misalnya, hotel biasa jelas bakalan fullbook.
Saya menjajal salah satu love hotel di Yeongam, Samho Hotel namanya. Secara kasat mata, hotel jenis ini sudah berbeda.
Privasi tamu jelas menjadi hal utama untuk hotel tipe ini. Sejak pintu masuk, sudah ada tirai seperti kalau di tempat cuci mobil otomatis.
Kalau malam hari, love hotel juga mempunyai banyak lampu. Jadi dari kejauhan sudah tampak jelas.
Garasi di hotel ini juga ada tepat di bawah kamar. Jadi kalau mau check in, mobil langsung parkir di bawah kamar lengkap dengan rolling door di mukanya. Untuk masuk ke kamar bisa diakses dengan tangga di samping garasi.
Cara check-in juga bisa menggunakan vending machine. Kontak dengan resepsionis memang sangat minim, cuma untuk meminta barang yang dibutuhkan.
Tarifnya tergantung berapa jam kita menyewa. Namanya ya hotel short time, durasinya mulai 3 jam sampai 12 jam. Tarif termurah 25.000 won (sekitar Rp 300 ribu) sampai termahal 60.000 won (sekitar Rp 600 ribu).
Apa bedanya dengan hotel biasa? Tak ada perbedaan secara signifikan. Secara kasat mata, cuma tak ada lemari untuk menaruh pakaian atau koper.
Kalau untuk fasilitas, bed yang disediakan tipe double. AC, televisi, dan meja rias juga sama seperti hotel pada umumnya.
Hal berbeda lainnya tampak pada amenities hotelnya. Dalam satu pouch, ada beragam barang. Isinya dari masker, minyak pijat, sikat gigi, alat cukur, sisir hingga alat kontrasepsi.
Perbedaan lainnya tak ada restoran di hotel jenis ini. Di meja tamu malah ada berbagai macam aksesori seperti lingerie dan lain-lain. Harganya antara 4.000 Won hingga paling mahal 20.000 Won
Yang patut dicatat, love hotel bukan seperti red district atau lokalisasi. Jadi, kalau cuma untuk menginap saja ya tidak masalah. Seperti saya yang kala itu kehabisan hotel di Yeongam, sehingga harus bermalam di sini. Sama saja kok kayak menginap di hotel pada umumnya. Jangan lupa membeli makanan untuk sarapan.
Lagi Viral Toilet Tanpa Sekat, Yuk Intip Museum Toilet
Netizen dihebohkan dengan toilet tidak bersekat di Stasiun Ciamis. Nah, traveler sudah tahu belum kalau toilet juga ada museumnya? Intip di sini deh.
Media sosial dihebohkan dengan dengan toilet Stasiun Ciamis yang tanpa sekat. Faktanya, toilet tersebut masih dalam pengerjaan dan nantinya akan diberi sekat seperti desain awal.
Bicara soal toilet, di beberapa negara toilet bisa menjadi saranan edukasi dan dijadikan museum. Penasaran di mana saja? detikcom telah merangkum negara-negara yang memiliki museum dari bangunan toilet dan peturasan.
1. Islandia
Bukan toilet biasa, di Islandia toilet umum diubah menjadi Museum Punk. Museum ini dibuat untuk mengenang tentang perkembangan punk di Islandia yang muncul pada akhir 1970-an sampai awal tahun 1990-an.
Ukuran dari Museum Punk ini terbilang mini, karena awalnya adalah sebuah toilet umum. Museum ini dibuka pada bulan November 2016 lalu.
Berada di bawah tanah, museum ini memiliki semua pameran tentang punk mulai dari koleksi foto, poster, uang kertas, instrumen, peralatan panggung dan video streaming dari klub klasik. Koleksi pertunjukan band-band punk seperti Sigur Ros membuat museum ini makin menarik
Interior toilet dari museum ini pun dibiarkan begitu saja. Toilet dan wastafel membuat museum ini makin terlihat eksentrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar